Soroti CFD Jakarta, Mendagri Nilai Perlu Sosialisasi Intens Protokol Kesehatan
Merdeka.com - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menilai masih banyak masyarakat yang belum menerapkan jaga jarak saat kegiatan Car Free Day (CFD) di ruas Jalan Sudirman-Thamrin DKI Jakarta pada Minggu (21/6) kemarin. Dia menjelaskan hal tersebut adalah hasil diskusi dari Kepala Gugus Tugas Covid-19, Doni Monardo dan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.
"Seperti misalnya tadi sudah diskusi dengan Kepala Gugus Tugas dan Menkes soal CFD yang dibuka. Kita lihat masyarakat ada yang belum siap. Masih ada penumpukan," kata Tito dalam siaran telekonference di Kantor Kementerian Dalam Negeri, Jakarta Pusat, Senin (22/6).
Oleh sebab itu, menurut Tito, sosialisasi terkait jaga jarak serta protokol kesehatan perlu dilakukan secara intens. Serta meminta masyarakat terbiasa dengan pola tersebut.
-
Bagaimana Kota Medan mengajak warga ikut normalisasi? 'Nah, bapak dan ibu camat, kalau bisa ajak masyarakatnya berpartisipasi dalam kegiatan itu. Jadi, ini tujuannya untuk mengedukasi dan agar tidak ada kesan yang membenarkan bahwa masyarakat boleh membuang sampah ke sungai, nanti dibersihkan oleh pemerintah. Bukan, bukan itu. Kita bangkitkan sama-sama kesadaran masyarakat, ' pesannya.
-
Kenapa Pemprov DKI meminta warga menjaga kebersihan? Warga diimbau menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitar tempat tinggalnya.
-
Kenapa pakai masker penting? Masker bisa mencegah penyakit-penyakit tersebut karena masker berfungsi sebagai penghalang fisik yang mengurangi kontak langsung antara droplets atau tetesan cairan yang keluar dari mulut dan hidung seseorang dengan orang lain.
-
Siapa yang meminta masyarakat hati-hati? Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta masyarakat untuk tidak memberikan foto diri beserta KTP secara sembarangan.
-
Mengapa masyarakat diminta waspada? BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga yang ditetapkan sejak November 2020.
-
Kenapa Sudirman mengajak semua pihak untuk menjaga ketertiban? Ia pun mengajak semua pihak untuk menegakkan pedoman hidup masyarakat Sulsel yakni Sipakatau dan sipakalebbi. Ia juga menegaskan mengedepankan sopan santun menjalani tahapan Pilgub Sulsel.'Kami berharap kepada seluruh teman-teman selama proses ini untuk menjaga ketertiban menjaga sipakatau atau sipakalebbi. Karena kami andalan hati mengadakan sopan santun sebagai karakter untuk Sulsel maju yang berkarakter,' ucapnya.
"Saya kira ini harus disosialisasikan secara intens," kata Tito.
New Normal Jangan Anggap Pandemi Sudah Selesai
Tito juga meminta kepada masyarakat agar tidak abai. Walaupun DKI Jakarta kata dia sudah menerapkan tatanan norma baru tetapi bukan berarti pandemi Covid-19 selesai.
"Kita melihat kita mewaspadai agar jangan sampai nanti masyarakat dengan adanya new normal, semua sudah dianggap selesai," jelas Tito.
Dia menjelaskan adaptasi Covid-19 harus dilakukan, sebab hal tersebut tidak bisa secara singkat. "Ini adalah bagian dari kehidupan," jelas Tito.
Protokol Kesehatan Belum Maksimal
Sebelumnya, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 menyoroti pelaksanaan kegiatan Hari Bebas Kendaraan Bermotor atau car free day (CFD) di DKI Jakarta yang tidak menerapkan protokol kesehatan dengan disiplin.
"Hari ini kami melakukan pemantauan di beberapa tempat seperti area car free day di Jakarta, masih kita lihat beberapa masyarakat lupa bahwa jaga jarak itu penting," kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto, Minggu (21/6).
