Soal testimoni Fredi, Haris ngaku sempat lobi Jokowi via Johan Budi
Merdeka.com - Pesan berantai Haris Azhar soal kasus terpidana mati FrediBudiman berbuntut panjang. Dia dilaporkan ke Bareskrim Polri karena membeberkan testimoni FrediBudiman yang mengaku menyetor uang ratusan miliar ke aparat.
Haris menjelaskan awal mula dirinya mengeluarkan pesan itu ke media. Pesan berantai itu sampai ke publik pada Jumat (29/7) pagi tepat setelah malam harinya proses eksekusi terhadap Fredidilakukan.
Koordinator KontraS itu mengatakan, sebelumnya dia berusaha mengomunikasikan data yang dimilikinya soal keterlibatan sejumlah institusi dalam kasus Fredipada Presiden Joko Widodo lewat Jubir Kepresidenan, Johan Budi.
-
Apa tanggapan Budi Arie soal Jokowi? 'Yang namanya aspirasi, yang namanya pendapat, untuk hal-hal tertentu seperti tadi presiden. Ya enggak apa-apa dinamika aja,' kata Budi Arie di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu 13 Maret 2024.
-
Bagaimana Budi Arie menilai Jokowi? Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menilai, Presiden Joko Widodo (Jokowi) layak untuk menjadi bagian dari Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia di pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Menurutnya, Jokowi masih sangat terlalu muda untuk pensiun mengingat usianya yang baru menginjak 63 tahun.'Ya layak dong, kan beliau masih terlalu muda untuk pensiun. Masih muda, umur 63,' kata Budi Arie, kepada wartawan di Gedung DPR RI, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (10/9).
-
Siapa yang usulkan Jokowi jadi pemimpin? Usulan tersebut merupakan aspirasi dan pendapat dari sejumlah pihak.
-
Apa yang dinilai Budi Arie tentang Jokowi? Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menilai, Presiden Joko Widodo (Jokowi) layak untuk menjadi bagian dari Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia di pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
-
Kenapa Budi Arie menilai Jokowi layak jadi Wantimpres? Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menilai, Presiden Joko Widodo (Jokowi) layak untuk menjadi bagian dari Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia di pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Menurutnya, Jokowi masih sangat terlalu muda untuk pensiun mengingat usianya yang baru menginjak 63 tahun.'Ya layak dong, kan beliau masih terlalu muda untuk pensiun. Masih muda, umur 63,' kata Budi Arie, kepada wartawan di Gedung DPR RI, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (10/9).
-
Siapa yang Jokowi temui? Jokowi bersama Ibu Negara Iriana terlebih dahulu menyapa anak-anak di tenda pengungsian. Jokowi dan Iriana membagikan makan siang, susu, makanan ringan, hingga buku kepada anak-anak yang ada di posko tersebut.
"Saya sampaikan lewat lisan, hari Senin (25/7) lalu lewat telepon pada Johan Budi, saat itu saya sedang di Palu," kata Haris saat ditemui di kantornya, Rabu (3/8).
Alasan memilih Johan Budi, karena diyakininya sebagai orang dekat Jokowi. Kemudian soal waktu, dia beralasan kenapa membuka informasi itu di detik-detik proses eksekusi mati karena berharap lebih direspons cepat, sekaligus memastikan apakah memang benar Freditermasuk yang eksekusi mati tahap tiga.
"Saya menunggu kepastian eksekusi dulu, kedua saya menunggu namanya dia masuk atau tidak, dan saya ketemu momennya, di mana orang mengingat kasus dia," ujarnya.
Senin itu, lanjut dia, Johan Budi tak memberikan respons. Lalu dia memutuskan menyebarluaskan testimoni Fredipada Kamis. Namun terlebih dulu, dia juga sudah mengirimkan testimoni serupa ke Johan Budi.
Selang beberapa saat, Johan menghubunginya. Kala itu, katanya, Johan mengatakan melihat Jokowi berbincang dengan Jaksa Agung, namun tak paham apa yang dibahas.
"Menurut Johan Budi, Jaksa Agung bilang masih menunggu keputusan Presiden. Di hari Kamis itu, di suatu acara Johan Budi melihat Presiden dengan Jaksa Agung bersama, tapi dia tidak melihat adanya obrolan antara Jaksa Agung dengan Presiden tentang hal itu," papar Haris.
Haris tetap bertekad testimoni yang dimilikinya sampai ke Jokowi. Namun tak kesampaian karena eksekusi mati tinggal beberapa jam lagi, hingga akhirnya dia menyebarkan informasi yang diterimanya.
"Saya menyebarkan informasi itu kira-kira 3 sampai 4 jam sebelum eksekusi FrediBudiman," ujar Haris.
Satu jam berselang testimoni itu mungkin sampai ke publik, dia mengaku ditelepon Kepala Humas BNN Slamet Pribadi. Slamet menghubunginya hanya untuk memastikan broadcast yang tersebar itu.
"Jadi sebelumnya, 2 pejabat itu (Johan Budi dan Slamet) sudah tahu informasi itu. Mungkin saya tidak optimal, tapi bukan berarti saya tidak mau ngapain-ngapain. Saya merasa sudah bicara pada orang yang tepat, karena hanya Presiden yang bisa memberhentikan itu di detik-detik terakhir adalah Johan Budi," tutupnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi telah menunjukkan bahwa ia solid bersama relawannya dengan memberikan jabatan di kabinet, ketimbang PDIP sebagai partainya.
Baca SelengkapnyaAHY mengatakan, saat dirinya berkunjung ke Istana Bogor, Jokowi mendengar apa yang terjadi di internal Demokrat.
Baca SelengkapnyaJohan Budi bertemu Presiden Jokowi di Istana Merdeka Jakarta.
Baca SelengkapnyaSri Sultan Hamengku Buwono X mengonfirmasi bahwa Presiden Joko Widodo memintanya untuk menjembatani pertemuan dengan Megawati.
Baca SelengkapnyaBanyak usulan untuk Jokowi setelah pensiun menjadi presiden.
Baca SelengkapnyaKunto menerangkan, dengan menunjuk relawannya, Jokowi juga tidak harus konsultasi dengan pimpinan parpol jika ingin mengambil kebijakan di Kominfo.
Baca SelengkapnyaBudi juga mengklaim bahwa Jokowi memberikan arahan perihal dukungan capres kepada Projo.
Baca SelengkapnyaJokowi memanggil kepala kedua lembaga, Kapolri Listyo Sigit dan Jaksa Agung ST Burhanuddin untuk menjelaskan polemik tersebut
Baca SelengkapnyaJokowi tak membantah dirinya meminta Sri Sultan HB X untuk menjembatani pertemuan dengan Megawati.
Baca SelengkapnyaJokowi-Ahok yang diusung Gerindra-PDIP menang lawan Foke-Nara di putaran kedua di Pilkada DKI Jakarta 2012.
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto akan hadir dalam Rakernas VI Projo, di Indonesia Arena, GBK, Jakarta, hari ini.
Baca SelengkapnyaReshuffle merupakan kewenangan dari Presiden Jokowi.
Baca Selengkapnya