Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Soal Eksekusi Lahan di Pelalawan, Mahasiswa akan Lakukan Perlawanan Bersama Petani

Soal Eksekusi Lahan di Pelalawan, Mahasiswa akan Lakukan Perlawanan Bersama Petani Eksekusi Kebun Sawit di Pelalawan. ©2020 Merdeka.com/Abdullah Sani

Merdeka.com - Ribuan hektare lahan petani yang tergabung dalam dua koperasi di Desa Gondai, Kecamatan Langgam, Kabupaten Pelalawan Riau dikabarkan bakal dieksekusi jaksa bersama Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Pemprov Riau. Para petani merasa ketakutan lantaran kebun sawit mereka masing-masing 2 hektare bakal ditebangi.

Ketua Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Riau, Amir Arifin menegaskan akan melakukan perlawanan bersama para petani. Dia juga meminta otoritas kehutanan hati-hati dalam menjalankan putusan Mahkamah Agung (MA) No. 1087 K/Pid.Sus.LH/2018 tanggal 17 Desember 2018 terkait PT Peputra Supra Jaya (PSJ) di Desa Gondai. Dua koperasi sebagai naungan petani itu merupakan mitra dari PT PSJ yang bakal ikut dieksekusi.

Menurut Amir, putusan itu hanya PSJ yang harus menanggung akibatnya seperti yang tercantum dalam putusan pengadilan.

"Tahun lalu pohon kelapa sawit PSJ sudah ditebangi dan kemudian ditanami akasia, kenapa sekarang ikut pula kebun kelapa sawit petani yang akan ditebangi," kata mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Lancang Kuning ini, Selasa (9/2).

Amir mengatakan, jika pihak perusahaan yang bermasalah dengan hukum, tentunya hanya perusahaan sawit itu saja yang menanggung akibatnya. Akan tetapi, beberapa hari lagi justru lahan kebun sawit warga yang dikabarkan akan ikut dieksekusi.

"Jangan dibawa-bawa petani meski koperasi petani itu bermitra dengan PSJ. Sebab secara hak dan kepemilikan, keduanya sudah berbeda," tuturnya.

Kalau otoritas kehutanan memaksakan kehendak untuk mengeksekusi lahan petani itu, Amir menduga, otoritas kehutanan tidak paham dengan isi putusan Mahkamah Agung itu.

Sebab semestinya, kata Amir, dalam sebuah putusan apalagi menyangkut lahan, pasti dilampirkan lokasi, luasan dan titik koordinat.

"Lokasi, luasan dan titik koordinat tadi kemudian dicocokkan di lapangan. Enggak bisa serampangan begitu. Sebab kita bicara hak dan hukum," tegasnya.

Amir menjelaskan, terkait izin konsesi, ada aturan hukum yang sudah jelas, bahwa izin konsesi yang diberikan otoritas kehutanan harus dicek dulu ke lapangan kemudian dilakukan tata batas.

"Kalau ada hak-hak pihak lain di lahan izin konsesi itu, di-enclave. Begitu aturannya. Tapi dalam kasus ini, saya melihatnya justru janggal. Pohon sawit sudah tinggi, baru dipersoalkan. Padahal dalam aturan pelepasan lahan untuk konsesi, batas waktu penataan batas hanya setahun. Selama ini NWR ke mana? Kenapa setelah pohon sawit sudah tinggi, baru ribut," katanya.

Menurut Amir, BEM se-Riau mengaku tidak akan diam. Mereka akan melakukan perlawanan bersama para petani. "Kami akan melakukan perlawanan bersama petani. Sebab bagi kami, di NKRI ini, hukum adalah panglima, bukan korporasi yang jadi panglima. Untuk itu, kepada aparat penegak hukum, kami berharap untuk dapat melindungi rakyat, seperti slogan yang selalu digembar-gemborkan selama ini," kata Amir.

