Sorot SBY, Misbakhun 'hidupkan' lagi skandal Century
Merdeka.com - Setelah mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia, Budi Mulya, divonis Mahkamah Agung (MA) dengan 15 tahun penjara, kasus dugaan korupsi bailout Bank Century pada 2008 seakan jalan di tempat. Belum ada tanda-tanda Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan mengembangkan mega skandal ini ke arah aktor utama.
Di tengah lesunya KPK mengusut korupsi dalam pencairan dana talangan Rp 6,7 triliun ini, mantan anggota Pansus Bank Century DPR Mukhamad Misbakhun, menulis buku 'Sejumlah Tanya Melawan Lupa, Mengungkap 3 Surat SMI kepada Presiden SBY'.
Lewat buku setebal 190 halaman ini, Misbakhun ingin 'menghidupkan' kembali ingatan publik terhadap kasus ini.
-
Apa kitab penting itu? Sebuah manuskrip terkenal dari naskah Kitab Kells berusia 1.200 tahun yang memiliki iluminasi luar biasa dari koleksi museum Trinity College Dublin ternyata memiliki sejarah yang panjang sebelum berada di museum tersebut.
-
Siapa yang membuat kitab ini? Menurut para ahli kitab ini ditulis oleh setidaknya tiga biarawan berbeda.
-
Apa tema buku tahunan yang dibahas? Dari sekian banyak tema buku tahunan, mafia menjadi salah satu tema yang digemari.
-
Apa itu ISBN? International Standard Book Number atau ISBN adalah kode unik numerik 13 digit yang digunakan untuk mengidentifikasi sebuah buku secara spesifik.
-
Kapan kitab itu dibuat? Para ahli berpendapat Kitab Kells dibuat di Iona sekitar tahun 800-an M oleh para biarawan yang mengabdikan diri kepada misionaris Irlandia abad ke-6 di mana St. Columba diyakini menyebarkan agama Kristen ke seluruh Skotlandia.
-
Dimana teks eksposisi bisa ditemukan? Contoh-contoh teks eksposisi laporan meliputi laporan penelitian, laporan proyek, dan laporan keuangan.
"Bahwa ada persoalan yang serius dalam sebuah episode Bangsa Indonesia yang belum tuntas diselesaikan," kata politikus Golkar ini di Jakarta, kemarin.
Sesuai judulnya, Misbakhun memfokuskan isi buku pada tiga surat yang pernah dituliskan Menkeu atau Ketua KSSK Sri Mulyani kepada Presiden SBY pada 2008. Komunikasi intensif ini, menurut Misbakhun, telah meruntuhkan klaim SBY bahwa dia tidak dilaporkan soal bailout.
"Dengan terkuaknya surat-surat Sri Mulyani tersebut, mengindikasikan kalau selama ini SBY sudah berbohong," tegas Misbakhun yang pernah dipenjara di era SBY, meski kemudian putusan peninjauan kembali (PK) menyatakan dia tidak bersalah.
Berikut 3 bukti yang dibeberkan Misbakhun untuk membantah klaim SBY:
Tiga surat Sri Mulyani untuk Presiden SBY
Menurut Misbakhun, tiga surat yang dikirimkan Sri Mulyani kepada Presiden SBY ketika itu menggugurkan klaim atau argumentasi yang menekankan presiden tidak tahu apa-apa tentang bailout untuk Century. "Jika merujuk surat Sri Mulyani yang ditujukan kepada Presiden SBY memang secara jelas, Sri Mulyani Menteri Keuangan atau Ketua KSSK ketika itu secara intensif melaporkan perkembangan terkini terkait penanganan Bank Century," ujarnya.Surat pertama, papar Misbakhun, tertanggal 25 November 2008 nomor S-01/KSSK.01/2008, perihal: Penyampaian Laporan Pencegahan Krisis. Dalam surat yang tertulis sifatnya Sangat Rahasia/Segera itu Sri Mulyani dalam kapasitasnya sebagai Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) melaporkan empat poin. Sri Mulyani juga melampirkan notulen rapat KSSK tanggal 21 November 2008."Surat pertama ini sangat terperinci menjelaskan pokok-pokok persoalan terkait penyelamatan Bank Century. Ditambah lagi dengan lampiran notulen rapat KSSK tanggal 21 November 2008. Jelas semua peta persoalan dan langkah yang diambil KSSK disampaikan dengan detil kepada SBY sebagai presiden ketika itu," kata Misbakhun.Kedua yakni Surat Menkeu atau Ketua KSSK Sri Mulyani kepada Presiden SBY tertanggal 4 Februari 2009 dengan nomor surat SR-02/KSSK.01/II/2009. Surat bersifat sangat rahasia ini perihal Laporan Perkembangan Penanganan PT Bank Century Tbk. Terdapat 15 poin dalam surat ini. Pada poin pertama, Sri Mulyani mengawali dengan tulisan Sebagaimana Bapak Presiden Maklum.Ketiga, lanjut Misbakhun, adalah surat Menkeu Sri Mulyani kepada Presiden SBY tertanggal 29 Agustus 2009 dengan nomor surat SR-37/MK.01/2009. Surat ini sama dengan dua surat sebelumnya bersifat sangat rahasia/sangat segera, perihal Penanganan PT Bank Century. "Sama dengan surat kedua, Sri Mulyani mengawali suratnya dengan kata 'Sebagaimana Bapak Presiden Maklum'," kata Misbakhun.Saat surat ketiga ini ditulis, kata Misbakhun, bailout Bank Century mulai menjadi perhatian publik. Sebab, dua hari sebelum ditulisnya surat ini, yakni 27 Agustus 2009, Komisi XI DPR memanggil Menteri Keuangan, BI dan LPS untuk dimintai keterangan, terutama terkait lonjakan suntikan modal yang diberikan LPS kepada Bank Century."Sampai saat itu, Bank Century mendapat suntikan dana sebesar Rp 6,7 triliun," ujar Misbakhun yang melampirkan salinan 3 surat tersebut dalam bukunya.
