Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Strategi industri perkapalan nasional bersaing dengan asing

Strategi industri perkapalan nasional bersaing dengan asing Pembuatan Kapal Selam Royal Navy Astute. ©Reuters/Phil Noble

Merdeka.com - Dalam pidato perdananya sebagai Presiden, Joko Widodo atau akrab disapa Jokowi berulang kali menegaskan visi pemerintahannya lima tahun ke depan menitikberatkan pada sektor maritim. Menurut presiden, terlalu lama Indonesia memunggungi laut dan selat. Padahal, dengan kondisi geografis Indonesia, seharusnya sektor kelautan atau kemaritiman menjadi ujung tombak dalam pembangunan ekonomi.

Tak salah mengedepankan sektor maritim, sebab Indonesia mengklaim diri sebagai negara maritim terbesar dunia dengan 2/3 wilayahnya merupakan lautan dan kaya sumber daya. Namun, bukan hal mudah mengembangkan sektor-sektor kemaritiman mulai dari perikanan, pariwisata, pertambangan, hingga industri. Karena itulah dibentuk kementerian khusus, Kementerian koordinator bidang Kemaritiman.

Bicara soal industri kemaritiman tidak lepas dari peran industri galangan kapal sebagai salah satu kuncinya. Presiden ketiga Indonesia BJ Habibie pernah mengutarakan, sudah waktunya industri maritim nasional bangkit dan saatnya industri perkapalan nasional berjaya di lautan. Pemerintah mendorong industri perkapalan dengan keluarnya Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2005 tentang Pemberdayaan Industri Pelayaran Nasional. Industri galangan kapal dikategori industri strategis karena prospek cerah di masa depan. Perkembangan industri perkapalan nasional tak banyak disorot.

Kinerja industri galangan kapal Indonesia disebut-sebut menunjukkan perkembangan membanggakan. Mengutip World Shipbuilding Statistics edisi Juni 2007, saat itu Indonesia masuk dalam jajaran 22 negara pembangun kapal dunia. Padahal industri galangan kapal nasional tanpa bantuan pemerintah meski Inpres 5 tahun 2005 sudah berjalan.

Pangsa pasar kapal dunia menjadi kian besar sejak diberlakukannya peraturan baru keamanan pelayaran safety of life at sea (SOLAS). Tidak heran jika banyak negara berlomba-lomba menggairahkan produksi kapal. Termasuk Indonesia.

Kepulauan Batam menjadi pusat dari industri galangan kapal di Indonesia. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo mengungkapkan dari 198 industri galangan kapal yang dimiliki Tanah Air, 110 di antaranya berada di Pulau Batam. Sisanya, 88 industri berada di luar Pulau Batam.

"Nah yang 110 itu sangat sukses tumbuhnya, perkembangan bagus dan membuka lapangan kerja untuk 120.000 masyarakat di sana," ungkap Indroyono di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta Selatan, Selasa (11/11).

Ada alasan kuat yang melatarbelakangi suksesnya industri galangan kapal di Batam dibanding daerah lain. Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Basis Industri Manufaktur (BIM) Kementerian Perindustrian Panggah Susanto membeberkan resep majunya industri galangan kapal di Pulau Batam. Salah satunya lantaran tarif bea masuk komponen yang saat ini nol persen alias bebas bea masuk komponen impor.

Sementara untuk bea masuk komponen industri galangan kapal yang ada di luar Pulau Batam diberlakukan 10 persen.

"Yang fiskal itu terutama diperlakukan hal yang sama terkait insentif galangan kapal di Batam dan di luar Batam. Kalau tidak disamakan maka tentu kalau di dalam tender-tender akan selalu lebih mahal kapal yang di luar Batam," jelasnya.

Direktur Utama PT Penataran Angkatan Laut (PAL) Indonesia Firmansyah Arifin mengakui, industri galangan kapal di Batam memiliki keuntungan tersendiri dibandingkan daerah lain. Salah satunya karena Batam masuk wilayah kawasan bebas perdagangan dan lokasi yang strategis.

Berangkat dari kesuksesan itu, pemerintah pun tak segan-segan menggelontorkan insentif besar untuk memajukan industri galangan kapal. Pemerintah menggunakan pelbagai pendekatan kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah insentif fiskal agar industri galangan kapal nasional berkembang.

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengaku sedang menyiapkan pelbagai insentif untuk industri galangan kapal. Di antaranya, pemotongan Bea Masuk, kemudahan PPN, menyederhanakan proses prosedur PNBPT dan fasilitas PPh melalui tax allowance untuk industri galangan kapal.

"Bisa dipungut, bebas, bisa seperti lainnya. Nanti kita cari cara yang paling bagus sesuai peraturan perundangan,"

Pemerintah menjanjikan melindungi industri galangan dalam negeri. Pemberian insentif diklaim sebagai salah satu caranya.

"Kita sedang cari upaya supaya PPN tidak memberatkan. Silakan di-nol-kan kalau memang tidak ada industri dalam negeri yang dirugikan," tegasnya.

Perusahaan galangan kapal milik pemerintah antusias dengan rencana pemberian insentif untuk industri galangan kapal di luar Batam. Pemerintah memiliki empat perusahaan galangan kapal diantaranya, PT Penataran Angkatan Laut (PAL) Indonesia, PT PT Dok & Perkapalan Kodja Bahari (DKB), PT Industri Kapal Indonesia (IKI), dan PT Dok & Perkapalan Surabaya (DPS).

Dengan berbagai insentif yang bakal diberikan pemerintah, industri galangan kapal terutama di wilayah Indonesia Timur diyakini bakal makin maju. Sebab, jumlah kapal yang melintas Indonesia Timur lebih banyak dibanding Indonesia Barat.

