Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Soal Penggunaan AstraZeneca, Epidemiolog Ingatkan Manfaat Vaksin Bagi Masyarakat

Soal Penggunaan AstraZeneca, Epidemiolog Ingatkan Manfaat Vaksin Bagi Masyarakat Ilustrasi Vaksin AstraZeneca/Oxford. ©Reuters

Merdeka.com - Vaksin AstraZeneca yang diperoleh Indonesia melalui fasilitas COVAX sebanyak lebih dari satu juta dosis sempat menimbulkan keraguan. Laporan terjadinya pembekuan darah di beberapa negara di Eropa dan terkait kehalalan menjadi faktor yang menjadi pertimbangan dalam memutuskan penggunaan vaksin Covid-19 AstraZeneca di program vaksinasi nasional.

Keraguan yang sempat muncul terjawab dengan keluarnya keputusan izin penggunaan darurat (Emergency Use Authorization/EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) maupun dan Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Kementerian Kesehatan selaku leading sector dalam vaksinasi nasional Covid-19 segera mengimplementasikan keputusan penggunaan ini dengan pengiriman vaksin Covid-19 AstraZeneca ke seluruh Indonesia.

Orang lain juga bertanya?

Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia sekaligus Epidemiolog, Hasbullah Thabrany, menegaskan bahwa acuan utamanya adalah menyelamatkan nyawa orang dan masyarakat luas. Terkait kejadian pembekuan darah yang diindikasikan sebagai efek vaksin AstraZeneca, Hasbullah menyoroti bahwa kasusnya sangat kecil.

"Kejadian yang tidak diharapkan bisa saja terjadi. Yang perlu diperhatikan adalah seberapa besar manfaat keseluruhan untuk masyarakat. Tunggulah kata ahlinya seperti WHO terkait efektivitas dan keamanan vaksin. Jangan kita mengambil kesimpulan sendiri dan langsung menolak karena menolak vaksin efeknya bisa membahayakan orang lain," kata Hasbullah dalam keterangannya, Minggu (21/3).

Dia menambahkan, pemerintah sudah semestinya mengambil kebijakan yang mengedepankan kepentingan orang banyak dan tidak menjadikan satu dua kasus menjadi pedoman atau pegangan dalam mengambil kebijakan.

"WHO mengatakan AstraZeneca bisa diteruskan. Manfaatnya jauh lebih besar. Kejadian itu juga belum terbukti efek dari vaksin," ujar dia.

Sehubungan vaksin AstraZeneca yang sebentar lagi berakhir shelf life-nya, Hasbullah mengimbau untuk tidak terlalu mengkhawatirkannya. Dalam perhitungannya sebagai ahli di bidang kesehatan masyarakat, dengan stok sekitar satu juta vaksin dan kemampuan rata-rata vaksinasi 300-400 ribu per hari, maka dalam 3-4 hari vaksin Covid-19 AstraZeneca ini akan habis.

Hasbullah juga berbagi pengalaman bahwa meskipun dirinya sudah mendapatkan vaksin dua kali dan kekebalan tubuh terhadap Covid-19 sudah terbentuk, dalam kesehariannya tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan. Dari pengalaman dan keilmuan yang telah dipelajarinya, prokes 3M efektif untuk mencegah virus apapun masuk ke tubuh.

AstraZeneca Tegaskan Vaksin Buatannya Tak Mengandung Produk Babi dan Produk Hewani

Produsen Vaksin Covid-19 AstraZeneca menegaskan, vaksin buatannya tidak menggunakan dan bersentuhan dengan produk turunan babi atau produk hewan lainnya. Badan Otoritas Produk Obat dan Kesehatan Inggris telah mengonfirmasi vaksin vektor virus AstraZeneca tidak mengandung produk berasal dari hewan.

"Semua tahapan proses produksinya, vaksin vektor virus ini tidak menggunakan dan bersentuhan dengan produk turunan babi atau produk hewani lainnya," kata AstraZeneca Indonesia dalam siaran pers di Jakarta, Sabtu (20/3).

Pernyataan itu mengklarifikasi fatwa Majelis Ulama Indonesia yang sebelumnya menyebutkan vaksin Covid-19 AstraZeneca mengandung enzim babi. Sehingga disimpulkan haram, meski tetap boleh digunakan.

"Kami menghargai pernyataan yang disampaikan oleh Majelis Ulama Indonesia," tulis AstraZeneca Indonesia.

AstraZeneca menjelaskan, vaksin Covid-19 ini telah digunakan dari 70 negara. Di antaranya negara-negara dengan penduduk muslim. Vaksin AstraZeneca dinyatakan boleh digunakan oleh umat muslim.

