Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Solehuddin dan 2 Putri yang Setahun Tinggal di Poskamling Sementara Huni Rumah Warga

Solehuddin dan 2 Putri yang Setahun Tinggal di Poskamling Sementara Huni Rumah Warga Solehuddin dan kedua anaknya saat mendapat bantuan dari Kemensos RI. ©2021 Merdeka.com/Muhammad Permana

Merdeka.com - Setelah kisahnya banyak diberitakan media, kehidupan Solehuddin (32) berangsur membaik. Sebelumnya, Solehuddin tinggal setahun lebih tinggal di Poskamling di Kelurahan Baratan, Kecamatan Patrang, Jember bersama dua orang putrinya. Dampaknya, dua putrinya, Zahra Fitriani (9) dan Salsabilla Putri (8) sudah lebih dari setahun tidak bersekolah.

Kehidupan ekonomi Solehuddin memburuk setelah sang istri yang bekerja di Bali, meninggal dunia setahun silam. Solehuddin juga sebelumnya tidak pernah merasakan satu pun bantuan sosial (bansos) dari pemerintah karena namanya tidak tercantum di data resmi untuk penerima bansos.

Untuk sementara, Soleh tinggal di rumah milik dermawan, yang berjarak beberapa meter dari poskamling. Kamis (7/10), utusan dari Mensos Tri Rismaharini, datang mengunjungi tempat tinggal sementara.

Orang lain juga bertanya?

"Ini kami membawa makanan dan mainan untuk keluarga pak Solehuddin agar anak-anak tetap sehat dan bisa bermain dengan ceria," ujar utusan Kemensos yang khusus datang dari Bali ke Jember tersebut.

Rumah sementara yang dihuni Solehuddin dan dua anaknya itu adalah milik pasangan Pak Yudi dan Bu Sinta. “Sebenarnya ini rumah milik almarhum mertua yang rencana akan saya kontrakkan. Tetapi karena terenyuh, saya pinjamkan untuk pak Solehuddin,” tutur Sinta saat ditemui.

Di depan rumah tersebut, terdapat sepetak lahan kosong yang saat ini sebagian digunakan sebagai kandang ayam. Lahan kosong itu juga milik pasangan Yudi-Sinta. Di lahan tersebut, rencananya akan dibangun rumah sementara bagi Solehuddin dan dua anaknya.

“Kita bantu tempat tinggal. Statusnya hak pinjam pakai, akan dipinjamkan sampai suatu saat nanti di butuhkan,” tutur Sinta.

Sementara itu, Solehuddin mengaku sangat bersyukur karena mendapat bantuan dari berbagai pihak.

“Alhamdulillah, anak-anak sekarang sudah bisa tidur di kasur mulai kemarin,” ujarnya.

Tak mau berpangku tangan, Solehuddin juga bertekad untuk memperbaiki kehidupan ekonomi keluarga kecilnya. Ke depan, ia juga akan berupaya menata ekonomi keluarganya dengan menggunakan keahlian yang dimiliki. Yakni dengan bekerja di perbengkelan.

“Bersyukur sekali dibantu pekerjaan. Saya juga bertekad, suatu saat akan bisa memiliki usaha bengkel sendiri, sesuai keahlian saya,” tutur Solehuddin.

Sebelumnya, Solehuddin hanya bekerja serabutan dengan menjual layangan untuk anak-anak. Camat Patrang, M. Haidori, yang juga datang mengunjungi mengamini tekad Solehuddin itu.

“Kita tidak hanya memberikan bantuan saja, tetapi juga mendorong untuk bekerja dan berwirausaha. “Kita mendorong dari belakang. Karena keahliannya di perbengkelan. Ada warga yang menawarkannya bekerja di bengkel di pinggir jalan,” tutur Haidori.

Solehuddin juga bertekad untuk kembali menyekolahkan dua anaknya. Selama lebih dari setahun, dua anak kecil itu tidak bersekolah karena kendala biaya dan tempat tinggal yang tak menentu. Rencana itu membuat dua anak Solehuddin gembira.

“Ingin jadi dokter kalau nanti sudah sekolah,” tutur Zahra Fitriani (9) putri pertama Solehuddin saat ditanya cita-citanya.

(mdk/gil)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Istri Polisi Arogan & Suka Pamer Harta Perlu Main ke Rumah Jenderal Soekanto & Ibu Lena Mokoginta
Istri Polisi Arogan & Suka Pamer Harta Perlu Main ke Rumah Jenderal Soekanto & Ibu Lena Mokoginta

Kasus istri polisi pamer harta di media sosial kembali viral. Lupa dengan teladan pendiri Bhayangkari.

Baca Selengkapnya
Kisah Pilu Keluarga di Aceh Utara Bertahan Hidup di Gubuk Rapuh, Atapnya dari Daun dan Dindingnya Berlubang
Kisah Pilu Keluarga di Aceh Utara Bertahan Hidup di Gubuk Rapuh, Atapnya dari Daun dan Dindingnya Berlubang

Kondisi rumah Idris rapuh. Atapnya terbuat dari daun rumbia yang hampir hancur, dinding anyaman bambunya juga berlubang dan penuh rongga. Ia butuh bantuan.

Baca Selengkapnya