Lantaran persoalan ini berlarut-larut, Amir pun menagih omongan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang akan menurunkan tim dari Jakarta jika pejabat di daerah tidak bisa menyelesaikan persoalan yang ada.

Belakangan, petani yang tergabung dalam Koperasi Sri Gumala Sakti dan Koperasi Gondai Bersatu dihantui ketakutan setelah sejumlah karyawan NWR menyatroni kebun kelapa sawit mereka.

"Kemarin ada masuk dua mobil. Kabarnya mengambil titik koordinat batas yang mau dieksekusi," kata Ketua Koperasi Sri Gumala Sakti, Norman Hidayat, Selasa (9/2).

Menurut Norman, sejak ada sekelompok karyawan itu berkeliaran, para petani semakin gencar mekakukan patroli.

"Selepas eksekusi kebun PSJ, saban hari kami menggilir 10 orang anggota koperasi untuk patroli. Dua minggu ini, sudah 100 orang setiap hari," kata dia.

Soalnya kata Norman, bakal ada 1.189 hektare sawit kebun petani yang akan ditebangi. "Itu informasi yang kami dapat," katanya.

Sebelumnya diberitakan, lahan seluas 1.189 hektare kebun sawit milik masyarakat yang tergabung dalam koperasi di Desa Gondai, Kecamatan Langgam, Kabupaten Pelalawan, Riau dikabarkan terancam dieksekusi. Mereka yang ketakutan kehilangan kebun, memutuskan untuk bergantian patroli.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Riau, Ma'mun Murod saat dikonfirmasi mengatakan, pihaknya hanya sebagai penerima hasil eksekusi atas lahan tersebut.

"Sedangkan yang melakukan eksekusi itu Kejaksaan. Jadi kami sebatas menerima hasilnya," kata Murod saat dihubungi merdeka.com.

Murod tak menampik hasil eksekusi itu bakal diserahkan kembali ke PT NWR yang akan ditanami pohon akasia. Sebab, pihaknya hanya mengikuti putusan pengadilan.

"Iya ke PT NWR lah, kan hasil putusannya begitu. Ada CQ (diteruskan) ke PT NWR," tegas Murod.

Direktur Utama PT NWR, Muller Tampubolon belum menjawab telepon wartawan soal lahan eksekusi tersebut diserahkan ke mereka. Muller juga sebagai Direktur PT Sumatera Riang Lestari (SRL) yang bergerak di bidang akasia.

Kedua perusahaan yang dipimpinnya itu menyuplai kayu akasia ke PT Riau Andalan Pulp and Paper anak usaha APRIL Group.

Sementara itu, Gubernur Riau Syamsuar saat dikonfirmasi mengaku tidak tahu persoalan eksekusi lahan di Desa Gondai itu.

"Saya tidak tahu," kata Syamsuar singkat.

(mdk/cob)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
FOTO:  Menentang Ekspansi Kelapa Sawit, Masyarakat Adat Papua dan Aktivis Lingkungan Sampaikan 253.823 Petisi di Mahkamah Agung
FOTO: Menentang Ekspansi Kelapa Sawit, Masyarakat Adat Papua dan Aktivis Lingkungan Sampaikan 253.823 Petisi di Mahkamah Agung

Aksi ini dilakukan untuk mencabut izin dua perusahaan kelapa sawit di Boven Digoel dan Sorong yang mengancam hutan adat.

Baca Selengkapnya
Kejati Banten Diminta Netral dan Tegas Tangani Kasus Pilkada
Kejati Banten Diminta Netral dan Tegas Tangani Kasus Pilkada

Mereka menuntut Kejati Banten bertindak netral dan tegas dalam menegakkan hukum di Provinsi Banten, terutama terkait pelaksanaan Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya
Demo Mahasiswa Tolak UU Pilkada Berlanjut di Jatim, Ricuh Usai Massa Kepung Gedung DPRD
Demo Mahasiswa Tolak UU Pilkada Berlanjut di Jatim, Ricuh Usai Massa Kepung Gedung DPRD

Demonstrasi yang digelar di depan gedung DPRD Jatim itu mengepung dan meminta paksa agar anggota dewan mau keluar dan menemui massa aksi.