Yurianto mengingatkan bahwa pelaksanaan protokol kesehatan secara ketat tidak bisa dipisahkan atau dilakukan sepotong-sepotong. Seperti tindakan menjaga jarak fisik untuk mencegah terkena percikan (droplet) dari mulut atau hidung sangat penting untuk dilakukan dalam upaya pencegahan penularan virus Covid-19.
"Ini kami mohon jadi evaluasi kita bersama, menjaga jarak adalah sesuatu yang mutlak kita laksanakan," kata Yurianto.
Selain itu, menurut dia, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 juga melakukan pemantauan di beberapa bandara yang memiliki jadwal penerbangan hari ini ke Pulau Jawa, seperti di Bandara Internasional Hang Nadim Batam.
"Kita masih melihat banyak masyarakat belum tertib menjaga jarak fisik. Meski sebagian besar sudah menggunakan masker, tapi jaga jarak fisik tetap perlu," ucap Yurianto.
"Bahan evaluasi kita bahwa jaga jarak fisik, menggunakan masker harus dijalankan secara disiplin. Ini jadi prasyarat mutlak manakala melakukan adaptasi kebiasaan baru untuk kembali pada tingkat produktivitas kita. Sekali lagi adaptasi kebiasaan baru berbasis pada kepatuhan kita menjalankan protokol kesehatan," tambahnya.
Anies Gelar Rapat Evaluasi CFD Lantaran Banyak Langgar Protokol
Gubernur DKI Anies Baswedan akan menggelar rapat evaluasi, terkait Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) atau car free day alias CFD. Menurut dia, banyaknya ditemukan pelanggaran seperti anak di bawah umur dan lansia, di area tersebut harus diperhatikan bagaimana cara menanganinya.
"Kegiatan HBKB kemarin kita akan review hari ini, kemudian dikumpulkan sudah datanya dan kita akan putuskan pendekatannya akan seperti apa," kata Anies di Balai Kota Jakarta, Senin (22/6).
Soal pendekatan, lanjut Anies, intinya adalah tetap mematuhi protokol kesehatan Covid-19. Namun ditegaskan, bahwa pendekatan yang diambil saat proses eksekusi belum tentu menjadi yang terbaik, karena wajib terus dievaluasi sesudahnya.
"Apakah pendekatan yang masih seperti kemarin akan diubah pendekatannya tetapi intinya adalah kita semua ini sedang dalam proses belajar belajar untuk menaati protokol," jelas Anies.
Anies meyakini, semua kebijakan dan evaluasi yang diambil memiliki hikmah. Tujuannya agar menjadi lebih baik lagi.
"Mengelola suatu kegiatan dan setia pada proses untuk mengambil hikmahnya, lakukan koreksi lakukan perbaikan," Anies menandasi.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Imbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaAkibat wabah tersebut, sekolah meliburkan sementara.
Baca SelengkapnyaProf. Tjandra Yoga Aditama, mengingatkan agar kita waspada terhadap peningkatan kasus gondongan dan cacar air di kalangan siswa.
Baca SelengkapnyaPB IDI memberi sejumlah langkah preventif bagi masyarakat untuk menghadapi cacar monyet.
Baca SelengkapnyaMeskipun Covid-19 yang muncul saat ini sudah tidak berbahaya seperti dulu.
Baca SelengkapnyaPemerintah Kota Tangerang Selatan mengimbau masyarakat agar tidak panik dan tetap waspada.
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca SelengkapnyaKemudian, yang kedua adalah strategi pengurangan emisi pencemaran udara. Salah satunya adalah dengan menggalakkan uji emisi dan penggunaan transportasi umum.
Baca SelengkapnyaMengingat virus cacar monyet bukanlah penyakit sembarangan.
Baca SelengkapnyaDemi mencegah penyebaran Mpox, terdapat sejumlah cara yang bisa dilakukan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPakar mengungkap sejumlah kiat agar masyarakat dapat menjalani liburan Natal dan Tahun Baru dengan aman di tengah kasus Covid-19 yang meningkat.
Baca SelengkapnyaPemerintah dinilai kecolongan lantaran sibuk dengan pencegahan pandemi Covid-19.
Baca Selengkapnya