Sosok Pelaku Penyerangan Polsek Wonokromo di Mata Teman Masa Kecil
Merdeka.com - Polisi telah menangkap penyerang kantor Polsek Wonokromo. Berdasarkan identifikasi kepolisian, para teroris yang berhasil ditangkap ini memiliki beberapa perilaku identik.
Mereka seorang yang pendiam sejak semula atau seorang yang ceria, tetapi tiba-tiba berubah pendiam. Imam Musthofa pun demikian, di benak teman-teman masa kecilnya, yang terkenang dari pemuda 31 tahun itu adalah sosok pendiam yang religius.
Seorang teman masa kecil Imam ingat betul, bila pulang sekolah, karibnya itu memilih pulang sendiri dan jarang terlihat pulang bersama teman-teman. Imam juga anak rumahan yang tak terlalu suka bermain.
-
Bagaimana polisi membantu pria tersebut? Setelah makan, Polisi tersebut memberikan sejumlah uang dan sembako kepada pemuda itu untuk ongkos naik kendaraan umum dan bekal selama di rumah.
-
Apa yang dilakukan polisi untuk Ilham? Ambil Rapor dengan Polisi Tak hanya itu, para polisi tersebut lantas mengantar Ilham untuk kembali ke kediaman pribadi.
-
Apa yang dilakukan polisi tersebut? Penyidik menetapkan Bripka ED, pengemudi mobil Toyota Alphard putih yang viral, sebagai tersangka karena melakukan pengancaman dengan pisau terhadap warga.
-
Bagaimana pelaku ditangkap? Pelaku ditangkap di tempat dan waktu berbeda. Pelaku LL warga Kelurahan Kefamenanu Selatan ditangkap di Weain, Kecamatan Rinhat, Kabupaten Malaka pada Selasa (18/10) kemarin.
-
Siapa yang menyerang Polisi? 'Itu bukan orang tidak dikenal itu, keluarga tersangka (yang menyerang). Ditangkap di rumah, kemudian dibawa, diborgol teriak-teriak dia. Begitu ceritanya,' kata dia.
"Tapi sikapnya baik, cuma irit bicara, oh ya dia juga religius," kata Maktum, nama teman kecil Imam, warga Desa Bilaporah, Kecamatan Lenteng, Kabupaten Sumenep. Desa ini bertetangga dengan Desa Talaga, tempat tinggal Imam Musthofa, di Kecamatan Ganding.
Maka, pada Sabtu malam, 17 Agustus 2019 lalu, Maktum terkaget-kaget, ketika membaca berita di media sosial tentang penyerangan Kantor Polsek Wonokromo Surabaya. Pelakunya disebut asal Desa Talaga bernama Imam Musthofa. Dia tak mengira bocah yang pendiam bisa berbuat nekat, terlebih peristiwa itu dikaitkan dengan terorisme.
"Enggak nanggung-nanggung, bukan kriminal biasa, langsung terorisme, nyerang Polsek Wonokromo," ungkap dia.
Berubah Sejak Merantau ke Surabaya
Lahir 1988, Imam anak desa yang beruntung, di Dusun Karang Jati yang tandus, pendidikannya terbilang tinggi. Ia menamatkan sekolah dasar dan menengah di Bilaporah. Untuk jenjang Sekolah Menengah Atas ia tamatkan di sebuah pondok pesantren besar di Sumenep.
Imam tak kuliah. Dia pulang kampung selepas nyantri. FZ, gadis dan kembang Desa Talaga, dipersunting Imam pada 2014. Keluarga ini merantau ke Surabaya setelah anak pertama lahir setahun kemudian. "Kabarnya dia usaha kerupuk gitu," ujar Maktum.
Lama merantau, Imam dan istrinya langsung jadi omongan warga begitu pulang. Penampilan mereka berubah. Imam bercelana cingkrang dan si istri menutup wajahnya dengan cadar.
Sebuah kamar kos di daerah Sidosermo Gang I Surabaya ditempati keluarga Imam sejak 2015. Dia mencari nafkah dengan menjajakan makaroni renteng ke warung-warung. Dua tahun lalu, anaknya masuk ke MI Baiturrahman tak jauh dari tempat tinggalnya.
Imam juga kerap ikut pengajian di masjid sekolah itu. Sejak itu, tak hanya penampilan yang berubah. Keluarga ini juga menjadi tertutup, jarang berinteraksi dengan warga.
Penyerangan Terekam CCTV
Puncaknya, Sabtu petang (17/8) lalu, Imam mendatangi kantor Polsek Wonokromo. Polisi tak mencurigainya karena celurit untuk menyerang disimpan dalam sebuah ransel.
Terhalang oleh sebuah meja besar, polisi tak menyadari Imam yang berpura-pura melapor masalah lalu lintas, membuka ransel dan mengambil sebilah celurit dan kemudian membacokkan ke polisi di depannya.
Imam berhasil dilumpuhkan setelah dua polisi datang membantu. Selain celurit, dalam ransel juga ditemukan pisau, ketapel, anak panah, airsoft gun, kerupuk dan beberapa stiker ISIS, sebuah organisasi teroris di Timur Tengah. Temuan inilah yang membuat Imam diduga terlibat terorisme.
Polri menyimpulkan serangan nekat Imam sebagai self terorism alias jihad seorang diri. Imam disebut terpapar radikalisme di internet. Dia sering menonton ceramah-ceramah Aman Abdurrahman.
Reporter: Musthofa Aldo
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sempat terjadi keributan saat komplotan Praka RM menculik korban
Baca SelengkapnyaBulan suci Ramadan rupanya tak membuat sebagian orang insaf dalam melakukan hal buruk.
Baca SelengkapnyaKapolres Cilegon AKBP Kemas Indra Natanegara, Senin (4/11), menyebut kini JS dan BA telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Polda Banten.
Baca SelengkapnyaPengeroyokan itu terjadi di Jalan Raya Banjaran-Soreang, Rabu (20/12) lalu.
Baca SelengkapnyaTerungkap sejumlah fakta penculikan, penganiayaan, pemerasan dan pembunuhan terhadap Imam Masykur (25), pemuda penjual kosmetik di kawasan Sandratek.
Baca SelengkapnyaWarga berinisial RP (26) dan I (32) ditetapkan sebagai tersangka penganiayaan asisten Saipul Jamil.
Baca SelengkapnyaPelaku pembacokan berinisial ZMH masih menjalani pemeriksaan dan pengembangan oleh penyidik Satuan Reskrim Polres Metro Jakarta Timur.
Baca SelengkapnyaPolda Metro Jaya membenarkan telah menangkap Zulhadi Satria Saputra alias MS yang merupakan kakak ipar anggota Paspampres, Praka RM alias Riswandi Manik.
Baca SelengkapnyaDiduga alasan Imam Masykur menjadi target penculikan karena urusan ekonomi lantaran minta tebusan.
Baca SelengkapnyaIdentitas dua anggota TNI yang membantu Praka RM menculik dan menganiaya pemuda asal Aceh, Imam Masykur (25) diungkap ke publik.
Baca SelengkapnyaSi maling tampak panik karena gagal mencuri motor. Dia lantas menodongkan benda berbentuk pistol ke arah warga.
Baca Selengkapnya