Soeharto pernah kerja jadi tentara Belanda
Merdeka.com - Presiden kedua Republik Indonesia Soeharto memiliki karier cemerlang dalam kemiliteran. Soeharto memimpin serangan Oemom 1 Maret 1949 dan mengobrak-abrik pertahanan Belanda di Yogyakarta.
Soeharto juga menjadi Panglima Mandala pembebasan Irian Barat tahun 1963. Kariernya menanjak hingga menjadi Panglima Kostrad dan Menteri Panglima Angkatan Darat sebelum akhirnya dilantik menjadi pejabat presiden tahun 1967.
Tapi siapa menyangka, Soeharto ternyata pernah menjadi tentara Belanda. Soeharto bergabung dalam Koninkijk Nederland Indische Leger (KNIL) atau tentara Hindia Belanda sebelum kedatangan bala tentara Jepang.
-
Kenapa Soeharto jadi tentara Belanda? Menjadi serdadu kolonial saat itu bukanlah masalah ideologis atau pengabdian kepada Ratu Belanda, tetapi kepada soal perut. Bagi para pemuda pribumi miskin, menjadi serdadu kolonial adalah pilihan untuk lepas dari kemelaratan hidup di desa.
-
Apa pekerjaan Soeharto sebelum jadi tentara? Dia kemudian mengadu nasib ke Wuryantoro dan diterima bekerja menjadi pembantu klerek di sebuah Bank Desa atau Volks-Bank.
-
Kapan Soeharto berangkat kerja? Pak Harto Terbiasa Berangkat ke Kantor Jam 09.00 Atau Jam 10.00 WIB Pagi harinya dia akan bekerja di Jl Cendana, seperti memanggil menteri atau memeriksa laporan dari para pejabat.
-
Bagaimana Soeharto memulai karir militernya? Berakhirlah karir militernya di tubuh angkatan bersenjata Hindia Belanda. Namun menjadi serdadu KNIL menjadi langkah awal karir kemiliterannya yang panjang.
-
Apa pekerjaan pertama Soekarno? Kota Surabaya jadi saksi di mana Soekarno pertama kali bekerja untuk menghasilkan uang. Pekerjaan pertamanya yakni sebagai petugas kereta api di Stasiun Semut.
-
Kenapa Soekarno pilih mantan pegawai Jepang? Sedangkan mantan pegawai administrasi pemerintahan Jepang dipilih karena situasi Indonesia saat itu masih berada dalam masa sulit, di mana masih ada peralihan dari pihak Jepang ke pihak Sekutu.
Dari kecil hingga remaja, Soeharto hidup melarat. Karena itu pula dia hanya bisa sekolah sampai sekolah lanjutan rendah. Kira-kira setingkat SMP.
Setelah lulus, Soeharto pun bingung cari pekerjaan. Dia sempat kerja di bank desa tapi dipecat. Tak ada kenalan yang bisa memberinya pekerjaan. Hidupnya sempat luntang-lantung.
Maka akhirnya Soekarno mendaftar jadi tentara Belanda. Hal ini diakuinya dalam buku biografinya Pikiran Ucapan dan Tindakan Saya yang diterbitkan Cipta Lamtoro Gung Persada.
"Terasa agak lama sampai saya mendapat panggilan atas lamaran saya itu. Saya ikut ujian dan ternyata lulus dan diterima," kata Soeharto.
Ada dua sistem penerimaan KNIL untuk serdadu rendahan. Dinas panjang (langverband) atau ikatan dinas pendek (kortverband). Soeharto memilih kortverband karena karirnya lebih menjanjikan.
"Saya masuk kortverband di Gombong. Kami berlatih dari pagi sampai malam. Pengalaman ini berbeda sekali sewaktu menjadi pembantu klerk di Bank. Tapi saya menemukan kesenangan dan mulai tertarik untuk benar-benar bisa hidup dari pekerjaan ini," kenang Soeharto.
Soeharto lulus sebagai yang terbaik. Dia kemudian ditugaskan praktik menjadi wakil komandan regu di Batalion XIII di Rampal dekat Malang. Lalu menjaga pertahanan pantai di Gresik.
