Sri TKI kehilangan ginjal di Qatar: Kondisi saya kurang baik, lemas
Merdeka.com - Sri Rabitah, TKI asal Dusun Lokok Ara, Desa Sesait, Kecamatan Kayangan, Lombok Utara, harus hidup dengan satu ginjal. Dia kehilangan ginjal saat bekerja di Qatar pada 2014 lalu.
Sri pun kini tengah menunggu operasi untuk mengangkat pipa plastik yang ada di tubuhnya. Rencananya operasi akan dilakukan di RSUD Provinsi Nusa Tenggara Barat, Kamis (2/3).
"Sekarang kondisi saya lagi kurang baik, lagi lemas," kata Sri saat dihubungi merdeka.com melalui sambungan telepon, Selasa (28/2).
-
Di mana operasi plastik dilakukan? Mawar AFI menghabiskan 20 hari di Korea untuk menjalani operasi plastik hidung dan perawatan kontur wajah.
-
Kapan Putri Patricia operasi? Setelah tahu punya tumor, artis 43 tahun langsung cabut tumor.
-
Siapa yang melakukan operasi? PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk melalui produk unggulannya Suplemen Kesehatan Kuku Bima bekerja sama dengan Rotary Club of Semarang Bojong menyalurkan bantuan sosial operasi bibir sumbing dan langit-langit gratis untuk bayi dan anak-anak yang dilaksanakan pada 24-27 Januari 2024 di RS Katholik Marianum Halilulik, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur.
-
Siapa yang melakukan operasi plastik? Banyak netizen yang menduga bahwa Rizky Febian dan Mahalini telah menjalani operasi plastik setelah melihat foto ini.
-
Siapa yang baru saja menyelesaikan operasi? Kondisinya diketahui setelah Princess of Wales tersebut menjalani operasi perut pada bulan Januari.
Sri mengaku memerlukan istirahat untuk menjaga kondisinya. Dia tak mau kondisinya drop saat operasi dilaksanakan Kamis mendatang.
Merdeka.com pun tak mau melanjutkan perbincangan lebih panjang. Mengingat kondisi Sri yang sedang kurang baik. Saat merdeka.com mengakhiri perbincangan, Sri berjanji akan memberi keterangan setelah kondisinya fit kembali.
"Insya Allah nanti kalau kondisi saya sudah membaik saya akan memberi keterangan selengkapnya," katanya.
Kisah Sri kehilangan ginjal berawal pada 2014 lalu. Saat itu, Sri yang baru saja pulang dari Malaysia ditawari buat bekerja di Abu Dhabi oleh seorang perempuan bernama Ulfah. Sri kemudian dibawa oleh perempuan yang beralamat di Batu Keruk Akar-akar itu melaksanakan cek kesehatan di Mataram.
Kemudian, setelah dinyatakan lulus cek kesehatan, Sri dibawa ke PT BLK-LN Falah Rima Hudaity Bersaudara di Jakarta untuk menjalani pelatihan untuk penempatan di Abu Dhabi. Pada 27 Juni 2014, Sri bersama 22 orang lainnya diberangkatkan menuju Abu Dhabi.
Namun Sri justru dikirim ke Doha, Qatar. Di sana dia bekerja pada majikan bernama Madam Gada. Setelah satu minggu bekerja, Sri dibawa oleh sang majikan untuk melaksanakan pemeriksaan kesehatan karena dianggap lemah.
Sri dibawa ke ruang operasi dengan alasan untuk mengangkat penyakit. Sri lantas disuntik hingga tak sadarkan diri. Setelah seminggu pelaksanaan operasi, Sri dikembalikan ke PT Aljajira Qatar karena dianggap tidak bisa bekerja dan lemah sebagai asisten rumah tangga.
Sesampainya di PT tersebut Sri mengalami tindakan kekerasan karena dianggap tidak bisa bekerja. Sri pun dipindah-pindah kerja dengan alasan PT tidak mau tahu Sri harus bekerja.
Sri akhirnya dikirim pulang dengan tidak digaji dan hanya sampai Surabaya. Setibanya di Surabaya, Sri dibantu oleh seseorang dan dipulangkan ke Lombok.
Sekitar Juli 2014, Sri sampai di rumah dan beraktivitas seperti biasa. Namun Sri sering mengalami sakit sakit. 3 tahun kemudian tepatnya Februari 2017, Sri melakukan cek kesehatan ke RSUD Tanjung.
Setelah diperiksa dan melihat hasil rongen, ternyata ginjal sebelah kanan Sri tidak ada dan sudah diganti dengan pipa plastik. Saat ini Sri sedang menunggu jadwal operasi untuk mengangkat pipa yangg ada di tubuhnya.
Saat disambangi merdeka.com di kawasan Condet, Jakarta Timur, PT Falah Rima Hudaity Bersaudara, perusahaan yang memberangkatkan Sri kini telah berganti nama menjadi PT Panca Banyu Ajisakti.
