Suami Tak Ada di Rumah saat Ibu Bunuh Bayinya di Bandung
Merdeka.com - Pengembangan penyelidikan kasus pembunuhan bayi oleh ibu kandungnya masih jalan di tempat. Pihak kepolisian belum bisa menggali keterangan tersangka. Sementara sang suami masih dalam keadaan berduka.
Seperti diketahui, dalam kasus ini polisi menetapkan FM (29), sebagai tersangka karena membunuh putrinya berusia tiga bulan. Peristiwa itu terjadi di Jalan Delta, Kelurahan Cigadung, Kecamatan Cibeunying Kaler, Kota Bandung, Minggu (1/9) sore.
FM yang terindikasi psikologinya terguncang sudah diperiksa oleh ahli kejiwaan. Hanya saja, sejauh ini pihak kepolisian belum bisa mengungkap kronologi peristiwa tragis itu karena tersangka sulit untuk dimintai keterangan.
-
Kenapa polisi belum bisa pastikan motif pembunuhan? Awaluddin mengaku belum bisa memastikan kasus tersebut apakah pembunuhan atau perampokan. Ia menegaskan saat ini personel sedang melakukan penyelidikan.
-
Kenapa proses pencarian korban sulit? 'Para korban tertimbun longsor tanah tebal disertai material kayu,' ungkap Ali Imran.
-
Apa kasus yang sedang diselidiki? Pemerasan itu berkaitan dengan penanganan kasus dugaan korupsi di Kementan tahun 2021 yang tengah ditangani KPK.
-
Bagaimana polisi cari motif bunuh diri? 'Kita membutuhkan pemeriksaan scientific, kita butuh pemeriksaan DNA, kita butuh pemeriksaan autopsi psikologi yang kemudian secara komprehensif baru nanti bisa kita simpulkan,' kata Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Pol Gidion Arif Setyawan dalam keterangannya dikutip Kamis (14/3).
-
Kenapa perempuan itu sulit mendapatkan diagnosis? Mungkin sulit untuk mendapatkan diagnosis sindrom pembuatan bir otomatis, karena sangat jarang terjadi. Kurang dari 100 kasus telah dilaporkan sejak ditemukan pada akhir tahun 1940-an.
-
Bagaimana polisi memastikan motif bunuh diri? 'Kami belum menentukan motif yang membuat satu keluarga ini melakukan aksi bunuh diri,' kata Kapolsek Metro Penjaringan Kompol Agus Ady Wijaya di Jakarta, Minggu (10/3) Agus mengatakan, petugas saat ini tengah melakukan penyelidikan dengan memeriksa para saksi seperti petugas keamanan, keluarga korban dan lainnya. Selain itu, pihaknya juga memeriksa identitas kendaraan serta handphone milik korban.'Kita akan coba hubungi orang terdekat dari korban untuk menelusuri motif kejadian ini,' kata dia.
Untuk menjaga kondisi mental tersangka, polisi pun meminta keluarga untuk sering membesuknya. "Kami minta tersangka untuk dibesuk, untuk mengurangi depresi," kata Kasatreskrim Polrestabes Bandung, AKBP M Rifai di Mapolrestabes Bandung Bandung, Jumat (6/9).
Keterangan sementara yang didapat dari FM, aksi itu dilakukannya karena dorongan bisikan gaib yang menjanjikan anaknya masuk surga. Dari hasil olah Tempat Kejadian Perkara (TKP), polisi juga menyita sebilah pisau dapur.
Sejauh ini, untuk mengungkap kasus ini polisi memeriksa empat saksi sebagai bahan pemeriksaan penyidikan. Dari empat saksi yang periksa, suami FM yang berinisial B belum juga diperiksa polisi.
"Suami FM masih dalam pengurusan almarhumah anaknya. Kita belum dapat mintai keterangannya. (Saat kejadian) suami sedang berada di luar rumah," ucapnya.
Sebelumnya diberitakan, seorang perempuan berinisial FM (29) membunuh putrinya yang baru berusia tiga bulan. Hal itu dilakukannya setelah mengaku mendapatkan bisikan gaib untuk mengirimkan anak kandungnya ke surga.
Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Irman Sugema mengatakan, peristiwa itu terjadi di Jalan Delta, Kelurahan Cigadung, Kecamatan Cibeunying Kaler, Kota Bandung, Minggu (1/9) sekira pukul 17.00 WIB.
"Seorang bayi perempuan meninggal dunia diduga dilakukan oleh ibunya yang berinisial FM," kata dia saat dihubungi.
FM yang sudah ditetapkan sebagai tersangka itu sedang menjalani pemeriksaan. Kasus ini pun ditangani Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polrestabes Bandung. "Kasusnya diambil alih unit PPA Polrestabes Bandung," ucap dia.
Sementara itu, Wakasat Reskrim Polrestabes Bandung Kompol Suparma mengungkapkan sejauh ini barang bukti yang diamankan berupa sebilah pisau. Meski demikian, pihaknya mengaku kesulitan dalam menggali keterangan dari tersangka.
"Polisi pun belum dapat mengetahui bagaimana kronologis kejadian pembunuhan ini. Tersangka sulit dimintai keterangan," ucapnya.
Beberapa keterangan yang disampaikan oleh tersangka hanya seputar bisikan gaib yang memberitahu bahwa ia belum dapat menjadi seorang ibu. "Yang bersangkutan mengaku mendapatkan bisikan, belum siap mengurus anak, bunuh saja kirim agar dikirim ke surga. Begitu penuturannya," kata Suparma saat ditemui di Mapolrestabes, Jalan Jawa, Kota Bandung.
Ia menegaskan, kasus ini akan terus didalami termasuk menggali keterangan dari tersangka untuk mengetahui kronologis sekaligus mengungkap motif di balik tindakannya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
TY (35) seorang ibu tega membanting bayinya AK (usia 1,5 tahun) sampai tewas.
Baca SelengkapnyaSang ibu, RY telah ditahan, tapi polisi menemukan kendala saat memeriksanya.
Baca SelengkapnyaTerduga pelaku pun kini dibawa ke Rumah Sakit Polri, Kramat Jati.
Baca SelengkapnyaHasil pemeriksaan di Puskesmas Sragi 1, korban ada luka di leher dan di perut dan punggung ada luka memar
Baca SelengkapnyaHasil keterangan sementara belum sampai pada kesimpulan motif dari terduga pelaku.
Baca SelengkapnyaKorban menderita luka bakar 90 persen dan akhirnya meninggal dunia
Baca SelengkapnyaIstrinya tengah menjalani rawat jalan sejak mengidap ODGJ enam bulan lalu.
Baca SelengkapnyaPeristiwa naas ini terjadi saat sang istri meninggalkan rumah untuk menghadiri acara kondangan tetangga.
Baca SelengkapnyaAkmal menjelaskan bahwa TR memang ditempatkan di ruang tahanan isolasi sendiri dan tidak tidak digabung dengan tahanan lainnya.
Baca SelengkapnyaPolisi melakukan ekshumasi kuburan untuk mengeluarkan jasad korban untuk diautopsi.
Baca SelengkapnyaSelain barang bukti, polisi juga telah meminta keterangan dari tiga saksi yang mengetahui kejadian tersebut.
Baca SelengkapnyaGestur itu diungkap KPAD Kota Bekasi saat mendampingi tersangka menjalani pemeriksaan di Mapolres Metro Bekasi Kota.
Baca Selengkapnya