Sudah setahun tabir gelap kematian Akseyna belum terungkap
Merdeka.com - Tepat setahun yang lalu, 26 Maret 2015, Akseyna Ahad Dori alias Akseyna (18) ditemukan tak bernyawa, mengambang di Danau Kenanga, Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat. Akseyna ditemukan pertama kali oleh mahasiswa bernama Fauzi, yang curiga dengan penampakan tangan mengambang di pinggir danau. Akseyna menggendong ransel berisi batu seberat 14 kilogram.
Awalnya, pihak kepolisian menduga Akseyna bunuh diri setelah ditemukan surat berisi pesan terakhir yang intinya dia akan pergi jauh. Hasil autopsi menemukan adanya luka lebam pada jenazah Akseyna. Lagi-lagi polisi menduga itu akibat pembuluh darah yang berhenti ketika seseorang meninggal. Tidak bisa dipastikan karena ulah orang lain.
Beberapa bulan setelah kematian Akseyna, Polda Metro Jaya turun tangan dan mengambil alih kasus tersebut. Polda memulai dari awal, termasuk pemeriksaan ulang sakis-saksi. Meski awalnya tidak ingin menyebut ada kejanggalan, kenyataannya memang ditemukan hal ganjil dari kematian Akseyna.
-
Siapa yang membunuh mahasiswi itu? 'Kita segera gelar perkara. Yang pasti pelaku sudah kita amankan,' kata Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota Kompol Rizka Fadhila, Selasa (12/12). Berdasarkan informasi dihimpun, tersangka pelaku berinisial D. Dia merupakan mantan pacar korban.
-
Di mana pembunuhan keluarga itu terjadi? Arkeolog menemukan situs pemakaman massal ini di Desa Koszyce, Polandia. Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada sampel DNA kerangka tersebut mengungkap sebuah keluarga besar tewas secara brutal di lokasi ini.
-
Kapan pembunuhan keluarga itu terjadi? Kejadian mengerikan ini berlangsung pada Zaman Batu sekitar 5.000 tahun lalu.
-
Bagaimana Gislayne menangkap pembunuh ayahnya? Pada tanggal 25 September 2024, hanya dua bulan setelah memulai karirnya sebagai polisi, Gislayne berhasil menangkap Gomes yang bersembunyi di sebuah peternakan di daerah Nova Cidade, dekat Boa Vista.
-
Bagaimana kasus pembunuhan siswi terungkap? Kasus tersebut berhasil terungkap oleh kepolisian dengan menggunakan metode modern Scientific Crime Investigation (SCI).
-
Siapa pembunuh ayah Gislayne? Raimundo Alves Gomes, yang diidentifikasi sebagai pembunuh, kabur dari tempat kejadian setelah penembakan dan tidak pernah ditangkap, meskipun surat perintah penangkapan telah dikeluarkan.
Pertama, analisa tulisan tangan pada surat terakhir Akseyna yang menurut Grafolog atau ahli analisa tulisan tangan, Deborah Dewi. Terdapat kejanggalan. Disebutkan bahwa surat itu ditulis dua orang. Pertama, Akseyna dan kedua masih diselidiki polisi.
Kedua, hasil autopsi ulang dilakukan tim dokter Rumah Sakit Polri Kramat Jati menyebutkan, Akseyna mengalami tindak kekerasan sebelum meninggal. Terdapat luka lebam di bagian telinga, bibir dan kepala, bekas penganiayaan.
Temuan lain dari tim dokter RS Kramat Jati, Akseyna belum meninggal saat tenggelam di danau. Analisa itu diperoleh setelah didapati pasir dan air pada tubuh korban. Artinya, korban masih bernafas saat tenggelam di danau. Selain itu, sepatu di bagian alas, tumit robek di kanan dan kiri. Hasil analisa kepolisian, tubuh Akseyna sempat diseret pelaku.
Direktur Direktorat Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Krishna Murti semakin yakin, Akseyna tidak bunuh diri, melainkan dibunuh. "Yang bersangkutan (Akseyna) mati tidak wajar. Jadi indikasi korban mati tidak sendiri tapi mati oleh pihak lain," kata Krishna pada pertengahan Mei 2015.
