Speed Boat Angkut 5 Penumpang Hilang di Perairan Raja Ampat
Merdeka.com - Satu unit speed boat mengangkut lima orang dikabarkan hilang di perairan Raja Ampat, Papua Barat. Sayangnya, speed boat tersebut telah dilaporkan hilang sejak 11 hari lalu.
Kapal cepat ini dilaporkan berangkat dari Pulau Misol, Raja Ampat (Papua Barat) menuju Dusun Patinia, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Maluku, sejak tanggal 11 April 2019.
"Informasinya baru kami terima dari grup BMKG malam ini tetapi belum bisa mengerahkan regu penyelamat guna melakukan pencarian sebab ketidakjelasan titik koordinat dan kejadiannya sudah 11 hari," kata Kepala Kantor Basarnas Ambon, Muslimin, dikutip Antara, Senin (22/4).
-
Kenapa proses pencarian korban sulit? 'Para korban tertimbun longsor tanah tebal disertai material kayu,' ungkap Ali Imran.
-
Bagaimana tim SAR menemukan korban? Seorang pendaki belum ditemukan. pencariannya akan dilanjutkan hari ini dengan menurunkan 50 tim gabungan untuk menyisir lokasi yang belum ditelusuri kemarin.
-
Bagaimana BNPT bantu penyintas? Pemerintah dalam hal penanganan dan pemulihan korban terorisme bersinergi dengan LPSK (Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban), berupaya optimal untuk menerapkan kebijakan sensitif korban.
-
Bagaimana Satgas BAKTI mengatasi kendala di Papua? Sementara itu, terdapat 297 lokasi lainnya yang masih dalam tahap pembangunan karena menghadapi kendala masalah keamanan di wilayah Papua.
-
Mengapa makam itu sulit ditemukan? Namun hingga saat ini, teori tersebut belum dapat diverifikasi.
-
Bagaimana tim pencari harta karun mendeteksi bangkai kapal? Perusahaan ini dilengkapi dengan kapal bawah air tak berawak yang mampu menyelam hingga 6.000 meter di bawah permukaan laut, bersama dengan teknologi sonar yang baru.
Ada pun identitas para penumpang kapal cepat masing-masing Darmin Tamalene, Arwan Tuhuteru, Rudin Hitamal, dan Rujilang Sombalatu yang berdomisili di Dusun Patinia, serta Anton Tamalene yang merupakan warga Desa Buano Utara (Pulau Seram), Kabupaten SBB.
"Lima orang ini dilaporkan keluar dari Pulau Misol sekitar pukul 05.00 WIT tujuan Dusun Patinia (Pulau Seram) Kabupaten SBB dengan perkiraan tiba sekitar pukul 17.00 WIT," kata Muslimin.
Namun, hingga 11 hari berlalu, speed boat bersama 5 orang penumpang tersebut tidak pernah tiba di tempat tujuannya dan sesuai laporan group BMKG, mereka diduga hilang kontak di sekitar perairan Pulau Misol.
Sementara informasi yang diterima Kantor Basarnas Ambon dari group BMKG pada Minggu, (21/4/2019) pukul 17.38 WIT.
Untuk sementara waktu, Kantor Basarnas Ambon hanya baru bisa melakukan berkoordinasi dengan instansi terkait maupun kepada setiap kapal yang melintas di sekitar perairan laut Banda maupun Pulau Misol (Papua Barat).
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
KM Lebanon tenggelam akibat dihantam ombak besar. Sebanyak 19 penumpang dilaporkan selamat setelah ditolong nelayan setempat.
Baca SelengkapnyaKapal tersebut berangkat dari Pelabuhan Brondong, Lamongan, Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaSeorang kru yang selamat mengaku sempat melihat temannya meninggal dunia di tengah lautan
Baca SelengkapnyaKapal pengangkut barang, KM Lintang Timur Selatan, karam di Selat Malaka, Senin (31/7) sekitar pukul 07.30 WIB. Sebelas awaknya pun hilang.
Baca SelengkapnyaKM Sanjaya 86 mengangkut 16 anak buah kapal. Petugas SAR masih melakukan pencarian.
Baca SelengkapnyaPenyebab kapal tenggelam belum diketahui. Satu penumpang yang hilang masih dalam pencarian.
Baca SelengkapnyaPencarian korban dilanjutkan hari ini menggunakan RIB Kamajaya.
Baca SelengkapnyaTim SAR menghentikan pencarian KM Sanjaya 86 yang karam di perairan Bali sepuluh hari lalu. Sebanyak 16 nelayan yang ada di kapal itu masih hilang.
Baca SelengkapnyaTim SAR gabungan menemukan seorang penumpang KM Yuiee Jaya II yang tenggelam di Perairan Kabupaten Kepulauan Selayar dalam keadaan selamat.
Baca SelengkapnyaDi TKP, speedboat bertabrakan dengan perahu getek bermuatan kelapa yang bertolak dari Sungai Bungin.
Baca SelengkapnyaSaat ini, tim gabungan masih mencari tiga korban hilang.
Baca SelengkapnyaPencarian kembali dilanjutkan setelah cuaca mendukung pada Selasa (12/3) pagi.
Baca Selengkapnya