Sudah 25 pesawat dan helikopter digunakan buat atasi kabut asap
Merdeka.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan Indonesia telah mengerahkan 25 pesawat dan helikopter untuk 'water bombing' dan hujan buatan guna mengatasi kabut asap.
"Sebanyak 25 pesawat dan helikopter sudah dikerahkan," kata Kapusdatin Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho melalui siaran pers di Jakarta, dikutip dari Antara, Kamis (8/10).
Selain itu, kata dia, sebanyak 22.146 personel juga dikerahkan untuk memadamkan api di enam provinsi.
-
Dimana saja kabut asap terjadi? Biasanya, kejadian ini terjadi di beberapa wilayah Indonesia.
-
Siapa yang terdampak kabut asap? Dampak kabut asap dapat memperburuk kondisi penderita asma dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
-
Apa dampak kabut asap ke paru-paru? Sebuah penelitian menunjukkan bahwa efek kabut asap dalam jangka panjang bisa meningkatkan risiko penyakit paru-paru, seperti infeksi saluran pernapasan dan emfisema.
-
Bagaimana kabut asap ganggu mata? Hal ini karena adanya debu dan zat iritatif yang terkandung di dalam kabut asap. Oleh karena itu, sediakan obat tetes mata dan pastikan menggunakan kacamata saat beraktivitas di luar rumah, terutama saat sedang menghadaoi kabut asap.
-
Dimana hutan yang masih menyerap karbon? Cekungan Kongo Menurut peneliti di Laboratorium Ilmu Iklim dan Lingkungan Prancis, hujan tropis utama di cekungan Kongo menjadi satu-satunya hutan yang masih menyerap karbon.
-
Bagaimana suasana saat kabut turun di Bukit Kanaga? Keindahan Bukit Kanaga akan semakin sempurna saat turunnya kabut tipis di pagi dan sore hari. Pemandangan sekitar akan tersamarkan menjadi putih, dan hanya menyisakan batang-batang besar pohon pinus.
"Di Sumatera Selatan telah dikerahkan lima helikopter, dua pesawat Air Tractor water bombing dan satu pesawat Casa hujan buatan," katanya.
Selain itu, sebanyak 3.694 personel gabungan TNI, Polri dan lainnya juga telah dikerahkan.
Meski demikian, kata dia, Indonesia siap menerima bantuan dari luar negeri untuk mengatasi bencana asap di Sumatera dan Kalimantan. "Presiden sudah menyatakan bahwa Indonesia membuka bantuan dari luar negeri," katanya.
Dia menambahkan, bantuan dari luar negeri diharapkan dapat mempercepat pemadaman api dan asap.
"Bantuan yang diharapkan adalah pesawat water bombing yang memiliki kapasitas besar, yang mampu mengangkut air lebih dari 10 ton," katanya.
Bantuan internasional tersebut, kata dia, nantinya akan bergabung dengan personel dari Indonesia, baik untuk operasi darat dan udara. (mdk/rnd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Total sudah 32.496 hektare lahan yang terbakar sepanjang Januari hingga September 2023.
Baca SelengkapnyaPemadaman dengan mengerahkan helikopter water bombing direncanakan berlangsung hingga esok hari.
Baca SelengkapnyaHingga hari keempat, proses pemadaman api masih terus dilakukan.
Baca Selengkapnyaoperasi ini telah dilaksanakan sepekan, sejak 4 September hingga Senin (11/9) kemarin.
Baca SelengkapnyaBNPB mengerahkan helikopter water booming sebagai upaya pemadaman yang terus dilakukan hingga hari kesembilan musibah kebakaran di TPA Sarimukti.
Baca SelengkapnyaDari laporan karhutla hari ke-10 di Desa Suka Maju untuk sektor kiri api sudah dapat dikendalikan namun masih berasap.
Baca SelengkapnyaSementara BNPB sejak Sabtu (31/8) terus melakukan water boombing dari udara ke lokasi Karhutla Kawasan Gunung Arjuno untuk Wilayah Kabupaten Malang dan Pasuruan
Baca SelengkapnyaDalam satu hari, setiap pesawat melakukan empat kali sorti di beberapa wilayah di Jakarta.
Baca SelengkapnyaJumlah pengungsi diperkirakan akan terus bertambah. Api belum berhasil dipadamkan.
Baca SelengkapnyaMemasuki musim kemarau, kebakaran hutan dan lahan dilaporkan terjadi Ogan Ilir.
Baca SelengkapnyaKebakaran TPA Sarimukti dilaporkan terjadi sejak Sabtu (19/8). Luas areal TPA Sarimukti ini 28.5 hektare sedangkan area yang hangus terbakar 15 hektare.
Baca SelengkapnyaKebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang mulai marak di Sumatera Selatan menjadi perhatian serius pemerintah. Cuaca di wilayah itu pun dimodifikasi.
Baca Selengkapnya