Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Soal Data Covid-19, Gugus Tugas Sumsel Cuma Boleh Langsung Umumkan Pasien Negatif

Soal Data Covid-19, Gugus Tugas Sumsel Cuma Boleh Langsung Umumkan Pasien Negatif Gubernur Sumsel Herman Deru. ©2020 Merdeka.com

Merdeka.com - Sinkronisasi data pasien positif Covid-19 antara pusat dan daerah menjadi polemik di sejumlah daerah. Hal ini berbeda yang terjadi di Sumatera Selatan karena diserahkan sepenuhnya kepada Gugus Tugas Covid-19 pusat.

Gubernur Sumsel Herman Deru mengungkapkan, sejauh ini belum terjadi ketidaksinkronan data antara gugus tugas daerah dan pusat. Sebab, selama ini diserahkan sepenuhnya kepada pusat untuk mengumumkan hasil pemeriksaan sampel spesimen. Gugus Tugas Covid-19 Sumsel baru menjelaskan secara detail terkait pasien positif jika sudah diumumkan pusat setiap harinya.

"Kalau positif, tentu uji swabnya harus dikonfirmasi ke pusat. Kita tidak memiliki hak untuk langsung mengumumkannya," ungkap Deru, Jumat (10/4).

Berbeda halnya terhadap pasien yang diketahui negatif. Gugus tugas daerah diberikan kewenangan penuh untuk menyampaikan ke publik dalam kasus ini.

"Yang boleh hanya negatif saja. Yang positif kami umumkan jika sudah disampaikan pusat," ujarnya.

Deru menambahkan, Sumsel telah melakukan tes Covid-19 secara mandiri di Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Palembang. Hasil pemeriksaan sampel spesimen bisa dipercepat dibanding dilakukan di Jakarta sehingga penanganan pasien cepat dilakukan.

"Hasilnya lebih cepat karena tidak perlu dikirim ke Jakarta. PDP negatif langsung dipindahkan ke ruang reguler dan positif dilakukan upaya penyembuhan secepatnya," kata dia.

Meski mampu memeriksa sampel sendiri, namun masih terdapat kendala. Utamanya adalah mengatur waktu tugas tenaga medis yang bekerja karena berpengaruh terhadap kesehatan mereka.

"Kami kasihan sama tim medis. Karena itu kita atur waktu kerja mereka dan hasilnya bagus, efektif juga," terangnya.

Sementara itu, juru bicara Gugus Tugas Covid-19 Sumsel Prof Yuwono mengatakan, Sumsel menjadi salah satu dari 12 daerah yang bakal menerima bantuan alat pendeteksi sampel Covid-19 dari Kementerian BUMN. Alat deteksi ini menggunakan sistem polymerase chain reaction (PCR) dan hasilnya lebih cepat diketahui.

"Alat ini nantinya diserahkan ke RS Pusri, dalam waktu dekat kita terima," kata dia.

Menurut dia, PCR mampu memeriksa 40 hingga 90 sampel per hari. Artinya ada penambahan pemeriksaan yang sebelumnya hanya 20 sampel per hari di BBLK Palembang.

"Dengan tenaga medis yang ada sekarang, paling tidak sehari kami bisa uji 40 sampel. Mudah-mudahan pasien positif Covid-19 cepat diketahui dan cepat juga penanganannya," pungkas dia.

(mdk/cob)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kasus Covid-19 di Sumsel Naik Drastis usai Libur Nataru, 1 Orang Meninggal
Kasus Covid-19 di Sumsel Naik Drastis usai Libur Nataru, 1 Orang Meninggal

Kemenkes RI sudah mengirimkan vaksin Inavac ke Dinkes Sumsel.

Baca Selengkapnya
Satu Warga Suspek Monkeypox, Dinkes Sumsel Pastikan Hanya Cacar Biasa
Satu Warga Suspek Monkeypox, Dinkes Sumsel Pastikan Hanya Cacar Biasa

Kepala Dinkes Sumsel Trisnawarman menegaskan, pihaknya telah memeriksa sampel swab pasien J. Hasilnya diketahui negatif cacar monyet.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster
Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster

Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.

Baca Selengkapnya
KPU Jawab Tuduhan Ada Operasi Selamatkan Parpol Tertentu Agar Lolos Parlemen
KPU Jawab Tuduhan Ada Operasi Selamatkan Parpol Tertentu Agar Lolos Parlemen

Tudingan itu muncul karena beberapa kecamatan menghentikan sementara rapat pleno perhitungan suara Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya
6 TPS di Sulsel Tak Gelar Pemungutan Suara Ulang, Ini Penjelasan KPU
6 TPS di Sulsel Tak Gelar Pemungutan Suara Ulang, Ini Penjelasan KPU

Ini terjadi akibat terlambatnya keluar rekomendasi dari Bawaslu.

Baca Selengkapnya
KPU Jelaskan Soal Rekapitulasi Tingkat Kecamatan Dihentikan: Hanya yang Belum Sinkron dengan Sirekap
KPU Jelaskan Soal Rekapitulasi Tingkat Kecamatan Dihentikan: Hanya yang Belum Sinkron dengan Sirekap

Tujuan penghentian rekaputilasi itu agar tidak menimbulkan kebingungan di masyarakat sehingga publik dapat hasil aktual.

Baca Selengkapnya
Nihil Pendaftar, Bakal Cakada di Sulsel Tak Minat Maju Lewat Jalur Perseorangan
Nihil Pendaftar, Bakal Cakada di Sulsel Tak Minat Maju Lewat Jalur Perseorangan

KPU Sulsel telah menutup pendaftaran Pilkada Serentak 2024 jalur perseorangan

Baca Selengkapnya
Ribuan Orang Sudah Meninggal tapi Masuk DPS Pilkada Garut dan Jabar, Kok Bisa?
Ribuan Orang Sudah Meninggal tapi Masuk DPS Pilkada Garut dan Jabar, Kok Bisa?

Data tersebut ditemukan dari uji sampling yang dilakukan oleh pengawas lapangan di seluruh desa/kelurahan yang jumlah mencapai 442.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Sebut Pasien Covid-19 JN.1 di Batam Meninggal Dunia
Kemenkes Sebut Pasien Covid-19 JN.1 di Batam Meninggal Dunia

Pasien mengembuskan napas terakhir di RS Embung Fatimah pada 18 Desember 2023.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Momen Ketua KPU 'Ngamuk' saat Pleno, Temukan Banyak Hasil Pemilu Tak Diunggah ke Sirekap
VIDEO: Momen Ketua KPU 'Ngamuk' saat Pleno, Temukan Banyak Hasil Pemilu Tak Diunggah ke Sirekap

Hasyim meminta anak buahnya memastikan semua data diunggah

Baca Selengkapnya
Kemenkes Sebut Belum Ada Mutasi Baru Covid-19 Meski Varian JN.1 Sudah Menyebar di RI
Kemenkes Sebut Belum Ada Mutasi Baru Covid-19 Meski Varian JN.1 Sudah Menyebar di RI

Penularan varian JN.1 telah ditemukan di Jakarta dan Batam.

Baca Selengkapnya
Klaim Tak Ada Kaitan Vaksin AstraZeneca dengan Kasus TTS, Komnas KIPI Sebut Sudah Surveilans di 7 Provinsi
Klaim Tak Ada Kaitan Vaksin AstraZeneca dengan Kasus TTS, Komnas KIPI Sebut Sudah Surveilans di 7 Provinsi

Hinky mengatakan, vaksin AstraZeneca sudah melewati tahap uji klinis tahap 1 hingga 4.

Baca Selengkapnya