Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Soal tank Leopard, PKS anggap Jokowi dapat bisikan keliru

Soal tank Leopard, PKS anggap Jokowi dapat bisikan keliru Mahfudz Siddiq. http://4.bp.blogspot.com/-ynBRaLK-TrE/TtcLLFdiUGI/AAAAAAAAArk/lQ5jIXPgNvI/s1600/IMG_0652.JPG

Merdeka.com - Dalam debat capres ketiga, Joko Widodo (Jokowi) tidak setuju dengan pembelian tank Leopard oleh TNI AD yang berasal dari Jerman. Sebab, kata Jokowi, tank tersebut memiliki berat 60 ton dan tidak cocok dengan geografis yang ada di wilayah Indonesia.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Sekretaris Jenderal PKS Mahfudz Siddiq menilai Jokowi mendapat masukan yang keliru terkait pembelian tank dari orang-orang di sekelilingnya. Mahfudz yang juga Ketua Komisi I DPR yang membidangi pertahanan itu menegaskan, pembelian tank tersebut jauh-jauh hari sudah dibahas antara pemerintah dan DPR.

"Leopard, menurut saya Jokowi mendapatkan masukan keliru. Pertama, dalam postur pertahanan Angkatan Darat kita belum memiliki main battle tank. Kita hanya memiliki tank-tank zaman dulu yang sudah usang, yakni scorpion dan AMX," kata Mahfudz kepada wartawan di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (24/6).

Mahfudz menegaskan, tank Leopard tersebut sudah dimodifikasi sesuai kebutuhan di wilayah Indonesia. Kemudian soal kebutuhan TNI untuk membeli tank Leopard tersebut sudah melalui kajian yang mendalam.

"Perdebatan Leopard itu kan ke pilihan jenis. Saat itu ada yang mengusulkan Leopard dari Jerman, terus Rusia, Amerika. Tapi sama-sama main battle tank. Kedua mengenai Leopard ketika terjadi pembahasan panjang antara pemerintah dengan komisi I DPR sudah disetujui kata sepakat semua fraksi, kita setuju beli Tank Leopard kalau langsung membeli dari Jerman tanpa ada kondisional politik," jelas Mahfudz.

"Dan dilakukan modifikasi sesuai kebutuhan Indonesia sehingga paket yang dikirim ke Indonesia sudah sesuai dan namanya juga diubah jadi Leopard RI. Saya melihat ada informasi yang tidak lengkap atau keliru kepada Jokowi," tutupnya.

Sebelumnya, dalam debat capres pada Minggu (22/6) lalu, Jokowi mengungkapkan Indonesia seharusnya lebih mengutamakan pembangunan industri pertahanan dalam negeri. Mantan wali kota Solo ini pun mengkritisi langkah pemerintah yang membeli Tank Leopard dari Jerman.

"Soal Panser Anoa, tidak hanya Panser Anoa saja ke depan mungkin nanti ada Panser Banteng dan sebagainya, sehingga kita bisa buat pertahanan produksi sendiri. Tank Leopard terlalu berat, sekitar 62 ton. Enggak cocok untuk jalan kita, jembatan. Kalau kita mau beli alutsista harus dihitung apakah wilayah kita cocok, apakah kondisi kita kuat," kata Jokowi saat menanggapi pernyataan Prabowo. (mdk/ren)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
VIDEO: Jokowi Keras Balas Luhut Soal Kereta Cepat Bermasalah
VIDEO: Jokowi Keras Balas Luhut Soal Kereta Cepat Bermasalah "Kita Jangan Alergi Kritik!"