"Vaksin ini telah disetujui di lebih dari 70 negara di seluruh dunia termasuk Arab Saudi, UEA, Kuwait, Bahrain, Oman, Mesir, Aljazair dan Maroko dan banyak Dewan Islam di seluruh dunia telah telah menyatakan sikap bahwa vaksin ini diperbolehkan untuk digunakan oleh para Muslim," tulis AstraZeneca Indonesia.

Diberitakan, Majelis Ulama Indonesia (MUI) menetapkan vaksin Covid-19 produksi AstraZeneca haram. Sebab, vaksin Covid-19 yang diproduksi di Korea Selatan itu mengandung enzim babi.

"Vaksin produk AstraZeneca ini hukumnya haram karena dalam tahapan proses produksinya memanfaatkan tripsin yang berasal dari babi," kata Ketua MUI Bidang Fatwa, Asrorum Ni'am Sholeh dalam konferensi pers, Jumat (19/3).

Keputusan MUI menetapkan vaksin Covid-19 AstraZeneca haram berdasarkan hasil rapat komisi fatwa. Dalam rapat tersebut, MUI mendengarkan penjelasan pemerintah pusat, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta PT Bio Farma.

Meski vaksin Covid-19 AstraZeneca haram, MUI membolehkan penggunaannya karena lima alasan. Pertama, saat ini Indonesia menghadapi pandemi Covid-19. Artinya, Indonesia sedang mengalami darurat kesehatan sehingga sangat membutuhkan vaksin Covid-19.

"Ada kondisi kebutuhan mendesak atau hajah basyariyah dalam konteks fiqih yang menduduki kedudukan syar'i atau darurat syar'iyah," jelasnya.

Kedua, ada keterangan dari ahli yang kompeten dan terpercaya bahwa terdapat bahaya atau risiko fatal jika tidak segera dilakukan vaksinasi Covid-19. Ketiga, ketersediaan vaksin Covid-19 yang halal dan suci tidak mencukupi untuk pelaksanaan vaksinasi Covid-19 guna mewujudkan kekebalan kelompok atau herd immunity. Keempat, ada jaminan keamanan penggunaan vaksin Covid-19 AstraZeneca oleh pemerintah.

"Kelima pemerintah tidak memiliki keleluasaan memilih jenis vaksin Covid-19 mengingat keterbatasan vaksin yang tersedia baik di Indonesia maupun tingkat global," tandasnya.

(mdk/gil)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Respons Menkes Soal Gaduh Efek Samping Vaksin AstraZeneca Disebut Picu Pembekuan Darah
Respons Menkes Soal Gaduh Efek Samping Vaksin AstraZeneca Disebut Picu Pembekuan Darah

Menkes angkat bicara mengenai efek samping vaksin Covid-19 AstraZeneca

Baca Selengkapnya
Vaksin AstraZeneca Disebut Picu Kasus TTS, Begini Hasil Kajian BPOM
Vaksin AstraZeneca Disebut Picu Kasus TTS, Begini Hasil Kajian BPOM

Belakangan, vaksin AstraZeneca disebut-sebut memicu kejadian trombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) atau pembekuan darah.

Baca Selengkapnya
Menkes Ungkap Alasan Tak Masif Minta Masyarakat Vaksinasi Mpox
Menkes Ungkap Alasan Tak Masif Minta Masyarakat Vaksinasi Mpox

Sebelumnya, Budi menyatakan vaksin cacar monyet masih menyasar kelompok tertentu, seperti penderita HIV.

Baca Selengkapnya
Puan Maharani Tekankan Pentingnya Kesiapan Pemerintah dan Masyarakat Hadapi Potensi Pandemi
Puan Maharani Tekankan Pentingnya Kesiapan Pemerintah dan Masyarakat Hadapi Potensi Pandemi

Ketua DPR RI Puan Maharani mengingatkan Pemerintah akan pentingnya kesiapan dalam menghadapi potensi pandemi yang mungkin terjadi di masa depan.

Baca Selengkapnya
Tiga Pilar Preventif untuk Kesehatan Masyarakat sebagai Investasi Masa Depan
Tiga Pilar Preventif untuk Kesehatan Masyarakat sebagai Investasi Masa Depan

"Lebih baik mencegah daripada mengobati", adalah semboyan yang tepat untuk menciptakan masyarakat yang lebih sehat dan produktif di masa depan.

Baca Selengkapnya
Waspadai Potensi Peningkatan Covid-19 di Indonesia
Waspadai Potensi Peningkatan Covid-19 di Indonesia

Masyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.

Baca Selengkapnya
Anies: Negara Jangan Berdagang dengan Rakyat, Semua Urusan Rusak
Anies: Negara Jangan Berdagang dengan Rakyat, Semua Urusan Rusak

Menurut Anies, jangan sampai negara melihat masyarakat sebagai konsumen untuk seluruh urusan.

Baca Selengkapnya