Spanduk Penolakan Bertebaran di Lokasi Penampungan Pencari Suaka di Daan Mogot
Merdeka.com - Spanduk bertuliskan penolakan warga terhadap keberadaan pengungsi Warga Negara Asing (WNA) bertebaran di Perumahan Daan Mogot Baru. Di lokasi itu, terdapat penampungan sementara para pencari suaka.
Pantauan di lapangan, spanduk dipasang di pagar-pagar rumah dan pohon. Sejak awal gerbang masuk hingga ke penampungan, ada 15 buah spanduk bertuliskan "Kami Warga Komplek Daan Mogot Baru Menolak Tempat Penampungan Imigran di Komplek Kami"
Satu lagi, spanduk terpasang tepat di pintu masuk eks Gedung Kodim Kalideres, yang dijadikan lokasi penampungan.
-
Dimana letak permukiman terbengkalai di Jakarta? Baru-baru ini sebuah kawasan di wilayah Jakarta Timur yang terbengkalai terungkap, dengan deretan rumah yang ditinggalkan oleh penghuninya.
-
Apa yang diminta DPRD DKI Jakarta terkait Wisma Atlet? Wakil Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta Inggard Joshua meminta Pemprov memanfaatkan Wisma Atlet Kemayoran sebagai tempat rekapitulasi dan gudang logistik Pemilu 2024.
-
Kenapa Pemprov Jateng dorong warga binaan memilih? Oleh karena itu, ia mendorong agar warga binaan baik di lapas maupun rutan menggunakan hak suaranya pada pemilu 2024.“Narapidana mempunyai hak yang sama dalam pemilu maupun pilkada,“ kata Nana usai menerima Kepala Kanwil Kemenkumham Jawa Tengah, Tejo Harwanto, di Kantor Gubernur Jawa Tengah, Selasa (21/11).
-
Siapa yang menghuni pemukiman? Analisis genetik pada tulang manusia yang digali menunjukkan hubungan erat antara penduduk pemukiman ini dengan kelompok lain di China selatan dan Asia Tenggara.
-
Kenapa permukiman di Jakarta Timur ditinggalkan? Dari penelusuran yang dilakukan, permukiman ini ditinggalkan penduduknya karena terlalu sering terkena banjir besar.
-
Bagaimana kondisi rumah di permukiman terbengkalai? Rata-rata, rumah di permukiman padat tersebut masih berbentuk utuh, dan tak jauh dari pinggir jalan.Semakin dalam masuk ke dalam gang, beberapa rumah yang awalnya masih layak ditinggali, perlahan-lahan berganti menjadi rumah yang tampak rusak karena tidak terurus lama.
"Boss pengungsi imigran urusan pemerintah dan UNHCR bukan urusan komplek perumahan #TolakPengungsidiPerumahan."
Ketua RT 005 RW 17, Kelurahan Kalideres, Jantoni, menyatakan spanduk-spanduk itu bentuk aspirasi dari warga. Mereka menolak eks gedung kodim dijadikan penampungan sementara.
"Ini semuanya warga yang menolak. Mereka berinisiatif membuat spanduk. Saya tidak ada berapa buah jumlah spanduk," ujar dia saat ditemui, Minggu (14/7).
Jantoni sendiri mengaku tidak menolak keberadaan pengungsi. Hanya saja, kata dia, penempatan pengungsi dirasa kurang pas.
"Masih banyak tempat yang bisa disediakan oleh Pemprov DKI kenapa harus di tempat yang ramah lingkungan. Apalagi sebelah ada sekolahan," ucap dia.
Warga khawatir anak-anak sekolah terkena imbasnya. Apalagi keberadaannya di perumahan komplek yang begitu besar.
"Iya takutnya mereka (imigran) kenapa-napa gitu," ucap dia.
Alasan Warga Tolak Pengungsi Para Imigran
Selain itu, aktivitas warga menjadi terganggu sejak ada para imigran.