Sampai saat ini, kapasitas produksi per tahun mencapai 3 unit kapal dengan ukuran 50,000 DWT dan 2 unit kapal dengan ukuran 20,000 DWT per tahun.

Namun masih ada persoalan di balik itu semua. industri galangan kapal masih melakukan impor komponen. Industri pelayaran Indonesia kesulitan menggunakan produk dalam negeri karena galangan kapalnya belum kompetitif.

"Saat ini bahan dasar yang diproduksi dalam negeri baru pelat, di luar itu semuanya impor," kata Direktur Utama PT Penataran Angkatan Laut (PAL) Indonesia Firmansyah Arifin. (mdk/cob)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ketua INSA Soroti Persaingan Tidak Sehat dalam Industri Pelayaran
Ketua INSA Soroti Persaingan Tidak Sehat dalam Industri Pelayaran

Tantangan yang dihadapi pelayaran nasional, termasuk persaingan yang tidak sehat akibat keterlibatan BUMN yang tidak memiliki inti bisnis di sektor pelayaran.

Baca Selengkapnya
Ada 22 BUMN Sakit, Tapi 4 Perusahaan Ini Bisa Diselamatkan
Ada 22 BUMN Sakit, Tapi 4 Perusahaan Ini Bisa Diselamatkan

Langkah penyelamatan 4 perusahaan ini tergantung separah apa kondisinya.

Baca Selengkapnya
3 Fakta Menarik Jatim Gerbang Nusantara Baru, Pusat Industri Modern hingga Penghasil Padi dan Susu Terbesar di Indonesia
3 Fakta Menarik Jatim Gerbang Nusantara Baru, Pusat Industri Modern hingga Penghasil Padi dan Susu Terbesar di Indonesia

Keberadaan Ibu Kota Nusantara (IKN) turut memberikan dampak baik bagi Provinsi Jawa Timur

Baca Selengkapnya
Blak-Blakan Bea Cukai Batam: Penyelundup Gunakan Kapal Kecepatan Tinggi Demi Kelabui Petugas
Blak-Blakan Bea Cukai Batam: Penyelundup Gunakan Kapal Kecepatan Tinggi Demi Kelabui Petugas

Mayoritas penyelundupan yang dihalau BC Batam merupakan tembakau tanpa bea cukai dan minuman beralkohol ilegal.

Baca Selengkapnya
BUMN Pertahanan: Perang di Beberapa Negara Buka Peluang Bisnis, tapi Rantai Pasok Terganggu
BUMN Pertahanan: Perang di Beberapa Negara Buka Peluang Bisnis, tapi Rantai Pasok Terganggu

Konflik bersenjata di beberapa wilayah dunia turut berpengaruh pada naiknya anggaran pertahanan sejumlah negara dari rata-rata 2 persen menjadi 3 persen.

Baca Selengkapnya
Menilik Kehebatan Kapal Laut Buatan Rembang yang Mendunia Sejak Zaman Majapahit, Mampu Berlayar hingga Brazil
Menilik Kehebatan Kapal Laut Buatan Rembang yang Mendunia Sejak Zaman Majapahit, Mampu Berlayar hingga Brazil

Menurut tutur pitutur sejarah, kapal-kapal buatan Dasun terkenal akan kualitasnya. Bahkan, kemampuan berlayar bisa hingga lintas benua di Brazil.

Baca Selengkapnya
Fakta Menarik Kota Bagansiapiapi Riau, Pernah Menjadi Kota Nelayan dan Galangan Kapal
Fakta Menarik Kota Bagansiapiapi Riau, Pernah Menjadi Kota Nelayan dan Galangan Kapal

Sebuah kota yang dekat dengan muara Sungai Rokan ini sangat strategis lantaran menjadi lalu lintas perdagangan internasional di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya
Hasto PDIP Nilai Pembangunan Indonesia Harus Kembali ke Konsep Maritim, Ini Alasannya
Hasto PDIP Nilai Pembangunan Indonesia Harus Kembali ke Konsep Maritim, Ini Alasannya

Hasto Kristiyanto PDIP menyampaikan pentingnya Indonesia mewujudkan konsep Berdikari Bung Karno

Baca Selengkapnya
Diserang Produk Impor, Industri Manufaktur Butuh Aturan Perlindungan
Diserang Produk Impor, Industri Manufaktur Butuh Aturan Perlindungan

Industri petrokimia dalam negeri juga semakin diberatkan dengan pencabutan Larangan dan Pembatasan (Lartas) impor bahan baku plastik.

Baca Selengkapnya
5 Fakta Laut Indonesia Digdaya sejak Zaman Kerajaan, Jadi Sarana Utama Bisnis hingga Dakwah Islam
5 Fakta Laut Indonesia Digdaya sejak Zaman Kerajaan, Jadi Sarana Utama Bisnis hingga Dakwah Islam

Ada banyak pelaut ulung pada zaman kerajaan yang menginsiprasi

Baca Selengkapnya
Begini Upaya Pemerintah agar Kapal Niaga Indonesia Tak Ditolak Bersandar di Negara Lain
Begini Upaya Pemerintah agar Kapal Niaga Indonesia Tak Ditolak Bersandar di Negara Lain

Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut terus mengkampanyekan keselamatan pelayaran kepada masyarakat.

Baca Selengkapnya
Presiden Jokowi: Indonesia akan Menjadi Produsen Petrokimia Terbesar di Asia
Presiden Jokowi: Indonesia akan Menjadi Produsen Petrokimia Terbesar di Asia

Jokowi meminta jajaran menteri segera menindaklanjuti agar komitmen investasi dari China dapat terealisasi.

Baca Selengkapnya