Sosiolog: Masyarakat Bukan Abai, Tapi Tak Percaya Pemerintah Tangani Covid-19
Merdeka.com - Ketua Satgas Penanganan Covid-19, Doni Monardo mengatakan ada lima provinsi yang warganya paling tidak percaya dengan wabah Covid-19. Kelima provinsi itu adalah DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Kalimantan Selatan. Mereka beranggapan dirinya tidak akan terjangkit virus Corona. Hal ini Doni ungkapkan saat rapat dengan Komisi VIII DPR RI, Kamis (3/9).
Oleh karena itu, Satgas Covid-19 akan mengambil langkah mitigasi yang melibatkan pakar di bidang sosiologi, antropologi dan psikolog untuk menyasar lima daerah itu karena dianggap masih tidak percaya terhadap Covid-19 dan menganggap virus corona hanyalah konspirasi.
Sosiolog Universitas Nasional (Unas), Nia Elvina menilai, Masyarakat bukannya tidak percaya dengan wabah virus Corona itu sendiri, namun tidak percaya dengan himbauan pemerintah. Menurut Nia, masyarakat menganggap pemerintah kurang sungguh-sungguh dalam menangani Covid-19.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II-2023? “Bila dibandingkan dengan triwulan II-2022 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,17 persen,“ kata Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik BPS Moh Edy Mahmud saat Konferensi Pers di Jakarta, Senin.
-
Apa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Kenapa minat investor asing menurun di sektor keuangan Indonesia? Menurunnya minat investor asing terhadap sektor keuangan Indonesia disebabkan oleh sentimen peningkatan yield surat utang di Amerika Serikat dan tren suku bunga tinggi di sejumlah bank sentral negara maju. Akibatnya, kebutuhan likuiditas pemerintah dan pelaku usaha akan menjadi sangat kompetitif dan berbiaya mahal,' ucap Said.
-
Kapan gelombang puncak Covid-19 di Indonesia? Data Satgas Penanganan Covid-19 mencatat ada dua kali gelombang puncak yang menghantam Indonesia selama kurun 3 tahun terakhir ini.Gelombang pertama pada 15 Juli 2021 akibat varian Delta dengan rata-rata laporan positif harian 16.041 kasus, dan 16 Februari 2022 oleh varian Omicron sebanyak 18.138 kasus.
"Saya kira masyarakat bukan mengabaikan adanya Covid-19. Realitas yang berkembang dalam masyarakat yaitu minimnya kepercayaan masyarakat kepada himbauan pemerintah atau pengelola negara saat ini," ujar Nia saat dihubungi merdeka.com, Jumat (4/9).
Akibat dari penanganan Covid-19 yang kurang serius, angka pertumbuhan ekonomi Indonesia minus 5,32 persen pada kuartal II 2020. Angka pengangguran pun meningkat. Pada tahun 2019, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 5,28 persen dan pada tahun 2020, Bappenas memperkirakan TPT menyentuh 8,1 hingga 9,2 persen atau 10,7-12,7 juta orang.
Oleh karena itu, masyarakat cenderung mengutamakan berbagai cara untuk menyambung hidup dan menghiraukan protokol kesehatan.
"Penanganan yang kurang serius ini berdampak besar terutama di bidang ekonomi. Menurut beberapa studi, angka pengangguran mengalami peningkatan tajam selama Pandemi Covid-19 ini. Untuk itu masyarakat lebih mengutamakan memenuhi kebutuhan dasar untuk hidup, daripada himbauan pemerintah untuk mematuhi protokol," ujar Nia
Selain itu, banyaknya ketetapan terkait penanganan Covid-19 yang diubah membuat masyarakat semakin tidak percaya dengan pemerintah. Seperti yang diketahui, Pada 21 Juli lalu, pemerintah resmi mengganti istilah seputar Covid-19. Istilah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan Orang Dalam Pemantauan (ODP) diganti dengan 'kasus suspek'.
Ada juga 'kasus probable', yakni istilah untuk kasus suspek dengan ISPA berat atau meninggal dunia dengan diagnosis yang diyakini sebagai Covid-19. Selain itu, pemerintah juga mengganti istilah 'new normal' menjadi 'adaptasi kebiasaan baru'. Bukan hanya itu saja, pemerintah bahkan juga membubarkan gugus tugas dan menggantinya menjadi Satgas Covid-19. Juru bicaranya pun juga ikut diganti.
"Saya kira, faktor pembubaran gugus tugas dalam penanganan Covid-19 juga memicu semakin menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah," ujar Nia.
Jadi menurutnya, penyebab masyarakat abai terhadap protokol kesehatan bukan karena tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Covid-19 rendah. Namun karena menganggap pemerintah tidak bisa berbuat banyak untuk mengatasi permasalahan akibat Covid-19. Bahkan kata dia, masyarakat menilai pemerintah lebih memperhatikan dan mengedepankan Pilkada daripada penanganan virus Corona.
"Masyarakat menganggap pemerintah juga tidak bisa berbuat banyak untuk mengatasi permasalahan yang ditimbulkan oleh Covid-19," ujarnya
"Masyarakat menilai pemerintah lebih mengedepankan Pilkada mendatang. Mereka lebih concern dalam mempertahankan kekuasaannya di pusaran elite mereka," tutupnya. (mdk/rhm)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
margin of error yang diterapkan sebesar ±2,9%, pada tingkat kepercayaan 95%
Baca SelengkapnyaMenurut asumsi pemerintah, Indeks Keyakinan Konsumen masih tumbuh positif untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi lebih tinggi lagi.
Baca SelengkapnyaPer Agustus 2024, posisi utang Indonesia berada di angka Rp8.461,93 triliun, setara dengan 38,49 persen dari PDB.
Baca SelengkapnyaDia menilai, saat ini, inflasi pangan masih terlampau tinggi yang berpotensi untuk menurunkan daya beli masyarakat kelas menengah.
Baca SelengkapnyaJumlah penduduk kelas menengah tersebut menyumbang 21,45 persen dari proporsi penduduk.
Baca SelengkapnyaKebijakan pemerintah membuat daya beli masyarakat semakin amburadul.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan retail di Indonesia hanya tumbuh sebesar 3,2 persen hingga kuartal II-2023 (year on year).
Baca SelengkapnyaThomas mengakui, fenomena penurunan kelas menengah ini akan menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintahan presiden terpilih Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaMacetnya pertumbuhan ekonomi karena selalu bergantung pada konsumsi domestik.
Baca SelengkapnyaPemerintah perlu memberikan bantuan bagi kelas menengah untuk mendorong daya beli kelompok masyarakat itu kembali bangkit.
Baca SelengkapnyaTjandra Yoga Aditama mengatakan, tren peningkatan laju kasus Covid-19 di Indonesia dan sejumlah negara lain masih perlu diwaspadai.
Baca SelengkapnyaIndef menilai, ada perubahan pola konsumsi masyarakat yang mempengaruhi ekonomi.
Baca Selengkapnya