"Orang Belanda yang masih saya ingat ialah komandan kompi saya, Kapten Dryber, komandan peleton saya Letnan Hyneman dan komandan regu Sersan Jansen," beber Soeharto.
Saat itulah pecah perang dunia ke II di Pasifik. Tanggal 8 Maret 1942, Belanda menyerah pada Jepang. Berakhir pulalah kiprah KNIL di Hindia Belanda.
Karena tak ingin ditangkap Jepang, Soeharto melepas atribut militernya. Dia kemudian menjadi polisi Jepang, lalu komandan kompi Pembela Tanah Air (PETA). Soeharto tak pernah mengaku dia mantan serdadu Belanda pada Jepang.
Pada era 1900-1942, menjadi serdadu KNIL Belanda bukanlah hal aneh bagi kaum pribumi. Bukan karena ideologi atau setia pada Belanda, tapi lebih sekadar cari makan. Umumnya pemuda-pemuda di daerah yang tandus dan tak punya pekerjaan mau jadi tentara karena tertarik upahnya.
Sejarawan Petrik Matanasi dalam buku KNIL, Bom Waktu Tinggalan Belanda mengutip pernyataan seorang perwira KNIL Didi Kartasasmita.
"Mereka menjadi alat pemerintahan bukan karena ideologi, tapi untuk memenuhi kebutuhan hidup."
Para mantan KNIL ini di kemudian hari memegang peranan penting dalam TNI. Jenderal Besar AH Nasution, Kepala Staf Angkatan Perang Oerip Soemohardjo, dan Kolonel Alex Kawilarang, adalah mantan perwira KNIL.
Begitu juga Jenderal TB Simatupang dan Jenderal Ahmad Yani juga pernah merasakan menjadi serdadu Belanda. Dan masih banyak lagi.
Begitu Indonesia mengumumkan kemerdekaannya mereka segera bergabung dengan barisan keamanan rakyat (BKR). Di kemudian hari, mereka menjadi tokoh kunci TNI.
(Dari berbagai sumber)
Baca juga:
4 Tradisi spiritual dan kebatinan Pak Harto
4 Cerita menarik Soeharto dan hobinya memancing
Emas Astana Giribangun & ledakan saat penggalian makam Soeharto
Soeharto malu baru disunat umur 14 tahun
5 Prinsip hidup kunci sukses Soeharto (mdk/ren)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Soeharto menjadi lulus terbaik pendidikan polisi. Kalau sekadar baris berbaris, dia sudah mahir lantaran pernah mengikuti pendidikan tentara Belanda.
Baca SelengkapnyaSoeharto memilih menjadi serdadu kolonial adalah pilihan realistis untuk lepas dari kemelaratan.
Baca SelengkapnyaIni kesaksian Soeharto saat revolusi terjadi. Apa yang sedang dikerjakannya?
Baca SelengkapnyaTerlihat warga Indonesia mendapat ancaman dari tentara KNIL pada tahun 1948 silam. Tergambar dari potret yang beredar, warga Indonesia nampak tak berdaya.
Baca SelengkapnyaSukarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 di Jakarta. Kenapa Soeharto baru mengetahuinya dua hari kemudian?
Baca SelengkapnyaKunjungan Presiden Soeharto ke Belanda tahun 1970 menjadi sangat bersejarah karena menjadi Presiden Indonesia pertama yang injakkan kaki di Negeri Kincir Angin.
Baca SelengkapnyaSoeharto murka ketika mobil-mobil yang akan diselundupkannya ke Jawa dicegah naik kapal.
Baca SelengkapnyaBanyak orang Minahasa yang melakukan perantauan. Hal ini terjadi karena para pemuda Minahasa mulai menyadari bahwa dunia itu luas.
Baca SelengkapnyaIndonesia pernah memiliki seorang Panglima TNI termuda yang menjabat saat masih berusia 19 tahun, ia adalah Jenderal besar TNI (Anumerta) Raden Soedirman.
Baca SelengkapnyaLetnan satu-satunya yang memiliki darah asli Indonesia ini harus mengakhiri hidupnya dengan kecelakaan pesawat yang menimpanya pada tahun 1941.
Baca SelengkapnyaTak ada lampu, hanya beberapa lilin karena Solo mesti digelapkan saat malam pernikahan Soeharto.
Baca Selengkapnya