Sosok Emil Salim, Profesor yang Ditunjuk-tunjuk & Disebut Arteria Dahlan Sesat
Merdeka.com - Politikus PDIP Arteria Dahlan menjadi sorotan. Tingkah dan sikap emosionalnya dalam suatu program di televisi swasta membuat geram banyak orang. Hal itu terjadi saat Arteria berdebat membahas Perppu KPK dengan Emil Salim, salah satu politisi senior serta mantan menteri era Presiden Soeharto.
Saking emosionalnya, Arteria sampai menunjuk-nunjuk serta menyebut Emil sesat. Tingkahnya itu ditanggapi tenang oleh Emil.
Arteria tak bisa mengendalikan emosi saat Emil menegaskan ada kewajiban dalam UU KPK untuk menyampaikan laporan. Itu dibantah Arteria.
-
Apa yang DPR minta KPK usut? 'Komisi III mendukung penuh KPK untuk segera membongkar indikasi ini. Karena kalau sampai benar, berarti selama ini ada pihak yang secara sengaja merintangi dan menghambat agenda pemberantasan korupsi.'
-
Kenapa DKPP menilai KPU melanggar kode etik? Komisioner KPU sebagaimana kami pahami saat ini ya sepertinya dikenai sanksi karena adanya dianggap melakukan kesalahan teknis bukan pelanggaran yang substansif,' ujar dia.
-
Bagaimana aksi arogansi Ketua PP? Dengan nada tinggi pria itu sampai memarahi pengemudi itu hingga adu cekcok terjadi.'Koe anak e sopo? Iki wilayahku, koe seng mundur,' kata pria itu.
-
Apa yang diadukan kepada Ketua KPU? Ketua KPU Hasyim Asyari didalilkan lalai dan tidak cermat dalam menentukan serta menetapkan anggota KPU Kabupaten Puncak yang terindikasi sebagai anggota aktif partai politik.
-
Siapa yang diadukan ke DKPP? Dalam sidang pemeriksaan dugaan pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu (KEPP) perkara nomor 19-PKE-DKPP/I/2024, Nus Wakerkwa mengadukan Ketua KPU Hasyim Asy’ari berserta anggota KPU Mochammad Afifuddin dan Parsadaan Harahap.
-
Siapa yang diperiksa KPK? Mantan Ketua Ferrari Owners Club Indonesia (FOCI), Hanan Supangkat akhirnya terlihat batang hidungnya ke gedung Merah Putih, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Senin (25/3) kemarin.
"Nggak pernah dikerjakan Prof. Prof tahu gak?" kata Arteria sembari membetulkan posisi duduknya menjadi setengah berdiri.
"Tiap tahun menyampaikan laporan," sambung Emil.
Di sinilah, Arteria meradang. "Mana Prof, saya di DPR, Prof. Nggak boleh begitu Prof. Saya yang di DPR, saya yang tahu, mana, Prof sesat, ini namanya sesat," kata Arteria dengan nada tinggi memotong pernyataan Emil sambil menunjuk-nunjuknya.
Dikutip dari berbagai sumber, berikut jejak rekam Emil Salim:
Menteri era Presiden Soeharto
Pria kelahiran Lahat 8 Juni 1930 ini merupakan menteri Bidang Penyempurnaan dan Pembersihan Aparatur Negara Indonesia ke-2. Dengan masa jabatan 1971-28 Maret 1973.
Saat itu ia menggantikan Harsono Tjokroaminoto. Setelah itu, Emil kembali dipercaya Presiden Soeharto untuk menjadi pembantunya dalam jajaran kabinet.
Kali ini Emil dipercaya sebagai Menteri Perhubungan menggantikan Frans Seda. Dengan masa jabatan 28 Maret 1973-29 Maret 1978.
Selanjutnya, Emil lagi-lagi dipercaya Soeharto masuk kembali dalam jajaran kabinet. Kali ini dengan posisi menteri baru. Yakni, Menteri Negara Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup Indonesia pertama. Dengan masa jabatan 29 Maret 1978-17 Maret 1993.
Ketua Dewan Pertimbangan Presiden SBY
Paripurna membantu dalam kabinet Presiden Soeharto, Emil mendapat kepercayaan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menjadi Ketua Dewan Pertimbangan Presiden. Dengan masa jabatan 25 Januari 2010-20 Oktober 2014.
Masih Keturunan Haji Agus Salim
Emil Salim merupakan putra dari Baay Salim dan Siti Syahzinan dari Nagari Koto Gadang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Emil masih keponakan pahlawan nasional Haji Agus Salim.
Lulusan University of California, Amerika Serikat
Emil Salim memulai pendidikannya di Frobel School, Banjarmasin, Kalimantan Selatan sejak 1935-1936. Kemudian ia melanjutkannya ke Europesche Lagere School, Banjarmasin di tahun 1936-1940, Lahat 1940-1942.
Selanjutnya, Emil hijrah ke Palembang untuk menempuh pendidikan di Dai Ichi Syo-Gakko selama 2 tahun, yakni 1942-1944. Dan melanjutkannya ke Sekolah Menengah Umum Pertama di kota yang sama.
Tahun 1948-1951, Emil pindah ke Bogor, Jawa Barat untuk bersekolah di SMAN 1.
Di jenjang yang lebih tinggi lagi, usai lulus SMAN 1 Bogor, Emil melanjutkannya ke Universitas Indonesia Fakultas Ekonomi dari tahun 1951-1958.
Kemudian, ia menempuh S2 dan S3 di Negeri Paman Sam lewat University of California, Berkeley, Amerika Serikat di Departement of Economics (1959-1964), lalu Master of Arts di 1962, selanjutnya gelar Ph.D didapatkan Emil setelah merampungkan disertasi berjudul Institutional Structure and Economic Development di tahun 1964.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Romli menolak saat diminta jadi saksi meringankan Firli Bahuri dalam kasus dugaan pemerasan mantan Mentan SYL
Baca SelengkapnyaMantan Menteri ESDM, Sudirman Said mengungkap pernah ditegur Presiden Jokowi karena melaporkan Setya Novanto ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD).
Baca SelengkapnyaKetua nonaktif KPK Firli Bahuri dinyatakan bersalah melanggar etik.
Baca SelengkapnyaWakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengatakan, Firli Bahuri memiliki hak untuk memberikan perlawanan.
Baca SelengkapnyaFirli Bahuri dinyatakan terbukti bersalah melanggar etik karena bertemu dengan Eks Mentan SYL.
Baca SelengkapnyaFirli dilaporkan oleh Ketua Lembaga Transparansi Anggaran dan Anti Korupsi Indonesia (Lemtaki), Edy Susilo ke Polda Metro Jaya.
Baca SelengkapnyaEdy selaku pelapor berharap penyidik segera memeriksa Firli Bahuri bersama pengacaranya, Ian Iskandar selaku terlapor dalam kasus ini.
Baca SelengkapnyaAbraham Samad, berkomentar terkait kabar Firli Bahuri diduga terlibat pemerasan terhadap tersangka korupsi eks Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL).
Baca SelengkapnyaSudah 40 tahun mengabdi di kepolisian, Firli merasa terasing dan batinnya bergejolak saat mendatangi Mabes Polri
Baca Selengkapnya