Presiden Jokowi menegaskan agar pemerintah tidak alergi terhadap berbagai macam kritik

Baca Selengkapnya
TKN Prabowo-Gibran Jawab Kritik PDIP soal Utang Kemenhan Gara-Gara Belanja Alutsista
TKN Prabowo-Gibran Jawab Kritik PDIP soal Utang Kemenhan Gara-Gara Belanja Alutsista

TKN Prabowo-Gibran menilai kritik PDI Perjuangan sebagai nalar yang salah dan bisa berdampak negatif kepada masyarakat.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Jokowi Blak-blakan Potongan Gaji Pekerja, Polisi Intai Jaksa Sampai Serangan PDIP
VIDEO: Jokowi Blak-blakan Potongan Gaji Pekerja, Polisi Intai Jaksa Sampai Serangan PDIP

Isu yang beredar, mulai dari pembatalan kenaikan UKT yang tinggi, hingga masalah yang menyeret Kejaksaan Agung dan Polri

Baca Selengkapnya
VIDEO: Presiden Jokowi Marah Tegur PNS Pemda Hobi Belanja Impor
VIDEO: Presiden Jokowi Marah Tegur PNS Pemda Hobi Belanja Impor "Boros Sekali Kita!"

Presiden Jokowi menyinggung belanja dalam negeri yang dilakukan pemerintah daerah.

Baca Selengkapnya
Diam-Diam, Pemerintah Masih Impor Senjata Militer Hingga Rp1,57 Triliun
Diam-Diam, Pemerintah Masih Impor Senjata Militer Hingga Rp1,57 Triliun

BPS mencatat, nilai impor berbagai senjata dan amunisi, serta bagiannya mencapai USD 102,39 juta selama periode Januari - Juli 2023.

Baca Selengkapnya
JK: Siapa pun Pemerintah Selanjutnya Hadapi Tantangan Berat
JK: Siapa pun Pemerintah Selanjutnya Hadapi Tantangan Berat

Wapres ke-10 dan 12, Jusuf Kalla atau JK memperkirakan, siapa pun yang menggantikan Jokowi akan menghadapi tantangan berat.

Baca Selengkapnya
Usai Kritik Prabowo, Ganjar Siapkan Solusi Jitu Ini untuk Memperkuat Pertahanan Negara
Usai Kritik Prabowo, Ganjar Siapkan Solusi Jitu Ini untuk Memperkuat Pertahanan Negara

Ganjar Pranowo mengkritik pembelian alutsista bekas dan kebijakan Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan saat Debat Capres.

Baca Selengkapnya
Masyarakat Keluhkan Gangguan LRT, Jokowi: Jangan Membully Produk Kita Sendiri
Masyarakat Keluhkan Gangguan LRT, Jokowi: Jangan Membully Produk Kita Sendiri

Adanya gangguan dalam pengoperasian LRT merupakan bagian dari proses dan evaluasi untuk PT INKA.

Baca Selengkapnya
PDIP Desak Prabowo Minta Maaf Usai Sebut Bung Karno Pakai Alutsista Bekas
PDIP Desak Prabowo Minta Maaf Usai Sebut Bung Karno Pakai Alutsista Bekas

Hasto menganggap keliru calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto soal Presiden ke-1 RI Soekarno gunakan alutsista bekas saat bebaskan Irian Barat.

Baca Selengkapnya
Jokowi Keluhkan Indonesia Alami Defisit Rp30 T Dampak Maraknya Impor Perangkat Teknologi-Komunikasi
Jokowi Keluhkan Indonesia Alami Defisit Rp30 T Dampak Maraknya Impor Perangkat Teknologi-Komunikasi

Jokowi menyebut kondisi itu sangat memprihatinkan dan menjadi pekerjaan besar untuk pemerintah.

Baca Selengkapnya
Jokowi Minta Ada Skala Prioritas Belanja Alutsista: Apakah Kita akan Berperang, kan Tidak
Jokowi Minta Ada Skala Prioritas Belanja Alutsista: Apakah Kita akan Berperang, kan Tidak

Presiden Jokowi meminta agar belanja alutsista bisa lebih bijak.

Baca Selengkapnya
Jokowi Sebut Filipina Pakai Alutsista Buatan Indonesia
Jokowi Sebut Filipina Pakai Alutsista Buatan Indonesia

Jokowi mengapresiasi kepercayaan pemerintah Filipina terhadap produk buatan Indonesia.

Baca Selengkapnya