Sudah Ditemukan di Jakarta dan Sumsel, Varian Kappa Berpotensi Menular Lebih Cepat
Merdeka.com - Varian baru dari virus Sars Cov-2 (Covid-19) terus bermunculan. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) merilis setidaknya ada enam varian varian tersebar di Indonesia yakni, Delta, Alpha, Beta, Lota, Eta dan yang teranyar adalah varian Kappa.
Varian Kappa sudah terdeteksi di Tanah Air, meskipun jumlahnya belum banyak. Di Jakarta, baru ada satu varian Kappa yang terdeteksi. Selain di Jakarta, kemunculan Varian Kappa juga terdeteksi di Sumatera Selatan. Lalu bagaimana tingkat bahaya varian ini?
Ahli epidemiologi dari Griffith University Australia, Dicky Budiman, menilai varian Kappa masih terbilang baru dan butuh penelitian lebih lanjut. Namun, varian tersebut memiliki potensi penularan yang cepat dengan gejala relatif sama seperti varian lainnya.
-
Apa saja gejala yang dialami pasien pertama Covid-19? Setelah kembali ke Depok, NT mulai merasakan gejala seperti batuk, sesak, dan demam selama 10 hari. Ia berobat ke RS Mitra Depok dan didiagnosis mengidap bronkopneumonia, salah satu jenis pneumonia yang menyebabkan peradangan pada paru-paru.
-
Apa gejala yang dirasakan dari Covid Pirola? Gejala Covid Pirola Lantas, seperti apa gejala covid Pirola? Mengenai gejala yang ditimbulkan akibat infeksi Pirola, diketahui belum ada gejala yang spesifik seperti disampaikan ahli virologi dari Johns Hopkins University, Andrew Pekosz, dilansir dari Liputan 6.Namun, tetap saja ada tanda-tanda yang patut untuk Anda waspadai terkait persebaran covid Pirola. Apabila terkena COVID-19 gejala umum yang terjadi biasanya demam, batuk, sakit tenggorokan, pilek, bersih, lelah, sakit kepala, nyeri otot serta kemampuan indera penciuman berubah, maka gejala covid Pirola adalah sakit tenggorokan, pilek atau hidung tersumbat, batuk dengan atau tanpa dahak, dan sakit kepala.
-
Apa yang terjadi pada virus Corona varian Omicron di tubuh pria tersebut? Selama 20 bulan masa infeksi, dokter mencoba segala cara untuk membantu pria lanjut usia tersebut, namun tidak ada upaya yang berhasil.Tubuhnya tidak dapat memberikan respons kekebalan yang cukup kuat untuk melawan virus Corona, bahkan dengan bantuan obat antibodi sekalipun.
-
Apa yang sebenarnya demam itu? Menurut Dr. Arifianto, SpA, demam bukanlah penyakit, melainkan gejala bahwa tubuh sedang melawan infeksi.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Mengapa beberapa orang kebal terhadap Covid-19? Meskipun vaksin dan booster secara radikal mengurangi risiko kematian dan komplikasi berat dari COVID-19, mereka tidak banyak membantu menghentikan virus dari memasuki lapisan hidung dan sistem pernapasan.
"Artinya gini, dibandingkan Delta tetap Delta yang harus kita waspadai saat ini. Dan Kappa ini ya, memang memiliki satu potensi penularan efektif seperti yang ditemukan di Australia dari hanya berpapasan," kata Dicky saat dihubungi merdeka.com, Senin (12/7).
Dia menggambarkan berdasarkan data yang ada. Salah satunya di India. Ada beberapa pasien yang terpapar Covid-19 varian Kappa memiliki gejala demam yang sangat pendek dan ada kesulitan bernapas dalam jangka waktu lebih pendek.
"Jadi dari sejak paparan terus demam, pendek jarak timbulnya. Sehingga pasien ini umumnya datang pada saat ke rumah sakit sudah dalam kondisi yang sangat parah dengan satu rasio oksigen yang pada umumnya di bawah 70 persen.Untuk India dalam kasus di India itu, meninggal umumnya dalan kurun waktu 5 hari," paparnya.
Dia mengatakan, kondisi penyebaran seperti di wilayah Uttar Pradesh, India di mana kasus Covid-19 di sana lebih didominasi oleh varian Kappa, ketimbang varian lainnya. Walaupun terkait hipotesa adanya potensi penyebaran yang lebih cepat masih perlu didalami.
"Karena dari data 72 sampel misalnya, yang diambil itu. Dilaporkan ada 30 yang varian Kappa gitu, dan 27 varian Delta. Jadi varian Kappanya ini lebih mendominasi. Ini sekali belum bisa dipastikan tapi terkesan dari data awal ini Kappa lebih bisa juga menandingi varian Delta intinya seperti itu datanya," tuturnya.
