Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Soekarno ngeri melihat homoseks merajalela dalam penjara

Soekarno ngeri melihat homoseks merajalela dalam penjara Soekarno. ©2012 Merdeka.com/dok

Merdeka.com - Ratusan narapidana di Lapas Klas I Tanjung Gusta Medan, Sumatera Utara, mengamuk. Mereka memprotes fasilitas dan aturan remisi. Akibat kerusuhan ini, bangunan kantor Lapas ludes terbakar. Ratusan napi sempat melarikan diri.

Ada cerita menarik soal penjara dan Proklamator Republik Indonesia Soekarno. Perjuangan menuju Indonesia merdeka membuatnya dipenjara dan dibuang berkali-kali.

Soekarno dihukum penjara di Sukamiskin Bandung, Jawa Barat, karena dianggap melawan pemerintah kolonial Belanda. Vonis tahun 1930 itu mengganjarnya hukuman empat tahun penjara.

Belanda mengawasi Soekarno dengan ketat dalam penjara. Dia memang tidak disiksa. Belanda tahu tak ada gunanya menyiksa Soekarno. Yang lebih ditakutkan adalah jika Soekarno bisa berbicara di tengah napi pribumi.

Pidato Soekarno yang membakar tentu akan membuat kerusuhan. Karena itu Belanda mengasingkan Soekarno dalam penjara. Dia tak boleh menemui tahanan lain.

Soekarno mencatat hal terburuk selama dalam penjara adalah pengasingan. Soekarno ngeri melihat praktik homoseksualitas merajalela di penjara. Dia melihat hal hubungan seks antarpria sangat vulgar. Bahkan ada tahanan yang menolak dipindah karena sudah sangat menikmati kelainan ini.

"Ini akibat dari pengisolasian manusia. Banyak sekali kasus homoseksual di antara orang kulit putih. Aku menyaksikan seorang tahanan menjadi gila karena masalah seks," kata Soekarno dalam biografi yang ditulis Cindy Adams.

Soekarno juga sangat menderita karena tak bisa menemui istrinya. Dia menceritakan suatu hari di tahun 1930 akhir, seorang petugas wanita ditugaskan memberikan roti untuk tahanan. Perempuan itu berumur 60 tahun, gendut dan jelek. Tapi karena tak pernah melihat wanita, para tahanan melihat wanita itu berubah menjadi sangat cantik.

"Aku tahu aku dalam kondisi yang parah karena perempuan gendut seperti babi itu tampak cantik di mataku. Pada saat yang penuh penderitaan itu, dia kuanggap perempuan paling cantik yang pernah kulihat," keluh Soekarno.

"Tidak diragukan lagi, kehidupan dalam penjara menimbulkan malapetaka bagi manusia yang memiliki napsu normal," kata Soekarno.

Sementara itu pengadilan terhadap Soekarno mendapat protes bahkan dari para ahli hukum Belanda yang jujur. Mereka mendesak agar hakim membebaskan Soekarno. Akhirnya atas desakan sejumlah pihak, hukuman penjara untuk Soekarno dikurangi dua tahun. 31 Desember 1931, akhirnya Soekarno bebas dari penjara.

(mdk/ian)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Deretan Jenderal Berani Tantang Soeharto
Deretan Jenderal Berani Tantang Soeharto

Sejumlah tokoh militer senior dan sipil kecewa. Mereka mempertanyakan sikap Soeharto yang menyeret ABRI sebagai alat kekuasaan.

Baca Selengkapnya
Potret Lawas Orang Belanda Diusir dari Indonesia Tahun 1957, Berbondong-bondong Naik Kapal Laut
Potret Lawas Orang Belanda Diusir dari Indonesia Tahun 1957, Berbondong-bondong Naik Kapal Laut

Potret lawas orang-orang Belanda berbondong-bondong naik kapal laut saat diusir dari Indonesia beredar di media sosial.