Baca Selengkapnya
Warga Diingatkan Jaga Persatuan, Pilkada Bukan Soal Menang dan Kalah
Warga Diingatkan Jaga Persatuan, Pilkada Bukan Soal Menang dan Kalah

Polisi menyampaikan pesan penting menjaga persatuan dan kesatuan, tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu yang dapat memecah belah.

Baca Selengkapnya
Viral Ricuh di Seruyan Kalteng hingga Ada Suara Tembakan, Begini Kata Polisi
Viral Ricuh di Seruyan Kalteng hingga Ada Suara Tembakan, Begini Kata Polisi

Penembakan peluru karet itu telah sesuai prosedur setelah dilakukan imbauan dan tembakan gas air mata.

Baca Selengkapnya
1.100 Mahasiswa UI Turun ke DPR, Ini Tuntutannya
1.100 Mahasiswa UI Turun ke DPR, Ini Tuntutannya

Mahasiswa berangka pukul 11.30 menggunakan 10 kopaja dan 20 angkot. Mereka juga membawa sejumlah spanduk dan poster.

Baca Selengkapnya
Ribuan Mahasiswa akan Demo di Istana Jumat Besok, Ini Isi Tuntutan Mereka
Ribuan Mahasiswa akan Demo di Istana Jumat Besok, Ini Isi Tuntutan Mereka

Saat aksi nanti, diklaim akan bergabung ribuan mahasiswa dari 50 kampus di berbagai daerah.

Baca Selengkapnya
Mahasiswa di Bali Tuntut Ketua KPU RI Hasyim Asy'ari Mundur
Mahasiswa di Bali Tuntut Ketua KPU RI Hasyim Asy'ari Mundur

Mahasiswa di Bali Tuntut Ketua KPU RI Hasyim Asy'ari Mundur

Baca Selengkapnya
Ditemui Arteria Dahlan-Masinton, Mahasiswa Bersikeras Ingin Bertemu Pihak Berwenang Batalkan RUU Pilkada
Ditemui Arteria Dahlan-Masinton, Mahasiswa Bersikeras Ingin Bertemu Pihak Berwenang Batalkan RUU Pilkada

Politikus PDIP Arteria Dahlan dan Masinton Pasaribu keluar Gedung DPR untuk menemui demonstran.

Baca Selengkapnya
Geram Relawan Ganjar Dianiaya Prajurit, PDIP: Panglima TNI Jangan Anggap Sepele, Ini Langgar HAM
Geram Relawan Ganjar Dianiaya Prajurit, PDIP: Panglima TNI Jangan Anggap Sepele, Ini Langgar HAM

Ahmad Basarah PDIP mengecam penganiayaan anggota TNI terhadap relawan Ganjar-Mahfud di Boyolali.

Baca Selengkapnya
FOTO: Protes Keberadaan Perusahaan Tambang, Masyarakat Dairi Geruduk Mahkamah Agung Menuntut Keadilan
FOTO: Protes Keberadaan Perusahaan Tambang, Masyarakat Dairi Geruduk Mahkamah Agung Menuntut Keadilan

Mereka menuntut kepada Majelis Hakim Mahkamah Agung untuk menegakkan keadilan masyarakat Dairi dalam mempertahankan ruang pertanian

Baca Selengkapnya
Mahasiswa Demo Kawal Putusan MK hingga Duduki DPRD Sulsel di Tengah Kunjungan Iriana ke Makassar
Mahasiswa Demo Kawal Putusan MK hingga Duduki DPRD Sulsel di Tengah Kunjungan Iriana ke Makassar

Di tengah gelombang aksi mahasiswa, Ibu Negara Iriana Jokowi melakukan kunjungan kerja di sejumlah tempat di Kota Makassar.

Baca Selengkapnya