Suku Tengger Akan Gelar Puncak Yadnya Kasada di Gunung Bromo
Merdeka.com - Suku Tengger akan menggelar puncak upacara Yadnya Kasada di Gunung Bromo, Kamis (18/7) dini hari. Ribuan keturunan Roro Anteng dan Joko Seger (Tengger) akan mengikuti serangkaian upacara yang dipusatkan di Pura Luhur Poten dan Puncak Gunung Bromo.
Yadnya Kasada merupakan kegiatan adat dan tradisi rutin tahunan masyarakat Suku Tengger yang menempati 4 wilayah yaitu Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Lumajang dan Malang.
Kasada sendiri sebagai perwujudan syukur pada Sang Pencipta yang disampaikan dalam bentuk selamatan tumpeng dan hasil bumi yang disajikan di kawah Puncak Gunung Bromo.
-
Apa yang istimewa dari Gunung Bromo? Gunung Bromo adalah tempat wisata di Probolinggo yang tak hanya terkenal di kalangan wisatawan lokal saja, melainkan juga mancanegara. Ketenarannya disebabkan oleh keindahan pemandangan alamnya yang menakjubkan..
-
Apa yang istimewa dari Gunung Tumpeng? Gunung ini juga dikenal sebagai Merbabu versi lite lo, yuk simak daya tariknya.
-
Kenapa situs Gunung Padang dianggap sakral? Terletak di Karyamukti, Cianjur, situs ini memiliki serangkaian teras buatan yang dibangun dari batu-batu besar dan dianggap sakral oleh masyarakat Sunda sebagai tempat Prabu Siliwangi berusaha membangun istana dalam semalam.
-
Bagaimana cara mengungkapkan syukur? Salah satu cara untuk mengungkapkan syukur adalah dengan quotes tentang bersyukur kepada Allah.
-
Bagaimana cara menikmati Ketupat Kandangan? Masyarakat Kandangan memiliki keunikan dalam setiap menyantap menu yang satu ini, yaitu disantap tanpa menggunakan alat makan satupun alias menggunakan tangan saja. Mereka merasa dengan menyantap menggunakan tangan akan terasa lebih nikmat.
-
Apa itu tradisi kepungan tumpeng tawon? Tradisi Kepungan Tumpeng Tawon atau Kepungan Tumpeng Mogana merupakan sastra lisan tradisi tumpengan yang dilakukan oleh masyarakat di daerah pesisir laut Selatan, tepatnya di Desa Mangunweni, Kecamatam Ayah, Kabupaten Kebumen.
"Kita sudah menyiapkan personel guna pengamanan dan pengendalian (Pamdal) di 11 titik dengan kurang lebih 150 orang dari TNBTS dibantu mitra," kata Syarif Hidayat, Humas Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS), Rabu (17/7).
Sebelas pos Pamdal disiagakan di Pos Coban Trisula, Pos Jemplang, Jalur Jemplang arah Keciri, Pos Wonokitri, Ujung Aspal Ngawu, Pengol arah Keciri, Pos Cemorolawang, Visitor center Cemorolawang, rest area, bungker toilet dan sekitarnya serta tim mobile/ rescue. Saat ini para personel sudah berada di pos masing-masing untuk membantu pengamanan acara sampai selesai.
Pamdal terdiri dari komunitas Forum Sahabat Gunung (FSG), Bromo Lovers, perwakilan paguyuban jasa wisata, savers, Desa, Kecamatan sekitar, Puskesmas, BPBD dan TNI-Polri.
"Mayoritas warga Tengger yang ada di desa-desa sekitar TNBTS, semua berkunjung ke Bromo. Itu tradisi saat Kasada. Kemungkinan prediksinya kurang lebih sampai 2000 orang," katanya.
Rangkaian ritual Yadnya Kasada sudah dimulai Jumat (12/7) lalu dengan Nancep Karya atau Miwiti dengan gotong royong melakukan pembersihan fisik. Senin (15/7) juga telah dilaksanakan upacara Semeninga yakni upacara meminta izin pada Sang Hyang Widi Wasa.Hari yang sama juga dilaksanakan Mendhak Tirta di Goa Widodaren, Ranupane, Watu Klosot dan Air terjun Madakaripura.
Warga Suku Tengger juga telah menggelar Ngaturi 25 Punden (leluhur) dan memasang penjor serta umbul-umbul di lokasi acara. Rangkaian upacara diteruskan dengan Pembejian atau Melasti Selasa (16/7) sebelum dilanjutkan Piodalan Pura Luhur Poten Bromo dan Pengukuhan warga Kehormatan Tengger, Rabu (17/7).
Masyarakat Tengger dengan membawa ongkek (sesembahan) akan menuju Lautan Pasir Gunung Bromo dari pintu gerbang masing-masing.
Warga Tengger Kabupaten Probolinggo dari Cemaralawang, Warga Pasuruan dari Pakis Bincil, Warga Tengger Malang dari Jemplang dan warga Tengger Lumajang dari Gunung Jantur pada tengah malam.
Puncak upacara Yadnya Kasada digelar pukul 03.00 WIB di Utama Mandala Pura Luhur Poten Bromo. Masyarakat akan mengikuti rangkaian kegiatan di antaranya pembacaan sejarah Kasada dan lain sebagainya, sebelum melabuh korban suci ke kawah.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kawasan wisata Bromo ditutup untuk wisatawan mulai 21-24 Juni 2024.
Baca SelengkapnyaRatusan warga setempat menggelar kenduri desa dengan menghadirkan 9 jenis tumpeng.
Baca SelengkapnyaSejarah nasi tumpeng dan makna filosofis dibaliknya.
Baca SelengkapnyaTradisi ini digelar setiap perayaan Hari Raya Karo yang jatuh pada tanggal 15 bulan Karo dalam kalender Saka.
Baca SelengkapnyaAda filosofi tersendiri di balik tradisi penyajian tumpeng di Indonesia. sejak zaman Hindu-Buddha hingga Islam Jawa.
Baca SelengkapnyaRatusan Umat Hindu berkumpul di Pura Cinere untuk mengikuti prosesi Tawur Agung Kesanga.
Baca SelengkapnyaAcara itu rutin digelar setiap tahun sebelum musim giling tebu
Baca SelengkapnyaKupatan Jolosutro merupakan tradisi yang telah berlangsung lama di daerah Piyungan, Bantul..
Baca SelengkapnyaTradisi ini biasa dilakukan oleh masyarakat Suku Serawai yang ada di Bengkulu yang dilaksanakan pada malam menjelang Idulfitri.
Baca SelengkapnyaSemua warga tampak semringah mengarak gunungan ketupat keliling kampung
Baca SelengkapnyaRitual adat Dayak Ngampar Bide dalam kemeriahan Pekan Gawai Dayak
Baca SelengkapnyaSetiap wilayah di Indonesia punya caranya masing-masing dalam menyambut Hari Lebaran
Baca Selengkapnya