Baca Selengkapnya
Sejarah Pesanggrahan Menumbing, Saksi Bisu Pengasingan Tokoh Nasional dan Perjanjian Roem-Royen
Sejarah Pesanggrahan Menumbing, Saksi Bisu Pengasingan Tokoh Nasional dan Perjanjian Roem-Royen

Bangunan yang didirikan kolonial Belanda ini pernah menjadi tempat pengasingan Soekarno dan tokoh nasional lainnya.

Baca Selengkapnya
Menelusuri Jejak Penjara Koblen Surabaya, Pernah Jadi Asrama Tentara hingga Pasar Buah
Menelusuri Jejak Penjara Koblen Surabaya, Pernah Jadi Asrama Tentara hingga Pasar Buah

Penjara ini juga jadi saksi pembantaian para pemuda pejuang kemerdekaan Indonesia

Baca Selengkapnya
Mengunjungi Bukit Menumbing, Tempat Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia di Bangka Belitung
Mengunjungi Bukit Menumbing, Tempat Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia di Bangka Belitung

Bukit Menumbing menjadi saksi bisu pengasingan tokoh-tokoh pejuang.

Baca Selengkapnya
Soeharto Marah Dilengserkan: Saya Dihina, Dendamnya Bukan Main!
Soeharto Marah Dilengserkan: Saya Dihina, Dendamnya Bukan Main!

Soeharto marah dan dendam dilengserkan. Ada sejumlah orang dia cap sebagai pengkhianat.

Baca Selengkapnya
53 Tahun Kenang Wafatnya Presiden Soekarno, Ini Video saat Jenazahnya Disemayamkan
53 Tahun Kenang Wafatnya Presiden Soekarno, Ini Video saat Jenazahnya Disemayamkan

Video merekam momen saat presiden Soekarno meninggal dunia dan jenazahnya akan disemayamkan di rumah duka.

Baca Selengkapnya
Sejarah Poros Jakarta-Pyongyang-Peking, Rumusan Politik Luar Negeri Soekarno yang Anti Barat
Sejarah Poros Jakarta-Pyongyang-Peking, Rumusan Politik Luar Negeri Soekarno yang Anti Barat

Di masa Demokrasi Terpimpin Presiden Soekarno merumuskan politik luar negeri yang cenderung anti barat dan memihak kepada negara-negara Komunis.

Baca Selengkapnya
Nyaris Dibunuh 26 Kali tapi Gagal Semua, Ini Kisah Bung Karno yang Jarang Diketahui Orang
Nyaris Dibunuh 26 Kali tapi Gagal Semua, Ini Kisah Bung Karno yang Jarang Diketahui Orang

Ancaman hingga percobaan pembunuhan datang dari kawan dekatnya semasa indekos di Surabaya

Baca Selengkapnya
Nasib Soekarno Setelah Lengser hingga Meninggal Dunia
Nasib Soekarno Setelah Lengser hingga Meninggal Dunia

Hidup Soekarno semakin parah usai dilengserkan dari kursi presiden.

Baca Selengkapnya
Hubungannya Tak Direstui, Begini Kisah Cinta Beda Agama Ayah dan Ibu Bung Karno yang Berujung Kawin Lari
Hubungannya Tak Direstui, Begini Kisah Cinta Beda Agama Ayah dan Ibu Bung Karno yang Berujung Kawin Lari

Tanpa kenekatan mereka berdua, tidak akan lahir bapak proklamator Indonesia.

Baca Selengkapnya
Mengunjungi Pesanggrahan Kotanopan Mandailing, Saksi Bisu Presiden Soekarno Persatukan Rakyat Sumatra
Mengunjungi Pesanggrahan Kotanopan Mandailing, Saksi Bisu Presiden Soekarno Persatukan Rakyat Sumatra

Di pesanggrahan ini terpajang bingkai foto Presiden Soekarno saat melakukan pidato di tangga pintu masuk.

Baca Selengkapnya