Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Sriwedari hendak dieksekusi, anak muda Solo pasang bendera kematian

Sriwedari hendak dieksekusi, anak muda Solo pasang bendera kematian Sriwedari diberi bendera kematian. ©2015 Merdeka.com

Merdeka.com - Tak hanya kalangan seniman, budayawan atau pemerintah kota, anak muda Solo pun tak bisa menerima jika lahan Sriwedari seluas 9,9 hektar tersebut akan dieksekusi. Mereka tidak bisa merelakan jika lahan yang sebagian besar merupakan kawasan cagar budaya tersebut lepas dan dimiliki perseorangan.

Koordinator aksi, Sony Arendra Fardian, mengatakan, anak muda Solo sangat prihatin dengan lepasnya lahan Sriwedari. Hal ini karena di area tersebut terdapat banyak bangunan bersejarah bagi bangsa Indonesia, yakni Museum Radya Pustaka yang merupakan museum tertua, Stadion Sriwedari, sebagai stadion pertama di Indonesia dan Monumen Pon I, Gedung Wayang Orang dan sejumlah bangunan lainnya.

Tak hanya itu, di Taman Sriwedari juga menjadi tempat ratusan orang menggantungkan nasibnya dengan berbagai profesi dan pekerjaan.

"Kalau Sriwedari ini digusur, ada 5 ribuan orang yang tidak bisa menikmati hiburan yang ada di sini. Di sini ini pusat kesenian, pusat kebudayaan, barometernya kesenian di Solo ya di sini," ujar Sony saat ditemui merdeka.com, di Plasa Sriwedari, Selasa (15/9).

Sebagai wujud keprihatinan tersebut belasan anak muda Solo memasang bendera merah di gapura masuk Taman Sriwedari. Sekitar 40 bendera berbentuk segi tiga yang terbuat dari kertas sampul berukuran 50 cm, memenuhi pintu utama Sriwedari.

"Ini bendera simbol lelayu, sebagai pertanda matinya Sriwedari. Sriwedari ini bukan milik perorangan atau pemkot, tapi milik kita semua, ini tanah leluhur," tandasnya.

Tak hanya memasang bendera kematian, anak muda Solo juga akan melakukan aksi seribu lilin keprihatinan. Seribu anak muda Solo pada 19 September mendatang, menurut rencana akan menyalakan lilin pada malam hari.

"Pagi hari kita akan ada aksi mural atau graviti dengan tema 'save Sriwedari', sorenya ada pengajian akbar dan diakhiri dengan aksi seribu lilin," jelasnya.

Lebih lanjut Sony mengatakan, pihaknya meminta kepada pemkot dan ahli waris agar mencari jalan terbaik untuk menyelamatkan Sriwedari.

"Sriwedari ini ruang publik, kalau hilang berarti tidak ada lagi kesenian. Sriwedari harus menjadi milik masyarakat, bukan milik pemkot atau milik per seorangan," pungkasnya.

(mdk/hhw)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Siswi SMP di Bekasi Tewas Usai Tabrakan Diri ke Kereta, Surat Wasiatnya Bikin Sedih Mau Susul Bapak
Siswi SMP di Bekasi Tewas Usai Tabrakan Diri ke Kereta, Surat Wasiatnya Bikin Sedih Mau Susul Bapak

Aksi nekat remaja putri itu pun membuat warga dan penumpang yang berada di stasiun histeris.

Baca Selengkapnya
Nahas, Pelajar di Makassar Tewas Dibusur Geng Motor Ternyata Salah Sasaran
Nahas, Pelajar di Makassar Tewas Dibusur Geng Motor Ternyata Salah Sasaran

Pelaku utama hanya satu inisial AS (22) dan saat ini sudah diamankan.

Baca Selengkapnya
Nahas, Pemuda di Sumbar Tewas Tersengat Listrik Saat Pasang Baliho Pilkada
Nahas, Pemuda di Sumbar Tewas Tersengat Listrik Saat Pasang Baliho Pilkada

Kejadian itu terjadi ditepi jalan umum Kampung Painan Timur Kenagarian Painan Timur Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan

Baca Selengkapnya
Secarik Kertas Curhatan Milik Remaja Loncat dari Parkiran Mal di Bekasi, Isinya Bikin Sedih
Secarik Kertas Curhatan Milik Remaja Loncat dari Parkiran Mal di Bekasi, Isinya Bikin Sedih

Remaja tersebut tewas di tempat. Secarik kertas itu ditemukan di dalam topi milik korban.

Baca Selengkapnya
Sakit Hati Diusir Anak Semata Wayang, Pria 70 Tahun di Musi Rawas Nekat Gantung Diri
Sakit Hati Diusir Anak Semata Wayang, Pria 70 Tahun di Musi Rawas Nekat Gantung Diri

Seorang pria renta, SM (70) di Musi Rawas, Sumsel, diduga nekat mengakhiri hidupnya karena sakit hati diusir anak semata wayangnya.

Baca Selengkapnya
Tak Banyak yang Tahu, Peci Hitam Sukarno Tersimpan Rapih di Museum Ini
Tak Banyak yang Tahu, Peci Hitam Sukarno Tersimpan Rapih di Museum Ini

Sukarno dan peci tidak pernah terpisahkan. Ia mengenakan peci sebagai simbol kebangsaaan

Baca Selengkapnya
Siswi SMK di Kebumen Tewas Gara-Gara Baliho Caleg, Begini Kronologinya
Siswi SMK di Kebumen Tewas Gara-Gara Baliho Caleg, Begini Kronologinya

Siswi SMK berinisial SR (18) tewas usai tertimpa baliho caleg saat melintas di Alang-alang Amba, Desa Sidomulyo, Kebumen.

Baca Selengkapnya
Ngeri! Tenteng Samurai Nyaris 1 Meter, ABG 'Gabut' Tawuran di Jalanan & 1 Tewas
Ngeri! Tenteng Samurai Nyaris 1 Meter, ABG 'Gabut' Tawuran di Jalanan & 1 Tewas

Tawuran itu diawali saling ejek di Instagram. Mereka membawa senjata tajam, mulai dari samurai, parang, pisau, hingga celurit.

Baca Selengkapnya
Cerita Latief Hendraningrat Pakai Seragam Tentara Jepang saat Mengibarkan Bendera pada Proklamasi Kemerdekaan 1945, Ini Alasan di Baliknya
Cerita Latief Hendraningrat Pakai Seragam Tentara Jepang saat Mengibarkan Bendera pada Proklamasi Kemerdekaan 1945, Ini Alasan di Baliknya

Terdapat momen tak terduga saat pengibaran bendera merah putih oleh Latief. Ketika itu, dirinya masih mengenakan seragam tentara Jepang dan tidak melepasnya

Baca Selengkapnya