"Di mana sebelumnya, pada awal-awal pandemi, periode atau durasinya itu di 15 menit kontak sekarang tidak seperti itu lagi. Kalau sekarang itu kurang dari satu menit saja sudah cukup membuat orang tertular," tambahnya.
Masih Diperlukan Penelitian Lebih Lanjut
Walau memiliki potensi penularan yang lebih cepat, kata Dicky, penelitian terhadap varian Kappa masih harus dilakukan lebih dalam. Karena masih minimnya literasi pendukung untuk menganalisis terkait karakteristik dari varian Kappa.
"Untuk sekadar menambahkan, jadi varian Kappa itu disebut juga varian dengan mutasi ganda. Walaupun sebetulnya varian mutasi bisa juga lebih dari dua, tapi karena ada dua mutasi (ganda) yang dikenal cukup mengkhawatirkan itu ada E484Q dan L452R. Nah dua itu (mutasi ganda) sudah bisa kita prediksi akhirnya Kappa ini bisa menurunkan efikasi body. Selain juga efektif dalam penularan itu dari mutasi yang ada," terangnya.
"Kemudian dari perkembangan terakhir kita masih harus menunggu lagi potensi dari varian ini, apakah meningkatkan jumlah orang yang di rawat di rumah sakit atau jumlah kematian ini yang masih harus kita tunggu," lanjutnya.
Namun demikian, Dicky tetap menegaskan jika kemunculan beragam varian virus Covid-19 harus tetap direspon dengan penguatan 3 T (testing, tracing, dan treatment), vaksinasi, pembatasan dan penyuluhan terhadap masyarakat yang dilakukan secara konsisten.
"Jadi kita tidak usah bertanya nanti gimana-gimana yang penting respon kita, responnya yang tadi itu dan betul-betul konsisten dilakukan secara kuat," imbaunya.
Sebaran Virus Kappa di Indonesia
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan kembali merilis hasil pemeriksaan dan analisis terhadap sikuens genom virus SARS-CoV-2 di Indonesia. Berdasarkan hasil analisis tersebut, ditemukan 553 kasus varian baru Covid-19.
Dari 553 kasus varian baru Covid-19, 436 di antaranya merupakan varian Delta atau B16172 asal India.
"Total sudah ada 436 varian Delta," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi kepada merdeka.com, Selasa (6/7).
Berdasarkan peta sebaran varian SARS-CoV-2 Badan Litbangkes Kemenkes RI, ada enam varian Covid-19 di Indonesia. Yakni, varian Alpha, Beta, Delta, Lota, Eta dan Kappa.
Berikut sebaran 553 kasus varian baru Covid-19 di 14 provinsi di Indonesia per 6 Juli 2021:
DKI Jakarta
Kasus Alpha: 33
Kasus Beta: 38
Kasus Delta: 195
Kasus Eta: 4
Kasus Kappa: 1
Jawa Barat
Kasus Alpha: 9
Kasus Beta: 9
Kasus Delta: 134
Jawa Tengah
Kasus Alpha: 1
Kasus Beta: 1
Kasus Delta: 80
Jawa Timur
Kasus Alpha: 2
Kasus Beta: 3
Kasus Delta: 13
Bali
Kasus Alpha: 1
Kasus Beta: 2
Kasus Lota: 2
Banten
Kasus Delta: 4
Sumatera Selatan
Kasus Alpha: 1
Kasus Delta: 3
Kasus Kappa: 1
Kalimantan Selatan
Kasus Alpha: 1
Kasus Beta: 1
Kalimantan Tengah
Kasus Delta: 3
Kalimantan Timur
Kasus Delta: 3
Gorontalo
Kasus Delta: 1
Kepulauan Riau
Kasus Alpha: 1
Kasus Delta: 1
Kasus Eta: 1
Riau
Kasus Alpha: 1
Kasus Delta: 1
Sumatera Utara
Kasus Alpha: 1
Kasus Delta: 1.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Varian tersebut memicu ada peningkatan kasus Covid-19 di Singapura.
Baca SelengkapnyaVarian JN.1 merupakan pemicu lonjakan Covid-19 di Singapura.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaVirus Nipah menyebabkan dua orang meninggal dunia di India.
Baca SelengkapnyaAni menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Kenaikan terjadi sejak dua pekan terakhir saat Singapura dihantam lagi badai Covid-19.
Baca SelengkapnyaKeduanya dapat menyebabkan gangguan pernapasan seperti batuk, demam, hidung tersumbat, sakit tenggorokan, dan sesak napas.
Baca SelengkapnyaPasien mengembuskan napas terakhir di RS Embung Fatimah pada 18 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaKemenkes meminta pelayanan kesehatan meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran Covid-19.
Baca SelengkapnyaDua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca Selengkapnya