Menurut keterangan salah seorang karyawan bernama Muhammad, perusahaan itu berganti nama sejak Desember 2016 karena Surat Izin Usaha Pendirian (SIUP) perusahaan dicabut oleh Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
"Pencabutan SIUP dari Kemenaker 2016," papar Muhamad kepada merdeka.com di kantor PT Panca Banyu Ajisakti Senin, (27/02).
Pihaknya mengaku kasus TKI kehilangan ginjal baru kali ini terjadi. Tak cuma itu, pihak perusahaan juga baru mengetahui soal kasus Sri.
Pihaknya berjanji akan menyelesaikan kasus tersebut. Perusahaan berjanji akan menghubungi keluarga Sri buat menanyakan apa permintaan keluarga, lalu mengonfirmasi ke pihak perwakilan dan ditembuskan ke pihak majikan.
"Ini akan kita tindak lanjuti, jadi permintaan TKI nya seperti apa. Kita langsung konfirmasi ke pihak perwakilan dan ditembuskan ke pihak majikan dan nanti kita lampirkan untuk penyelesaian kasusnya," katanya.
Lembaga Perlindungan Buruh Migran Indonesia atau Migrant CARE mendesak pemerintah mengusut dugaan pengambilan ginjal Sri.
"Kasus ini harus diusut tuntas," kata Direktur Eksekutif Migrant CARE, Wahyu Susilo saat dihubungi merdeka.com, Senin (27/2).
Sementara itu, Direktur Mediasi dan Advokasi Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), Wisantoro berjanji akan segera mengusut kasus Sri Rabitah. BNP2TKI mengirimkan staf untuk mengecek langsung kondisi dari Sri Rabitah, TKI asal Dusun Lokok Ara, Desa Sesait, Kecamatan Kayangan, Lombok Utara.
"Petugas kami ada yang ke rumah korban, untuk mengetahui sejauh apa," papar Wisantoro kepada merdeka.com di kantor BNP2TKI, Senin.
Menurut Wisantoro, selain mengirimkan staf ke rumah Sri, BNP2TKI juga akan memanggil perusahaan yang memberangkatkan Sri yang dijadwalkan hari ini. Jika memang hal ini benar-benar terjadi, BNP2TKI berjanji akan memfasilitasi dalam proses penyelesaiannya.
"Kita sudah meminta staf kami untuk memanggil PT yang memberangkatkan, kalau memang itu terjadi kita akan memfasilitasi," katanya.
BNP2TKI akan mencari tahu kronologi dari kasus Sri ini terlebih dahulu. Wisantoro menegaskan, jika cerita dan fakta sudah didapatkan, selanjutnya akan dikoordinasikan dengan perwakilan RI di Qatar. BNP2TKI akan melakukan pembelaan dengan batas kewenangannya.
Karena berangkatnya Sri ke Qatar menggunakan jalur yang sah, tambah Wisantoro, maka jika kabar itu benar terjadi harus diproses.
"Berangkatnya sah, tentu kalau ada kabar hal itu kita proses," katanya.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Korban TPPO menjalani proses transplantasi ginjal di Kamboja pada 25 Juni 2023 atau satu bulan lalu.
Baca SelengkapnyaSultan kini menjalani pengobatan di Rumah Sakit Polri.
Baca SelengkapnyaOperasi pertama sudah dilakukan pada Agustus lalu. Kini, ibunda Rara akan menjalani operasi kedua.
Baca SelengkapnyaSaat kejadian, ada sejumlah pasien yang sedang berada di ruang operasi, bahkan ada yang sedang menjalani tindakan operasi.
Baca SelengkapnyaBerat badan Sultan Arifat sempat turun 22 kilogram akibat luka di leher usai terjerat kabel optik.
Baca SelengkapnyaTKI asal Sragen di Jepang, Ardhi dipulangkan ke Indonesia untuk menjalani perawatan medis lanjutan.
Baca SelengkapnyaDisela-sela momen ibadahnya di Tanah Suci, Citra Kirana harus dilarikan ke UGD salah satu rumah sakit di Mekah.
Baca SelengkapnyaRizki nyaris tidak mengikuti olimpiade tahun ini karena saat kualifikasi mengalami sakit usus buntu yang hampir merenggut nyawanya.
Baca SelengkapnyaKartika Putri mengungkap misteri penyakitnya. Dari wajah melepuh hingga keputusan berobat ke Singapura.
Baca SelengkapnyaKaligis menceritakan, Lukas memang beberapa waktu terakhir mengalami masalah pada ginjalnya
Baca SelengkapnyaArif menceritakan bahwa dirinya orang tidak punya (miskin), tinggal di kilometer 68, Sukawijaya, Kabupaten Muaro Jambi.
Baca SelengkapnyaKisah yang dibagikan pemilik akun TikTok @rizkachyniii ini viral dan bikin sedih.
Baca Selengkapnya