Soeharto dan kisah masa kecilnya yang tak bahagia
Merdeka.com - "Den Bagus tahi mabul! Den Bagus tahi mabul."
Arti ledekan itu kira-kira si raden tahi kering. Sudah enam puluh tahun, tapi Soeharto masih mengingat ejekan yang dilontarkan temannya dulu. Masih dendam dia rupanya.
Soeharto lahir 8 Juni 1921 di Desa Kemusuk, dusun terpencil di daerah Argomulyo, Godean, sebelah barat Yogyakarta. Ayahnya Kertosudiro, seorang petugas irigasi di desa itu. Ibunya bernama Sakirah. Tak lama setelah Soeharto lahir, kedua orangtuanya bercerai.
-
Siapa yang memanggil Soeharto 'monyet'? Adalah Kolonel Gatot Soebroto yang memanggil Soeharto, monyet.
-
Kapan Soeharto dipanggil 'monyet'? Saat Perang kemerdekaan, Kolonel Gatot Soebroto memerintahkan Mayor Soeharto untuk bertahan di puncak sebuah bukit yang strategis.
-
Bagaimana Soeharto menunjukkan kesederhanaannya? Pak Harto santai saja makan mie instan. Seperti masyarakat kebanyakan. Mie instan ini sering diidentikan dengan makanan anak kos di tanggal tua.
-
Kenapa Soeharto diangkat jadi Jenderal Besar? Mabes ABRI tahun 1997 menyebutkan setidaknya ada tiga prestasi Soeharto yang membuatnya dinilai layak untuk mendapatkan gelar Jenderal Besar.
-
Siapa yang menjadi ajudan Soeharto? Pada tahun 1974, Kolonel Try Sutrisno Diangkat Menjadi Ajudan Presiden Soeharto Empat tahun Try menjabat ajudan presiden.
-
Kenapa Soeharto mau diracuni? “Rupanya tamu wanita yang tidak kami undang itu berencana meracuni kami sekaluarga,“ kata Soeharto.
Belum 40 hari, Soeharto dibawa ibunya ke Mbah Kromodiryo, yang masih kerabatnya. Sakirah sakit sehingga tak bisa menyusui anaknya. Di pelukan Mbah Kromo Soeharto menemukan kasih sayang. Mbah Kromo memberi makan Soeharto, merawatnya kala sakit, dan mengajar mengenal kehidupan desa. Soeharto kecil sangat akrab dengan kehidupan petani beserta sawah dan kerbaunya.
"Memang terasa sekali sampai sekarang betapa sayangnya beliau pada saya," kata Soeharto dalam biografi 'Soeharto, Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya' yang ditulis G Dwipayana dan Ramadhan KH.
Setelah berusia empat tahun, Sakirah menjemput Soeharto. Kemudian mengajak putranya itu tinggal bersama suami barunya yang bernama Atmopawiro.
Mbah buyut Soeharto, Notosudiro masih ada hubungan dengan pengawas di keraton, karena itu masih dipanggil Den. Dari situ pula Soeharto sering dapat ejekan. Kehidupan Soeharto melarat. Dia merasa risih dipanggil Den.
"Saya selalu menolak dipanggil begitu, tapi mereka terus juga menjengkelkan saya," kata Soeharto.
Kehidupan masa kecil Soeharto tak selalu menyenangkan. Banyak juga sakit hatinya.
Ceritanya saat itu Mbah Notosudiro pulang membawa baju. Soeharto yang baru berumur lima tahun disuruh mencoba baju tersebut. Saat itu Soeharto belum punya pakaian. Dia masih bertelanjang dada dan hanya punya celana pendek selutut.
Eh, setelah baju dicoba, ternyata Mbah Notosudiro malah memanggil sepupu Soeharto yang bernama Darsono. Baju itu diberikan pada Darsono. Soeharto pun sakit hati. Apalagi dia tahu anak budenya itu sudah punya baju.
"Saya merasa nista. Saya nelangsa sedih sekali. Waktu itu saya merasa hidup ini kok begini. Saya berpikir, kami sama-sama cicitnya, tetapi diperlakukan lain. Mas Darsono sudah mempunyai baju, sedang saya belum. Mengapa saya tidak dibuatkan dan yang dibuatkan itu malah Mas Darsono?"
Ayah kandung Soeharto, Kertosudiro, akhirnya menitipkan Soeharto pada adik perempuannya yang bersuamikan mantri tani bernama Prawirodiharjo. Kehidupan ekonomi keluarga ini lumayan baik. Soeharto pun disekolahkan dan diterima dengan kasih sayang. Dia pun betah tinggal di Daerah Wuryantoro ini.
Baru satu tahun, ayah tiri Soeharto Atmopawiro menjemput Soeharto. Katanya Sakirah kangen bertemu Soeharto. Mereka juga menjanjikan Soeharto cuma liburan dan nanti boleh kembali ke rumah Prawiro. Tapi ternyata janji tinggal janji. Soeharto kembali tinggal di Kemukus selama satu tahun sebelum akhirnya dijemput Prawiro kembali.
Soeharto mengagumi Pak Prawiro dan pekerjaannya sebagai mantri pertanian. Soeharto juga mulai mencintai kehidupan petani.
"Ketekunan dan kreativitas Pak Prawiro itu memberikan inspirasi kepada saya. Semangat saya dijadikannya hidup," kata Soeharto.
Tak ada yang menyangka 40 tahun kemudian, anak kecil berdada telanjang dari desa terpencil itu dilantik menjadi Presiden RI kedua. Nasib manusia memang milik Sang Pencipta.
Selama bulan Maret ini, merdeka.com akan menghadirkan kisah-kisah menarik seputar kehidupan Soeharto. Selamat membaca.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Soeharto memilih menjadi serdadu kolonial adalah pilihan realistis untuk lepas dari kemelaratan.
Baca SelengkapnyaBanyak yang percaya kalau Bung Karno punya simpanan emas batangan dan rekening di Bank Swiss. Benarkah itu?
Baca SelengkapnyaDikira di Cendana makanan serba mewah. Ternyata. seperti ini suguhan untuk menteri sore itu.
Baca SelengkapnyaMoeldoko menceritakan kisah masa lalunya saat ia anak-anak dan mendapatkan hukuman dari kepala sekolah karena berambut gondrong.
Baca SelengkapnyaSoeharto menjadi lulus terbaik pendidikan polisi. Kalau sekadar baris berbaris, dia sudah mahir lantaran pernah mengikuti pendidikan tentara Belanda.
Baca SelengkapnyaAwalnya Letkol Soeharto tak percaya diri. Gadis itu dari keluarga ningrat. Apakah dia dan keluarganya mau menerima?
Baca SelengkapnyaSiapa sangka anak yang lahir saat fajar menyingsing ini menjadi sosok yang berjasa dan dikenang sepanjang masa.
Baca SelengkapnyaBanyak kisah menarik Soeharto dan para pengawalnya. Hal ini dikisahkan Jenderal (Purn) Kunarto.
Baca SelengkapnyaTutut Soeharto menyampaikan permohonan maaf atas segala salah dan khilaf ayahnya selama 32 tahun memimpin Indonesia
Baca SelengkapnyaSoeharto marah dan dendam dilengserkan. Ada sejumlah orang dia cap sebagai pengkhianat.
Baca SelengkapnyaSoeharto memerintahkan camat dan lurah untuk membawa sahabatnya dari desa ke Jakarta
Baca SelengkapnyaSoeharto murka ketika mobil-mobil yang akan diselundupkannya ke Jawa dicegah naik kapal.
Baca Selengkapnya