Solehuddin dan 2 Putri yang Setahun Tinggal di Poskamling Sementara Huni Rumah Warga
Merdeka.com - Setelah kisahnya banyak diberitakan media, kehidupan Solehuddin (32) berangsur membaik. Sebelumnya, Solehuddin tinggal setahun lebih tinggal di Poskamling di Kelurahan Baratan, Kecamatan Patrang, Jember bersama dua orang putrinya. Dampaknya, dua putrinya, Zahra Fitriani (9) dan Salsabilla Putri (8) sudah lebih dari setahun tidak bersekolah.
Kehidupan ekonomi Solehuddin memburuk setelah sang istri yang bekerja di Bali, meninggal dunia setahun silam. Solehuddin juga sebelumnya tidak pernah merasakan satu pun bantuan sosial (bansos) dari pemerintah karena namanya tidak tercantum di data resmi untuk penerima bansos.
Untuk sementara, Soleh tinggal di rumah milik dermawan, yang berjarak beberapa meter dari poskamling. Kamis (7/10), utusan dari Mensos Tri Rismaharini, datang mengunjungi tempat tinggal sementara.
-
Siapa yang tidak disalami oleh Jokowi? Dalam video yang merekam momen tersebut, terlihat Try Sutrisno telah bersiap menyambut Presiden Jokowi yang menyalami tamu undangan satu pe rsatu. Saat itulah Jokowi melewati Try Sutrisno tanpa memberi salam sebagaimana Jokowi kepada para wakil presiden sebelumnya.
-
Siapa yang disosialisasikan jaminan sosialnya? Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah, menyosialisasikan program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan kepada para pekerja migran Indonesia (PMI) di Makau.
-
Siapa yang terdampak kesenjangan? Dampaknya dapat dirasakan oleh individu dan kelompok yang kurang beruntung, seperti penurunan kualitas hidup, ketidakadilan, perasaan terpinggirkan, dan kesulitan untuk meraih kesempatan yang sama dengan kelompok yang lebih beruntung.
-
Siapa saja yang bisa terima Bansos PKH? Adapun beberapoa kriteria penerima Bansos PKH, yaiitu ibu hamil, memiliki anak balita atau anak usia 5-7 tahun yang belum masuk pendidikan SD, atau anak sekolah usia 15 sampai 18 tahun yang belum menyelesaikan pendidikan dasar sembilan tahun.
-
Apa program Pj Gubernur Sulsel untuk mengatasi kemiskinan? 'Menanam pohon itu bukan hanya yang biasa saja, tapi harus menanam pohon yang produktif, berbuah dan bisa dikonsumsi.' 'Itu sudah benar kita melakukan penghijauan menanam pisang, nangka dan sukun,' kata Bahtiar dalam sambutannya, di HUT Bantaeng Ke-769 tahun, di Kantor DPRD Kabupaten Bantaeng, Kamis (7/12).
-
Apa yang diselamatkan Kemensos terkait penyaluran Bansos? Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini menyampaikan progres perbaikan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang di tahun 2020 banyak mendapatkan catatan dari BPK, BPKP, dan KPK. Dalam acara yang diselenggarakan di Gedung ACLC KPK tersebut Mensos Risma menyatakan potensi kerugian negara penyaluran Bansos lebih dari Rp523 M/bulan dapat diselamatkan melalui penidaklayakan penerima Bansos yang dilakukan bersama Pemerintah Daerah sebanyak 2.284.992 Keluarga Penerima Manfaat (KPM)
"Ini kami membawa makanan dan mainan untuk keluarga pak Solehuddin agar anak-anak tetap sehat dan bisa bermain dengan ceria," ujar utusan Kemensos yang khusus datang dari Bali ke Jember tersebut.
Rumah sementara yang dihuni Solehuddin dan dua anaknya itu adalah milik pasangan Pak Yudi dan Bu Sinta. “Sebenarnya ini rumah milik almarhum mertua yang rencana akan saya kontrakkan. Tetapi karena terenyuh, saya pinjamkan untuk pak Solehuddin,” tutur Sinta saat ditemui.
Di depan rumah tersebut, terdapat sepetak lahan kosong yang saat ini sebagian digunakan sebagai kandang ayam. Lahan kosong itu juga milik pasangan Yudi-Sinta. Di lahan tersebut, rencananya akan dibangun rumah sementara bagi Solehuddin dan dua anaknya.
“Kita bantu tempat tinggal. Statusnya hak pinjam pakai, akan dipinjamkan sampai suatu saat nanti di butuhkan,” tutur Sinta.
Sementara itu, Solehuddin mengaku sangat bersyukur karena mendapat bantuan dari berbagai pihak.
“Alhamdulillah, anak-anak sekarang sudah bisa tidur di kasur mulai kemarin,” ujarnya.
Tak mau berpangku tangan, Solehuddin juga bertekad untuk memperbaiki kehidupan ekonomi keluarga kecilnya. Ke depan, ia juga akan berupaya menata ekonomi keluarganya dengan menggunakan keahlian yang dimiliki. Yakni dengan bekerja di perbengkelan.
“Bersyukur sekali dibantu pekerjaan. Saya juga bertekad, suatu saat akan bisa memiliki usaha bengkel sendiri, sesuai keahlian saya,” tutur Solehuddin.
Sebelumnya, Solehuddin hanya bekerja serabutan dengan menjual layangan untuk anak-anak. Camat Patrang, M. Haidori, yang juga datang mengunjungi mengamini tekad Solehuddin itu.
“Kita tidak hanya memberikan bantuan saja, tetapi juga mendorong untuk bekerja dan berwirausaha. “Kita mendorong dari belakang. Karena keahliannya di perbengkelan. Ada warga yang menawarkannya bekerja di bengkel di pinggir jalan,” tutur Haidori.
Solehuddin juga bertekad untuk kembali menyekolahkan dua anaknya. Selama lebih dari setahun, dua anak kecil itu tidak bersekolah karena kendala biaya dan tempat tinggal yang tak menentu. Rencana itu membuat dua anak Solehuddin gembira.
“Ingin jadi dokter kalau nanti sudah sekolah,” tutur Zahra Fitriani (9) putri pertama Solehuddin saat ditanya cita-citanya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kasus istri polisi pamer harta di media sosial kembali viral. Lupa dengan teladan pendiri Bhayangkari.
Baca SelengkapnyaKondisi rumah Idris rapuh. Atapnya terbuat dari daun rumbia yang hampir hancur, dinding anyaman bambunya juga berlubang dan penuh rongga. Ia butuh bantuan.
Baca Selengkapnya