Soal boikot Bali, Gubernur minta warga tak takut dan ingat Tri Sakti
Merdeka.com - Gubernur Bali Made Mangku Pastika, mengingatkan bahwa soal ancaman 'Boikot Bali' agar tidak diambil pusing. Gubernur berharap masyarakat Bali tetap menekankan Tri sakti.
Katanya, soal ancaman dan penolakan hukuman mati bagi terpidana narkoba Myuran dan Chan, dianggapnya hal biasa dan tak perlu diambil pusing. "Jangan diambil pusing, demo penolakan itu biasa apalagi mau boikot. Terlalu berlebihan yang dilakukan segelintir oknum," ungkap Pastika, Senin (16/2) di Denpasar Bali.
Pastika mengingatkan kepada masyarakat bahwa persoalan ini adalah persoalan harga diri bangsa dan martabat hukum di negara Indonesia. Katanya, masing-masing negara punya kedaulatan yang tidak dapat dicampuri oleh negara manapun.
-
Siapa saja korban tragedi Trisakti? Keempat mahasiswa yang meninggal dunia adalah Elang Mulia Lesmana, Heri Hertanto, Hafidin Royadin, dan Hendrawan Sie.
-
Kenapa tragedi Trisakti terjadi? Mereka terbunuh oleh tembakan aparat polisi yang berjaga.
-
Dimana tragedi Trisakti terjadi? Aksi unjuk rasa mahasiswa Universitas Trisakti pada 12 Mei 1998 menjadi salah satu gerakan yang masih diingat sampai saat ini.
-
Apa yang terjadi di Trisakti? Pasalnya, sejumlah mahasiswa tewas dalam unjuk rasa tersebut.
-
Siapa saja yang disebut sebagai Wali Pitu Bali? Habib Toyyib Zaen menyebut Wali Pitu Bali yakni sebagai berikut:1. Raden Mas Sepuh/Pangeran Mangkuningrat (Keramat Pantai Seseh, Kabupaten Badung)2. Habib Umar bin Maulana Yusuf Al Maghribi (Keramat Bukit Bedugul, Kabupaten Tabanan)3. Habib Ali bin Abu Bakar bin Umar bin Abu Bakar Al Hamid di (Keramat Pantai Kusamba, Kabupaten Klungkung)4. Habib Ali Zainal Abidin Al Idrus (Keramat Bungaya, Kabupaten Karangasem) 5. Syekh Maulana Yusuf Al Baghdi Al Maghribi (Keramat Karangasem)6. Syekh Abdul Qodir Muhammad (Keramat Karangrupit, Kabupaten Buleleng)7. Habib Ali bin Umar Bafaqih (Keramat Loloan Barat, Kabupaten Jembrana).
-
Kapan tragedi Trisakti terjadi? Aksi unjuk rasa mahasiswa Universitas Trisakti pada 12 Mei 1998 menjadi salah satu gerakan yang masih diingat sampai saat ini.
"Ingat Tri sakti, berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi dan bermartabat di bidang kebudayaan," ungkapnya, dan meyakinkan bahwa ancaman tersebut tidak mengganggu pariwisata di Bali.
"Jangan terlalu ditanggapi serius, tidak ada pengaruhnya dengan pariwisata," imbuhnya. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mas Adi menyampaikan bahwa masyarakat saat ini masih mempunyai semangat yang tinggi untuk nguri nguri budaya.
Baca SelengkapnyaMega menanyakan, apakah TNI siap mengahadapi jika ada musuh asing datang menyerang
Baca SelengkapnyaMegawati meminta Provinsi Bali tidak hanya berfokus kepada urusan pariwisata saja.
Baca SelengkapnyaSeorang anggota polisi berpangkat bintara menggunakan gelang tridatu di tangannya.
Baca SelengkapnyaKekaguman ini disampaikan Paus Fransiskus di Istana Negara Jakarta.
Baca SelengkapnyaMenurut Koster, teknologi modern boleh berkembang tapi jangan sampai kehilangan budaya dan adat istiadat.
Baca SelengkapnyaHUT ke 236 Kota Denpasar mengangkat tema "Ajibinaya”.
Baca SelengkapnyaKetum PDIP Megawati Soekarnoputri berbicara keras tentang intimidasi yang dilakukan aparat kepolisian maupun tentara kepada rakyat di tahun politik Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaPenting membangun komunikasi lintas agama untuk mengurangi ketegangan dan meningkatkan pemahaman antarumat beragama.
Baca SelengkapnyaDengan perilaku toleransi tinggi, Indonesia diyakini kebal dengan serangan paham radikal terorisme ingin pecah belah NKRI.
Baca SelengkapnyaMenurut Prabowo, hal itu merusak keindahan alam Bali.
Baca SelengkapnyaKetum PDIP Megawati Soekarnoputri meminta untuk tidak menjadi pengecut
Baca Selengkapnya