Strategi cetak sawah, lahan baru buat petani tanam padi
Merdeka.com - Kementerian Pertanian mengungkapkan salah satu kendala peningkatan produksi pertanian yakni masih minimnya sumber daya yang dimiliki. Tak hanya itu, rendahnya kemampuan adaptasi kelompok masyarakat terhadap teknologi juga menjadi kendala.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sumardjo Gatot Irianto mengatakan masyarakat pedesaan masih banyak bergantung pada sumber daya yang rentan terhadap kondisi lokal.
Dari kondisinya, masyarakat ini memang penghasil produk pertanian. Sayangnya akses terhadap pangan dalam kualitas dan kuantitas yang memadai masih sangat terbatas.
-
Apa masalah yang dihadapi petani? Oh, selamat pagi juga. Masalah saya adalah bahwa ladang ini selalu banjir setiap musim hujan.
-
Apa kebutuhan utama untuk meningkatkan produktivitas pertanian? 'Kami dorong terus solusi cepat pompanisasi sebagai upaya bersama dalam meningkatkan produktivitas. Kita bersyukur Indonesia mampu bertahan dari berbagai ancaman dan krisis yang menerpa seluruh dunia,' jelasnya.
-
Bagaimana Kaltim ingin mengatasi kekurangan lahan sawah? 'Petani lebih memilih menanam sawit, karena air susah. Kemarin bersama TNI sudah dibangun 89 titik air untuk persawahan di Kukar. Kita harus lakukan itu di banyak titik. Isha allah tidak ada kekurangan lahan untuk sawah,' usulnya.
-
Mengapa teknologi pertanian penting? Perkembangan teknologi pertanian telah memungkinkan produksi makanan yang lebih besar dan efisien.Mengurangi ketergantungan pada tenaga manusia, dan menghasilkan hasil pertanian yang lebih berkualitas.
-
Bagaimana cara menanam padi di lahan sawit? Pendekatan intercropping merupakan metode budidaya dua komoditas berbeda dalam satu area yang sama melalui program peremajaan sawit rakyat (PSR).
-
Kenapa petani di Tanah Karo kesulitan dengan pupuk? 'Sekarang petani mengeluh harga pupuk mahal. Itu sebabnya yang memicu petani mengeluh. Harganya tidak sesuai dengan barang yang diproduksi,' ucap Joy di kanal Youtube CapCapung.
"Hal ini akibat sistem pertanian yang masih subsistem, sistem pangan yang belum dapat dikatakan merata, dan daya beli masyarakat pedesaan yang rendah," ujar Gatot dalam keterangannya, Kamis (8/12).
Dalam keterbatasan ini, menurut dia, perlu ada upaya untuk mendorong pengembangan pertanian yang lebih modern dengan memanfaatkan penggunaan alat mesin pertanian canggih dalam bercocok tanam. Juga dengan aktifitas alih fungsi lahan pertanian.
Untuk itu, lanjut Gatot, Kementan tengah menerapkan cetak di berbagai daerah potensial.
"Terobosan ini tak lain adalah demi memperkuat kedaulatan dan ketahanan pangan nasional," tuturnya.
Nantinya, jelas Gatot, dalam strategi cetak sawah ini akan dibuka gulungan karpet dan membentangkan ribuan hektar sawah di sejumlah wilayah. Kemudian, sawah-sawah yang berhasil dicetak itu tetap harus dipastikan bisa segera dimanfaatkan oleh petani sebagai lahan bertanam padi.
Namun, dalam strategi cetak sawah dibutuhkan pengecekan pengairan oleh petani secara berkala. Pasalnya, lahan sawah baru tersebut umumnya belum terbentuk lapisan kedap air atau karena perubahan sifat-sifat tanah yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Demikian juga dengan mengontrol keberadaan gulma dan tanaman pengganggu lainnya.
"Mengingat ini sawah baru maka kondisi beberapa bagian konstruksi sawahnya belum kokoh, seperti pematang atau batas-batas sawah, saluran dan bangunan-bangunan irigasinya, maka para petani perlu merawat dan menjaganya. Jadi sebaiknya mereka terkoordinir dalam sebuah wadah kelompok tani pencetakan sawah," tutur Gatot.
Lebih jauh, Gatot menjelaskan di tahun 2016, Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan Kementan bekerja sama dengan TNI Angkatan Darat berupaya membuka sawah baru seluas 132.129 hektare (ha) di 27 provinsi pada 161 kabupaten. Menurut Gatot, jika program cetak sawah seluas 132.129 ha ini berhasil, maka akan menambah luas baku lahan sawah.
"Minimal akan mampu menambah produksi beras nasional sebanyak 396.387 ton pertahun untuk sekali panen dengan rata-rata produksi 3 ton per hektar. Secara berkesinambungan produksi dan produktivitas tersebut akan bertambah," pungkasnya.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Peningkatan kebutuhan pangan sejalan dengan pertumbuhan laju penduduk.
Baca SelengkapnyaKrisis pangan harus terus diwaspadai, mengingat produksi beras di tahun 2022 hanya sekitar 31,54 juta ton.
Baca SelengkapnyaPenjabat (Pj) Wali Kota Tarakan Bustan menegaskan, perlu adanya upaya menggenjot produksi pertanian untuk memenuhi kebutuhan pangan.
Baca SelengkapnyaBerbagai tantangan mereka hadapi, mulai dari proyek penambangan hingga serangan hama tikus
Baca SelengkapnyaKementan berkomitmen akan mempercepat pencetakan sawah satu juta hektare.
Baca SelengkapnyaYeka menambahkan pentingnya pembuatan irigasi sebagai akses utama bagi pemenuhan air untuk lahan pertanian.
Baca SelengkapnyaKeinginan sejak lama warga Distrik Kurik, Kabupaten Merauke, Papua Selatan untuk memiliki lahan pertanian padi akhirnya terpenuhi.
Baca SelengkapnyaLochkung berkisah dahulu petani menanam bawang merah dari umbi bibit yang membutuhkan biaya yang sangat mahal.
Baca SelengkapnyaLangka nyata ini untuk mendorong peningkatan produktivitas padi nasional.
Baca SelengkapnyaMasalah irigasi yang terbatas menjadi salah satu hambatan utama dalam meningkatkan produktivitas pertanian.
Baca SelengkapnyaMentan mengajak para petani untuk merevolusi sektor pertanian Indonesia menuju pertanian modern.
Baca SelengkapnyaMenjaga ketahanan pangan telah menjadi janji Presiden Prabowo Subianto di masa jabatannya.
Baca Selengkapnya