Strategi Komunikasi Jadi Kunci Sosialisasi Aturan Jaga Jarak di Masyarakat
Merdeka.com - Pemerintah terus menggencarkan perilaku 3M yaitu memakai masker, menjaga jarak dan menghindari kerumunan, serta mencuci tangan dengan sabun untuk mencegah persebaran Covid-19 di masyarakat. Setelah berjalan selama beberapa bulan, rupanya perilaku menjaga jarak masih sulit dilakukan oleh masyarakat.
"Kita memang mengerucutkan perilaku itu adalah kepada disiplin penerapan 3M, yang mana urutannya adalah menggunakan masker, menjaga jarak dan hindari kerumunan, serta mencuci tangan menggunakan sabun. Tadinya kan mencuci tangan itu di urutan kedua. Sekarang diputar menjadi urutan ketiga, yang jaga jarak itu jadi urutan kedua karena memang jaga jarak ini hal yang sulit ya untuk diterapkan," kata Kasubbid Sosialisasi Bidang Perubahan Perilaku Satgas Covid-19, Dwi Listyawardani, melalui diskusi virtual, Jumat (6/11).
Dwi mengatakan, bahwa Covid-19 merupakan persoalan yang sangat ditentukan oleh jaga jarak antara satu orang dengan orang lain yang kemudian jika dilanggar dapat menyebabkan penularan. Dwi juga mendapati beberapa kader yang bertugas mensosialisasikan 3M sering mengeluhkan persoalan jaga jarak dan berkumpul di masyarakat. Oleh karena itu, harus ada strategi dalam mensosialisasikan atau mengomunikasikan terkait perilaku 3M kepada masyarakat.
-
Kenapa pakai masker penting? Masker bisa mencegah penyakit-penyakit tersebut karena masker berfungsi sebagai penghalang fisik yang mengurangi kontak langsung antara droplets atau tetesan cairan yang keluar dari mulut dan hidung seseorang dengan orang lain.
-
Bagaimana cara menggunakan masker? Masker sebaiknya digunakan sekitar 1-3 kali seminggu, tergantung jenis kulit. Misalnya, masker clay cocok untuk kulit berminyak dan sebaiknya digunakan setelah toner. Sementara sheet mask bisa diterapkan setelah toner tetapi sebelum serum untuk memberikan hidrasi tambahan.
-
Bagaimana masker mencegah kita menyentuh wajah? Selain itu, masker juga bisa mencegah kita menyentuh hidung, mulut, atau mata dengan tangan yang mungkin terkontaminasi virus, bakteri, atau kuman.
"Langkah pertama tentunya kita harus melihat bagaimana kita melakukan ini secara terstruktur dan berkelanjutan. Jadi enggak bisa hanya sekali kemudian didiamkan. Kita harus ada pemeliharaannya,” imbuhnya.
Selain itu, Dwi juga menyampaikan pentingnya untuk bermitra dengan berbagai pihak guna mensosialisasikan 3M ini. “Bermitra. Kita enggak mungkin melakukan itu sendiri, kita harus bergandeng tangan dengan berbagai pihak. Kemudian juga memperkuat komunikasi massa. Oleh karena itu peran dari media massa dalam berbagai bentuk ini sangat penting untuk memelihara keberlanjutan, mengingatkan secara terus menerus," ujar dia.
Langkah lain untuk dapat mengubah perilaku masyarakat di tengah pandemi adalah dengan melibatkan komunitas dan tokoh-tokoh masyarakat. Hal ini penting karena kebanyakan masyarakat Indonesia masih sangat percaya dan mendengarkan tokoh-tokoh masyarakat. Oleh karena itu jika tokoh masyarakat memiliki kontra dengan pemerintah terkait Covid-19, maka akan menjadi suatu persoalan.
Dwi mengatakan dari survei yang ada, sekitar 17-20% masyarakat masih percaya bahwa COVID-19 itu nyata. Dan tidak menutup kemungkinan ada juga orang yang percaya namun tidak sepenuhnya.
"Oleh karena itu tentunya proses awal, kita harus memberikan informasi yang benar tentang apa itu Covid-19 kemudian tentunya akan terbentuk sebuah opini yang positif, sesuai dengan apa yang kita harapkan baik di level individu, maupun kelompok, keluarga, dan institusi," tandasnya.
Reporter Magang: Maria Brigitta Jennifer
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Virus ini sudah menyebar di Indonesia, namun belum terdeteksi menyebar di Kota Yogyakarta
Baca SelengkapnyaMasyarakat diminta lakukan pola hidup bersih dan sehat
Baca SelengkapnyaPenggunaan masker di angkutan umum DKI Jakarta kini mulai ditiadakan. Namun jika tengah dalam kondisi kesehatan menurun, maka disarankan tetap tetap menggunakan masker.
Baca SelengkapnyaAkibat wabah tersebut, sekolah meliburkan sementara.
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga diimbau untuk mengurangi kegiatan di luar ruangan.
Baca SelengkapnyaMenggunakan masker adalah langkah pencegahan, bukan hanya untuk COVID-19, tapi juga berbagai macam virus lainnya.
Baca SelengkapnyaPakar mengungkap sejumlah kiat agar masyarakat dapat menjalani liburan Natal dan Tahun Baru dengan aman di tengah kasus Covid-19 yang meningkat.
Baca SelengkapnyaPengguna Mass Rapid Transit (MRT) kini dibebaskan untuk tidak menggunakan masker.
Baca SelengkapnyaImbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca Selengkapnya