Sulit Cari Masker, Pengatur Lalu Lintas di Yogyakarta Ini Pakai Galon Bekas Buat APD
Merdeka.com - Ada pemandangan yang tak lazim kala melintas di Jalan Tamansiswa, Kota Yogyakarta. Di pertigaan dekat Lapas Wirogunan ini, Anda akan menjumpai seorang sukarelawan pengatur lalu lintas yang mengenakan galon air di kepala sebagai pengganti masker.
Pria itu adalah Ali Akbar. Dengan tanpa alas kaki dan kepala tertutup galon air, Ali nampak cekatan mengatur lalu lintas di Jalan Tamansiswa.
Ali memakai galon bekas air berukuran 10 liter lengkap dengan keran airnya. Di bagian belakang, Ali menuliskan 'BERSAMA MELAWAN CORONA'.
-
Bagaimana cara menggunakan masker? Masker sebaiknya digunakan sekitar 1-3 kali seminggu, tergantung jenis kulit. Misalnya, masker clay cocok untuk kulit berminyak dan sebaiknya digunakan setelah toner. Sementara sheet mask bisa diterapkan setelah toner tetapi sebelum serum untuk memberikan hidrasi tambahan.
-
Siapa yang bisa menggunakan masker ini? Masker ini biasanya sesuai untuk kebanyakan jenis kulit, tetapi bagi mereka yang memiliki kulit sensitif, sangat disarankan untuk melakukan tes patch terlebih dahulu.
-
Kapan sebaiknya masker ini digunakan? Untuk mendapatkan hasil yang optimal, disarankan untuk menggunakan masker ini 2-3 kali dalam seminggu.
Bukan tanpa alasan Ali menggunakan galon air bekas sebagai pengganti masker. Selain masker medis susah dicari, Ali juga tak cocok menggunakan masker berbahan kain yang harus dicuci usai dipakai.
"Ini mengurangi (penggunaan) masker. Jadi nggak kena apa-apa. Kalau kain kan sekali pakai terus nyuci. Kalau galon kan nggak, bisa dilap, disemprot. Ini rutin dicuci lho," ujar pria asli Jawa Timur yang saat ini berdomisili di daerah Gondolayu, Jetis Kota Yogyakarta ini.
Ali mengaku sudah dua hari belakangan ini memakai galon bekas air untuk menggantikan masker. Ali menyebut dirinya terinspirasi dari para petugas medis yang memakai APD helm, kacamata dan masker sekaligus.
"Kalau orang kan pakai pelindung, APD. Nah saya mending pakai ini praktis, daripada galon nganggur," ungkap Ali, Kamis (16/4).
Pria berumur 52 tahun ini mengaku setiap hari dirinya mengais rejeki di Jalan Tamansiswa dari saat jam anak sekolah berangkat hingga pukul 18.00 WIB. Sebelum pandemi Corona, Ali menyebut dirinya bisa membawa pulang Rp30 ribu setiap kali bertugas di jalan.
Namun saat pandemi virus Corona yang menyebabkan banyak warga Yogyakarta memilih tinggal di rumah, Ali mengaku penghasilannya jauh menurun. Untuk mendapatkan Rp30 ribu, bukanlah hal yang mudah sejak sebulan belakangan ini.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebuah video memperlihatkan truk yang bau terasi mengalami pecah ban, si sopir bukannya pakai masker malah pakai helm.
Baca SelengkapnyaTernyata ada saja pemilik motor yang nekat mengganti tangki dengan botol bekas. Simak yuk!
Baca SelengkapnyaAbdul Halim mengaku harus mengantre 2 jam untuk menunggu giliran mencoblos.
Baca Selengkapnya