"Mereka mengganggu. Masalahnya waktu hari pertama sudah ada warga yang naik mobil di ketok-ketok. Kemudian, katanya para imigran cuma di dalam tapi kenyataannya pada keluar. Malah ada yang duduk dan tidur di emperan ruko. Saya bisa ngomong gini karena kontrol dan lihat sendiri," papar Jantoni saat ditemui di kediamannya, Minggu (14/7).
Dia menyayangkan Pemprov DKI sama sekali tidak berkoordinasi dengan warga dan RT setempat terkait penempatan imigran di eks Gedung Kodim.
"Terus terang sama saya tidak koordinasi," kata Jantoni.
Menurutnya, pada Rabu sore tiba-tiba datang dari petugas pemerintah seperti PPSU, Satpol PP dan perwakilan kecamatan serta kelurahan sekitar 15.00 WIB ke bekas Gedung Kodim Kalideres, Jakarta Barat.
"Masyarakat kira Kodim Grogol pindah ke sini. Masyarakat sudah seneng. Tapi ternyata malam hari baru tahu kalau itu buat pengungsi. Besoknya baru pengungsi pada masuk ke situ," ujar dia.
Jantoni menerangkan, sampai saat ini Ketua RW sedang mencari solusi dengan camat, kapolres, kapolsek, dandim, dan perwakilan sekolah
"Ini yang kita tunggu. Saya minta dengan pemerintah yang punya wewenang di pengungsi coba cari jalan keluar. Saya gak bisa membendung kalau sampai warga sudah mau unjuk rasa ke lapangan," ujar dia.
Sementara itu, Lurah kalideres Mochamad Fahmi membantah tidak berkoordinasi dengan warga terkait dengan keberadaan imigran.
"Sudah (koordinasi), warga di sini kan taat hukum. Kata siapa (tidak koordinasi), RT berapa, biar saya konfrontir," ujar dia saat ditemui.
Saat itu, Fahmi mengaku meminta pihak RT dan RW menyampaikan kepada warga terkait rencana penggunaan eks Gedung Kodim Kalideres.
"Bahwa akan ada pengungsi dan jawaban mereka ya saya kira RT itu kan merespons apa yang disampaikan warga kan. Kalau RT RW itu hanya iya, nanti kita sampaikan ke warga," ujar dia.
Reporter: Ady Anugrahadi
Sumber: Liputan6.com
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
"kita sudah dapat SK calon penghuni, sudah dapat nomor unit, terus mau ngapain di pindahkan ke Nagrak? terus kampung susun yang sudah jadi buat apa?”
Baca SelengkapnyaSelain itu, mereka juga mempertanyakan siapa yang akan menghuni Kampung Susun Bayam jika warga pindah ke Rusun Nagrak.
Baca SelengkapnyaAnies pernah memandatkan Jakpro membangun Kampung Susun Bayam (KSB) untuk warga Kampung Bayam.
Baca SelengkapnyaWarga mengungkapkan sejumlah personel sekuriti PT JakPro tiba-tiba menggeruduk Kampung Susun Bayam dan meminta mereka untuk angkat kaki.
Baca SelengkapnyaJoko mengaku tidak mengetahui informasi terkini tangkap paksa terhadap warga eks Kampung Bayam bernama Furqon.
Baca SelengkapnyaMereka juga sempat memblokir jalan Raya Cakung hingga membuat kemacetan arah Cakung.
Baca SelengkapnyaWarga berharap proyek rusun yang dulu dijanjikan buat korban gusuran JIS bisa segera terealisasi.
Baca SelengkapnyaPengungsi ditertibkan itu tinggal di tenda yang dikhawatirkan membahayakan diri mereka, menimbulkan penyakit, dan mengganggu ketertiban.
Baca SelengkapnyaAda 3 kesepakatan dengan Pemprov agar warga Kampung Bayam mau tinggal di Rusun Nagrak.
Baca SelengkapnyaPrasetio berharap berharap eksekutif dan legislatif duduk bersama mencari jalan keluar mengenai Kampung Susun Bayam.
Baca SelengkapnyaJakarta International Stadium (JIS) akan menjadi salah satu venue Piala Dunia U-17.
Baca SelengkapnyaWarga membawa truk pengangkut sampah lalu menumpahkannya di kedua kantor itu.
Baca Selengkapnya