Akhir tahun lalu, Krishna Murti menuturkan, polisi sudah menemukan titik terang kematian Akseyna. Namun dia tidak ingin menjelaskan lebih detail. Polisi mengantongi alat bukti baru setelah melakukan penyelaman di danau UI. Pernyataan itu seolah ingin menepis anggapan polisi menghentikan kasus ini. Krishna berjanji akan membuka tabir gelap kematian mahasiswa Biologi UI itu tahun ini.
Sejumlah saksi terus diperiksa untuk menemukan jawaban atas tanda tanya kematian Akseyna. Termasuk Edi Sukardi, penjaga kos tempat Akseyna tinggal, Wisma Widya di Jalan Kabel, Beji, Depok. Sudah berulang kali dia diperiksa. Berulang kali pula dia membantah tak terlibat dan tak tahu perihal kematian Akseyna. Dia merasa disudutkan.
"Kemarin saya tantang, waktu ada bapaknya (Akseyna), bukan nantang sih, kalau masih curiga saya, saya bilang 'Ayo Pak kita sumpah pocong saja'," kata Edi.
"Bapaknya (Akseyna) jawab jangan begitu juga pak Edi. Kalau orang yang lain nuduh saya dia yang kena, kalau saya bohong saya yang kena. Polisinya bilang itu kalau orang salah suka begitu, saya nggak usah sumpah Al-quran, pocong ayo deh. Ini cobaan dari Allah," tambahnya.
Tak terima, dia mengarahkan polisi memeriksa teman-teman Akseyna. Termasuk Jibril yang disebutnya sering pergi kuliah bersama Akseyna. Kini Jibril disebut-sebut sudah pindah indekos yang semula berada tak jauh dari indekos Akseyna. Alasannya lelah harus menghindar dari wartawan dan terus diperiksa polisi.
Hingga saat ini, tabir gelap pembunuhan Akseyna belum juga terbuka. Polisi selalu mengatakan bahwa pihaknya bekerja keras dan akan disampaikan pada waktunya nanti. Krishna juga meminta masyarakat tidak skeptis dengan investigasi yang dilakukan anak buahnya. "Kami kerja tapi kan kerja enggak perlu diomongin," tegasnya.
Keluarga menanti titik terang pembunuh anaknya yang sudah 365 hari tak kunjung terungkap.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi Beberkan Kendala Kasus Tewasnya Mahasiswa UI Akseyna, Begini Reaksi Keluarga
Baca SelengkapnyaPolisi sempat kesulitan untuk mengetahui identitas dari jenazah Akseyna.
Baca SelengkapnyaSembilan tahun kasus pembunuhan mahasiswa Universitas Indonesia (UI), Akseyna Ahad Dori belum juga terungkap.
Baca SelengkapnyaSembilan tahun lalu, tepatnya 26 Maret 2015, mahasiswa Akseyna Dori ditemukan tewas di Danau Kenanga, Universitas Indonesia.
Baca SelengkapnyaKasus pembunuhan seorang wanita di Batubara sampai saat ini belum menemui titik terang.
Baca SelengkapnyaPelaku sebelumnya menyerahkan diri ke kantor polisi setelah dua tahun bungkam.
Baca SelengkapnyaDengan suara bergetar dan menangis, Rudi mengatakan terus mencari para tersangka yang telah mengambil nyawa sang anak
Baca SelengkapnyaOran tua korban sudah diperiksa. Tetapi setiap kali ditanya perkembangannya hanya diminta menunggu.
Baca SelengkapnyaIptu Rudiana memastikan dirinya tak diam atas kasus ini. Namun dia meminta pihak lain tak membuat asumsi yang membuat keluarga mereka tersakiti.
Baca SelengkapnyaKorban sempat dilaporkan hilang oleh ibunya di kantor polisi sebelum ditemukan tewas.
Baca SelengkapnyaDugaan itu menguat karena anaknya baru saja masuk sel satu jam. Setelah itu keluarga mendapat kabar Ragil tewas.
Baca SelengkapnyaDelapan saksi sudah diperiksa terkait kasus pembunuhan tersebut.
Baca Selengkapnya