Sosok Menteri Investasi Harus Cakap Tata Birokrasi Tanpa Rusak Sosial & Lingkungan
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo berencana untuk membentuk Kementerian Investasi. Kementerian ini merupakan perubahan dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Sebelumnya DPR sudah menyatakan setuju untuk menaikkan status BKPM itu menjadi Kementerian Investasi.
Pengamat Politik Usep S. Ahyar mengungkapkan, sosok yang bisa menduduki kursi Menteri Investasi adalah seseorang yang bisa menangani sulitnya birokrasi di Indonesia. Karena kata dia, birokrasi di Indonesia sangat berbelit-belit. Selain itu, menurutnya jaringan atau network calon menteri tersebut sangatlah penting.
"Tentunya yang mempunyai jaringan dan punya pengalaman memasukan investasi ke dalam negeri. Menteri baru harus bisa menata birokrasi lebih mudah dan modern, tapi tidak serampangan dan merusak sosial dan lingkungan kita," kata Usep kepada merdeka.com, Selasa (13/4).
-
Mengapa Jokowi mendorong investasi di IKN? 'Investasi di IKN Nusantara ini adalah membeli masa depan,' ujar Jokowi di IKN, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa (4/6). Oleh sebab itu, Jokowi menekankan pentingnya percepatan pembangunan infrastruktur seperti jalan tol dan bandara untuk mendukung aksesibilitas ke IKN.
-
Bagaimana Jokowi mendorong investasi di IKN? Jokowi juga menegaskan pentingnya dukungan investasi saat ini untuk mewujudkan visi pembangunan Ibu Kota Nusantara.'Jadi kalau mau investasi, sekali lagi, sekarang,' tegasnya.
-
Kenapa Presiden Jokowi mengajak investor Tiongkok berinvestasi di Indonesia? Mengingat sejumlah indikator ekonomi di Indonesia menunjukkan capaian positif, antara lain pertumbuhan ekonomi yang konsisten di atas 5 persen, neraca dagang yang surplus 41 bulan berturut-turut, Purchasing Manager Index (PMI) berada di level ekspansi selama 25 bulan berturut-turut, dan bonus demografi.
-
Mengapa Jokowi berharap JAPINDA dapat terus mendukung peningkatan investasi dan alih teknologi di Indonesia? Jokowi berharap JAPINDA dapat terus mendukung peningkatan investasi dan alih teknologi di sektor ekonomi masa depan seperti transisi energi dan juga ekonomi digital.
-
Mengapa Presiden Jokowi ingin menarik investasi 'family office' ke Indonesia? Pemerintah memproyeksikan investasi dari pengelolaan dana berbasis keluarga atau family office yang bisa ditarik ke Indonesia mencapai USD500 miliar dalam beberapa tahun ke depan. Jumlah tersebut merupakan 5 persen dari total dana yang dimiliki perusahaan keluarga atau family office di dunia sebesar USD11,7 triliun.
-
Bagaimana Jokowi ingin tingkatkan kesejahteraan rakyat? 'Pak Joko Widodo menetapkan kebijakan akan menghentikan, menjual kekayaan kita dalam bentuk mentah dengan murah ke luar negeri,' ujar Prabowo.
Sehingga menurutnya, calon menteri harus bisa menata pemerintahan. Selain itu, investasi yang didatangkan juga harus menguntungkan seluruh rakyat Indonesia. Sehingga bukan hanya menguntungkan sebagian pihak saja, apalagi jika hanya menguntungkan kalangan menengah atas. Direktur Riset Populi Center itu berharap, hadirnya Kementerian Investasi itu bisa membantu rakyat kecil dan pengangguran dalam mendapatkan lapangan pekerjaan.
"Bukan hanya bisa menarik tapi juga bisa menggali potensi investasi dalam negeri lainnya. Tentunya investasi tersebut harus bisa menguntungkan seluruh rakyat Indonesia," katanya.
"Jadi orientasinya bukan hanya ke kelompoknya, tapi ke kepentingan rakyat secara umum, apalagi 'bagi-bagi' jangan lah itu," sambungnya.
Dia mengusulkan agar Presiden Jokowi bisa menggaet calon menteri dari pengusaha-pengusaha muda ataupun investor muda. Karena kata dia, selain integritas, kreativitas juga diperlukan. Namun jika Presiden Jokowi ingin mengangkat dari kalangan profesional yang sudah punya pengalaman di pemerintahan, menurutnya Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia bisa memenuhi kriteria tersebut.
"Tokoh-tokoh muda yang punya pengalaman di investasi dan di pemerintahan misalnya Nadiem itu sebenarnya cocok ya, tapi dia kan sudah jadi Mendikbud, masih banyak PR yang harus diselesaikan," ujarnya.
"Kalau dilihat dari pengalaman, mungkin saja Pak Bahlil karena memimpin BKPM sekarang, tapi kan presiden punya pertimbangan," kata dia.
Dia pun mempercayakan Presiden Jokowi dalam memilih sosok yang tepat untuk menjabat sebagai Menteri Investasi itu.
Senada dengan Usep, pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia juga setuju jika calon Menteri Investasi harus bisa mengubah tatanan birokrasi di Indonesia. Menurutnya itulah yang masih menjadi tantangan di setiap kementerian.
"Di indonesia, birokrasi kita sangat ribet, sulit dan korup. Yang mudah malah dipersulit. Ini yang membuat para menteri kita keteteran dalam memimpin birokrasi," ujarnya.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Upaya perbaikan iklim investasi secara terus menerus mesti dilakukan agar pertumbuhan investasi dan perkonomian tidak terhenti.
Baca SelengkapnyaAndika Perkasa mengungkap pertumbuhan ekonomi negara seharusnya dijalankan secara dua arah.
Baca SelengkapnyaPemerintah perlu menetapkan berbagai kebijakan guna memajukan perekonomian Indonesia.
Baca SelengkapnyaPara capres dan cawapres mulai mendaftarkan diri di KPU.
Baca SelengkapnyaDirektur Eksekutif CELIOS, Bhima Yudhistira menyebutkan ada empat pekerjaan rumah (PR) yang mesti diselesaikan Rosan sebagai menteri investasi yang baru.
Baca SelengkapnyaDia berjanji akan memberikan insentif bagi investor yang berminat tanam modal di sektor perikanan dan kelautan.
Baca SelengkapnyaJokowi mengakui pertumbuhan ekonomi sangat bergantung terhadap investasi.
Baca SelengkapnyaLuhut mengatakan, terdapat sejumlah persiapan untuk memaksimalkan peluang dari pengembangan Wealth Management Centre (WMC) yang menggunakan skema family office.
Baca SelengkapnyaJawa Barat dinilai bisa menjadi wilayah alternatif bagi para investor asing.
Baca SelengkapnyaKebijakan hilirisasi yang digencarkan pemerintah telah memberikan dampak positif.
Baca SelengkapnyaJokowi menyebut bahwa saat ini pemerintah bukan hanya fokus pada marketingnya, tetapi penyelesaian di dalam negeri.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani mengakui, saat ini, masih terdapat kesenjangan infrastruktur di antara wilayah Indonesia.
Baca Selengkapnya