Soal China akan Campur Beberapa Vaksin Covid-19, Pemerintah Tunggu Hasil Uji Klinis
Merdeka.com - Pemerintah China berencana mencampurkan beberapa vaksin Covid-19 yang berbeda untuk meningkatkan efektivitas vaksin Covid-19. Langkah ini dipertimbangkan China usai mengakui kemanjuran vaksin Covid-19 Sinovac rendah.
Berdasarkan hasil uji klinis fase tiga di Brasil, efektivitas vaksin Sinovac hanya 50,4 persen. Sementara hasil analisis interim uji klinis di Bandung menunjukkan efikasi Sinovac sebesar 65,3 persen.
"Tentang adanya rencana pemerintah China mencampur vaksinnya, kita tunggu saja," kata juru bicara vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi dalam konferensi pers, Senin (12/4).
-
Siapa yang terlibat dalam produksi vaksin dalam negeri? Salah satu proyek unggulannya adalah pengembangan Vaksin Merah Putih atau INAVAC yang bekerja sama dengan Universitas Airlangga (Unair).
-
Apa tujuan produksi vaksin dalam negeri? Kemandirian dalam produksi vaksin merupakan salah satu kebijakan utama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam meningkatkan ketahanan kesehatan nasional.
-
Kenapa negara termiskin kesulitan beli vaksin? Ini terlepas fakta bahwa negara termiskin juga berjuang untuk membeli dan meluncurkan vaksin COVID-19 untuk melawan pandemi.
-
Kenapa vaksin dalam negeri penting? Hal ini disampaikannya saat meresmikan fasilitas produksi vaksin PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia di Kabupaten Bogor, pada Rabu (11/9). Menkes Budi menekankan bahwa pengalaman sukses dalam mengembangkan Vaksin Merah Putih menunjukkan betapa krusialnya memiliki berbagai jenis vaksin untuk memastikan keamanan kesehatan masyarakat.
-
Siapa yang mengembangkan vaksin flu pertama? Para ilmuwan mulai mengisolasi virus flu pada tahun 1930-an, dan pada tahun 1940-an, Angkatan Darat AS membantu mensponsori pengembangan vaksin untuk melawan virus tersebut.AS menyetujui vaksin flu pertama untuk penggunaan militer pada tahun 1945 dan untuk penggunaan sipil pada tahun 1946.
-
Bagaimana vaksin cacar api bekerja? Zostavax adalah vaksin cacar api generasi pertama yang telah digunakan sejak 2006. Vaksin ini menggunakan virus varicella-zoster yang dilemahkan untuk merangsang respons kekebalan tubuh terhadap virus tersebut.
Menurut Nadia, mencampurkan beberapa vaksin Covid-19 untuk meningkatkan efektivitasnya harus melalui uji klinis. Dengan uji klinis, inovasi untuk meningkatkan efektivitas vaksin Covid-19 akan diuji.
"Ini kan masih harus melalui berbagai uji klinis untuk memastikan bahwa ide ataupun inovasi ini memiliki efektivitas, memiliki imunogenitas serta efikasi lebih baik mungkin dibanding kondisi saat ini," jelasnya.
Nadia menyebut, pemerintah Indonesia akan mengambil sikap setelah China melakukan uji klinis pencampuran beberapa vaksin Covid-19 berbeda.
"Kita tunggu saja dulu sampai mereka menyelesaikan tahap uji klinisnya sampai dengan tahap publikasi baru kita bisa pertimbangkan apakah jenis tersebut ataupun kebijakan tersebut bisa kita gunakan dalam pelaksanaan vaksinasi kita," tandasnya.
China Gagas Vaksin Covid-19 Digabung
Direktur Pusat Pengendalian Penyakit China Gao Fu dalam jumpa pers dua hari lalu di Kota Chengdu mengakui vaksin Covid-19 buatan negaranya mempunyai efektivitas yang rendah. Pemerintah China mempertimbangkan mengkombinasikan vaksin untuk memberi perlindungan yang lebih baik.
Sejauh ini China sudah mendistribusikan ratusan juta vaksin ke berbagai negara.
"Saat ini sudah dalam pertimbangan apakah kita akan memakai vaksin dari jalur teknis yang berbeda untuk proses imunisasi," kata Gao, seperti dilansir laman Aljazeera, Minggu (11/4).
Efektivitas vaksin Sinovac buatan China dalam mencegah penularan dengan gejala hanya mencapai 50,4 persen, menurut para ahli di Brasil. Sebagai perbandingan, vaksin yang dibuat Pfizer-BioNTech mencapai 97 persen efektivitasnya.
Hingga kini Beijing belum menyetujui vaksin buatan asing untuk digunakan di China.
Gao memang tidak merinci rencana pengubahan strategi pemakaian vaksin lain, namun dia menyebut teknik mRNA yang sudah diuji coba oleh sejumlah produsen vaksin negara Barat, sementara China selama ini membuat vaksin dengan teknologi tradisional.
"Semua harus mempertimbangkan keuntungan vaksin mRNA bagi kemanusiaan," kata Gao. "Kita harus mengikuti ini dengan cermat dan tidak mengabaikannya hanya karena kita sudah punya sejumlah vaksin."
mRNA
Gao sebelumnya pernah mempertanyakan efektivitas vaksin mRNA. Media pemerintah Xinhua sempat mengutip pernyataan Gao pada Desember lalu yang menyebut dia tidak akan mengabaikan efek samping dari vaksin mRNA karena teknik itu baru pertama kali digunakan.
Sejumlah media China dan blog yang membahas kesehatan dan sains juga mempertanyakan keamanan dan efektivitas vaksin Pfizer-BioNTech yang memakai teknik mRNA.
Gao mengatakan hingga 2 April lalu sudah 34 juta warga China mendapat dua dosis vaksin buatan China dan 65 juta baru mendapat satu dosis.
Para ahli mengatakan menggunakan kombinasi vaksin atau imunisasi sekuensial, bisa meningkatkan efektivitas vaksin. Sejumlah uji coba di seluruh dunia kini tengah mencoba kombinasi vaksin.
Para peneliti di INggris kini tengah meneliti kemungkinan kombinasi vaksin Pfizer-BioNTech dengan AstraZeneca. (mdk/gil)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Badan Pengawas Obat Eropa juga telah melarang peredaran vaksin ini.
Baca SelengkapnyaKomnas KIPI sebelumnya mengatakan tidak ada kejadian sindrom TTS setelah pemakaian vaksin Covid-19 AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaBeredar klaim penerima vaksin Covid-19 mRNA akan meninggal dalam 3 atau 5 tahun
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca SelengkapnyaPemerintah berupaya mencegah penyebaran Mpox dengan melakukan vaksinasi yang sudah disetujui WHO dan BPOM.
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaBeredar penyebaran virus mpox merupakan efek samping vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaPenyakit Pernapasan Melonjak di China, WHO Minta Penjelasan
Baca SelengkapnyaVarian tersebut memicu ada peningkatan kasus Covid-19 di Singapura.
Baca SelengkapnyaMenkes angkat bicara mengenai efek samping vaksin Covid-19 AstraZeneca
Baca SelengkapnyaHinky mengatakan, vaksin AstraZeneca sudah melewati tahap uji klinis tahap 1 hingga 4.
Baca Selengkapnya