Soal film G30S, Menag ajak tak habiskan energi untuk bicarakan masa lalu
Merdeka.com - Wacana nonton bareng film G30S/PKI yang belakangan ramai dan menimbulkan pro kontra mendapatkan tanggapan dari Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin. Menurutnya, sah-sah saja adanya keinginan untuk kembali menonton film besutan sutradara Arifin C. Noer ini.
"Silakan bagi yang ingin menyaksikan ya menonton," ungkap Lukman paska seminar 'Penanggulangan Radikalisme dan Intoleransi Melalui Bahasa Agama' di Sleman, DIY, Sabtu (23/9).
Terkait sejarah kelam peristiwa 1965, masyarakat juga harus diberikan ruang untuk keberadaan film terbaru. Film itu nantinya akan memvisualisasikan peristiwa tersebut.
-
Apa saja tema yang diangkat? Ceramah Islam berbagai tema di bawah ini bisa dicontoh dan dijadikan inspirasi jika Anda ditunjuk mengisi sebuah acara.
-
Kenapa Luhut bicara tentang warga negara dan krisis? Komentar Luhut tentang 'warga negara' yang perlu merenungkan tindakan mereka selama krisis tidak ditujukan pada Najwa karena mendukung protes pada Agustus 2024, melainkan tentang bagaimana orang bersikap menjelang Pilkada 2020.
-
Apa yang di soroti Gibran dalam debat? Sebab, hanya Gibran yang meyoroti potensi terbukanya 19 juta lapangan pekerjaan baru dari sektor ekonomi hijau.
-
Apa saja yang perlu diampuni untuk mencapai perdamaian dengan masa lalu? Kamu perlu memaafkan diri sendiri dan orang lain yang terlibat dalam masa lalu yang kelam.
-
Apa yang dibahas Kementerian LHK? Menteri LHK dalam pidatonya memaparkan berbagai turbulensi dan tantangan pengelolaan hutan. Pihaknya berharap para akademisi dan pihak lain terus mendukung pemerintah dalam mengidentifikasi berbagai solusi. Di antaranya, kata Menteri Siti, yakni untuk memperkuat paradigma pengelolaan hutan secara lestari, serta ikut menjaga dan mewujudkan keseimbangan dan keadilan.
-
Kenapa penting untuk mengingat masa lalu? Jangan ragu untuk menengok masa lalu. Di situlah kau belajar akan arti kehidupan.
"Segenap elemen masyarakat diberikan kebebasan menvisualisasikan fakta-fakta sejarah yang ada. Biar kemudian masyarakat dengan perspektifnya yang beragam, lalu bisa mendapatkan kearifannya dalam memahami masa lalu kita," urai Lukman.
Lukman menuturkan setiap film yang bertemakan peristiwa sejarah akan melahirkan berbagai penafsiran. Hal ini tak lepas dari berbagai sudut pandang dalam memaknai fakta sejarah yang kemudian melahirkan beragam penafsiran atas peristiwa itu..
"Perspektifnya (melihat peristiwa sejarah) berbeda, sehingga kita tidak perlu mengingkari film itu (Film G30S/PKI) sama sekali," papar Lukman.
Di tengah polemik kontroversi film G30S/PKI yang dibuat pada masa Orde Baru, Lukman meminta masyarakat tak terlalu meributkannya. Sebab masih banyak permasalahan bangsa yang musti dipikirkan dan dicari solusinya demi kemajuan bangsa.
"Tidak boleh (sejarah) menyandera kita, membelenggu kita. Sehingga waktu dan energi kita habis untuk membicarakan masa lalu terkait dengan sejarah kelam kita," tutup Lukman. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Anies bertanya sikap Ganjar perihal kasus Kanjuruhan dan KM 50.
Baca SelengkapnyaAcara bedah buku itu juga dihadiri Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto
Baca SelengkapnyaWakil Ketua Umum (Waketum) Partai Gerindra Fadli Zon menilai masalah orde baru sudah selesai.
Baca Selengkapnyacky merasa tetap banyak yang mendukung, memuji, dan bahkan menganggapnya telah memulai suatu tradisi memperlihatkan diskursus publik tak boleh dihalangi dendam.
Baca SelengkapnyaSeharusnya, kata Jokowi, yang disajikan dalam tahun politik adalah pertarungan gagasan.
Baca SelengkapnyaUcapan Rocky Gerung menurut dia, presiden ditempatkan bukan sebagai kepala negara dan pemerintahan yang dikritik berdasarkan kebijakannya.
Baca SelengkapnyaRocky Gerung, Refly Harun maupun Saut Situmorang secara bergantian menjadi pembicara dalam diskusi itu.
Baca SelengkapnyaGanjar mengaku kehadirannya di MK untuk mengingatkan pihak yang melupakan sejarah dan demokrasi.
Baca Selengkapnya