Solar PLTD menipis, Karimunjawa terancam gelap gulita
Merdeka.com - Pasokan solar untuk Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) di Kepulauan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, hari ini sudah dalam kondisi menipis.
Situasi itu terjadi karena pasokan solar dari daratan Jepara terkendala gelombang tinggi di perairan Laut Jawa. Jika dalam beberapa hari ini, pasokan masih terkendala cuaca, maka pulau tersebut terancam gelap gulita tanpa aliran listrik.
Sebab, sampai kini seluruh warga menggunakan mesin diesel sebagai pembangkit tenaga listrik.
-
Apa dampak cuaca ekstrem di Jateng? Dampak Cuaca Ekstrem Terjang Jateng, Sebabkan Longsor hingga Angin Kencang di Beberapa Tempat Cuaca ekstrem yang terjadi membuat ratusan rumah warga rusak.
-
Mengapa cuaca ekstrem terjadi di Jateng? Potensi cuaca ekstrem itu dipicu oleh pola belokan angin dan korvergensi yang terlihat dominan di wilayah Pulau Jawa termasuk Jateng, serta labilitas lokal kuat yang mendukung proses konvektif pada skala lokal diamati di Jawa Tengah.
-
Kenapa cuaca panas terjadi di Jawa-Nusa Tenggara? 'Dari peristiwa itu, mengakibatkan kurangnya pertumbuhan awan hujan di wilayah Jawa dan Nusa Tenggara. Tak heran bila sinar matahari begitu intens langsung ke permukaan Bumi di wilayah Jawa- Nusa Tenggara,'
-
Apa dampak kemarau di Jateng? Kondisi musim kemarau yang panjang membuat warga dilanda krisis air bersih.
-
Apa dampak musim kemarau di Jateng? Dampak musim kemarau juga dirasakan petani karena menyebabkan mereka mengalami gagal panen.
-
Kapan cuaca panas ekstrem di Jawa Tengah? Akhir-akhir ini cuaca panas ekstrem melanda beberapa wilayah di Pulau Jawa. Cuaca ekstrem pula melanda Provinsi Jawa Tengah.
"Selama masyarakat di wilayah kepulauan Karimunjawa hanya mengandalkan PLTD untuk memenuhi kebutuhan listrik sehari hari. Namun hingga Selasa (22/1) hari ini pasokan bahan bakar berupa diesel sudah mulai menipis," ujar Camat Karimunjawa Muh kepada merdeka.com, Selasa (22/1).
Muh Tahsin menjelaskan pasokan bahan bakar PLTD Karimunjawa masih ada sekitar 5.000 liter. Jika solar tersebut digunakan, hanya cukup hingga dua hari ke depan tepatnya hari Kamis (23/1) besok.
Sehingga, bila hari Rabu (22/1), gelombang masih tinggi dan tidak ada kapal yang mengangkut solar ke Karimunjawa, maka masyarakat tidak dapat menikmati aliran listrik dari PLTD.
"Kami sangat khawatir, karena pasokan listrik di Karimunjawa sudah menipis, hanya cukup untuk tiga hari kedepan. Jika sampai Rabu kondisinya masih sama, maka Karimunjawa terancam gelap," jelasnya.
Menyangkut ketersediaan bahan makanan di Kepulauan Karimunjawa Muh Tahsin membeberkan, pasokan beras di lumbung masih tersisa lima ton. Jumlah tersebut dapat mencukupi kebutuhan masyarakat hingga 10 hari ke depan.
"Sampai kini, ketersediaan sembako masih cukup untuk beberapa hari ke depan. Karena beberapa hari lalu, beras kami stok di gudang penyimpanan," jelasnya.
Meski persediaan bahan makanan masih mencukupi, Tahsin berharap pemerintah segera memberi tambahan pasokan. Maka jika gelombang tinggi berlangsung sampai lebih dari 10 hari, kebutuhan pangan masyarakat masih tercukupi.
Muh Tahsin menyatakan telah melaporkan kondisi menipisnya bahan bakar yang menipis ini ke Bupati Jepara.
"Harapan kami, Kamis (23/1) kondisi perairan kembali normal. Sehingga ada kapal pengangkut BBM dan stok makanan yang bisa merapat di perairan kepulauan Karimunjawa," pungkasnya. (mdk/ian)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Proyek reklamasi di teluk Jakarta berdampak pada banyak hal, salah satunya membuat hidup nelayan Muara Angke semakin susah. Berikut potretnya:
Baca SelengkapnyaPemerintah waspadai dampak el nino pengaruhi suplai listrik di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPara nelayan khawatir terjadi tabrakan dan tersesat karena kabut asap membuat jarak pandang sangat pendek.
Baca SelengkapnyaPetani pun harus merogok kocek lebih banyak untuk menyelamatkan tanaman padinya.
Baca SelengkapnyaCuaca buruk menyebabkan gelombang tinggi di perairan Tasikmalaya, Satpolairud minta nelayan tak melaut dulu.
Baca SelengkapnyaPLN mengonfirmasi bahwa kondisi pasokan listrik hari ini di Tarakan memang defisit lantaran beban puncak berada di atas daya pasok.
Baca SelengkapnyaPara nelayan terpaksa tidak melaut saat ombak besar karena sangat membahayakan keselamatan.
Baca SelengkapnyaPenggunaan PLTS atap disinyalir bakan bikin PLN merugi.
Baca SelengkapnyaMasuknya modal asing dan kapitalisme modern mendorong munculnya pranata ekonomi baru di kalangan masyarakat nelayan.
Baca SelengkapnyaTingginya gelombang laut sangat berbahaya bagi nelayan yang sedang melaut.
Baca SelengkapnyaSumber air yang biasanya dimanfaatkan mendadak juga mengering sejak kemarau.
Baca SelengkapnyaTeknologi modifikasi cuaca (TMC) di Sumatera Selatan yang dilakukan sejak 8 Agustus 2023 berjalan tak optimal.
Baca Selengkapnya