BAP Sri Mulyani oleh KPK
Lewat bukunya 'Sejumlah Tanya Melawan Lupa, Mengungkap 3 Surat SMI kepada Presiden SBY', Misbakhun juga mengungkap isi BAP Sri Mulyani saat diperiksa KPK di Washington DC pada 30 April 2013. Sama dengan surat, BAP juga membuktikan Sri Mulyani (SMI) telah melaporkan penanganan Bank Century kepada SBY.Di halaman 154 buku tersebut, dimuat pertanyaan nomor 15 penyidik KPK kepada Sri Mulyani: "Apakah Sdr melaporkan permasalahan BC ini kepada presiden? Jelaskan!"Kemudian dijawab Sri Mulyani: "Setelah Presiden mendarat saya melaporkan adanya teleconference, melaporkan penanganan Bank Century dan situasi perbankan dan selanjutnya konsentrasi pada G20."Menurut Misbakhun, gambaran situasi ini memperjelas posisi bahwa Presiden SBY mengetahui penanganan Bank Century sebelum dilaksanakannya bailout. "Yang menjadi persoalan dan justru menimbulkan permasalahan baru, adalah mengapa SBY membantah bahwa ia telah mendapat laporan dan mengetahui perihal penyelamatan Century ini? Apakah ada hal lain yang belum terungkap pada public terkait peran SBY?" tulis Misbakhun seperti dikutip merdeka.com dari buku tersebut, Selasa (18/8).Saat dikonfirmasi, Plt Wakil Ketua KPK Indriyanto Seno Adji menyatakan belum bisa memastikan kebenaran isi BAP tersebut. "Saya belum bisa jawab karena tidak pernah lihat langsung BAP-nya,â kata Indriyanto lewat pesan singkat kepada merdeka.com, kemarin.
Teleconfrence Sri Mulyani
Tidak hanya surat dan BAP, Misbakhun juga menyorot isi teleconference antara Sri Mulyani (SMI) yang tengah berada di Amerika Serikat dan para pejabat Departemen Keuangan ketika itu, serta Ketua Unit Kerja Presiden untuk Pengelolaan Program dan Reformasi (UKP3R) Marsilam Simanjuntak.Berpegang pada bukti risalah, Misbakhun mengatakan, telekonferensi tersebut khusus diadakan untuk membahas masalah Bank Century. "Mereka mengadakan saat larut malam. Risalah menulis, telekonferensi dimulai pukul 22.05 WIB. Kalender menunjukkan tanggal 13 November 2008 dan berakhir pada pukul 23.59," paparnya.Isi risalah tersebut, beber Misbakhun, di antaranya adalah sebagai berikut: "Sdri Sri Mulyani menginformasikan telah menyampaikan permasalahan ini kepada Presiden RI, namun pada hari ini Presiden RI akan melakukan perjalanan dinas ke San Francisco, USA, yang artinya sampai dengan esok hari, dalam hal diperlukan Presiden belum dapat mengambil keputusan."Menurut politikus Golkar ini, dengan pernyataan SMI yang telah mengatakan telah menginformasikan permasalahan kepada Presiden dan menyatakan Presiden belum bisa mengambil keputusan sampai besok hari (tanggal 14 November 2008), "menunjukkan bahwa Presiden tahu persoalan Bank Century sebelum dilakukan bailout." (mdk/gil)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Buku diterbitkan bertepatan gerakan melawan lupa 17 tahun aksi Kamisan terhadap 13 korban aktivis 97-98
Baca SelengkapnyaDalam konteks HAM, yang menjadi pijakan dijelaskannya yakni yang pertama memori kolektif korban dan kedua adanya kesamaan kronologis peristiwa.
Baca SelengkapnyaPenemuan buku tersebut seakan menyimpan kisah dan kenangan yang tersembunyi di balik halaman-halaman usangnya.
Baca SelengkapnyaNovel Baswedan meminta Polda Metro Jaya mengusut tuntas kasus dugaan korupsi Ketua KPK Firli Bahuri.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani mengatakan, buku ini disusun karena banyak sekali peristiwa yang ingin dia ceritakan dalam 20 tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaSigit pun berjanji Polri akan menindaklanjuti sejumlah laporan yang masuk.
Baca SelengkapnyaAirlangga menilai Sri Mulyani selama ini telah menjabat sebagai menteri keuangan dengan baik, khususnya saat menghadapi krisis pandemi Covid-19.
Baca SelengkapnyaAcara bedah buku itu juga dihadiri Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto
Baca SelengkapnyaBamsoet berkelakar, koalisi partai politik menuju Pilpres 2024 bisa berubah-ubah setiap saat.
Baca SelengkapnyaDalam buku tersebut dijelaskan soal konflik kepentingan yang mempengaruhi tugas dan tanggung jawab pejabat negara
Baca SelengkapnyaAktivis kembali menggelar Aksi Kamisan di seberang Istana untuk menuntut penuntasan kasus pelanggaran HAM berat masa lalu.
Baca SelengkapnyaSebanyak 2.000 tengkorak dan 1.000 nisa kuburan ditampilkan secara dramatis.
Baca Selengkapnya