Sulitnya polisi lacak jejak teroris Santoso di Poso
Merdeka.com - Kepolisian Republik Indonesia terus berupaya menangkap komplotan teroris Santoso di Poso. Ditargetkan polisi kelompok teroris yang terkenal licin ini habis pada Januari 2016.
Untuk menumpas teroris Indonesia nomor wahid ini pun, Polri-TNI membuat operasi tim gabungan yang diberi nama operasi Camar Maleo. Tim gabungan yang terdiri dari Polri, TNI dan Badan Intelijen Negara (BIN) memastikan pimpinan dari teroris ini dapat ditangkap sebelum Januari.
"Target bulan Januari tangkap Santoso, harus tertangkap," kata Kapolri Jenderal Badrodin Haiti.
-
Siapa yang menjadi target serangan? Sebuah laporan baru yang diterbitkan menyatakan bahwa 1,46 miliar pengguna aktif iPhone di seluruh dunia menghadapi serangan siber yang ditujukan pada ID Apple mereka.
-
Siapa yang menyerang Polisi? 'Itu bukan orang tidak dikenal itu, keluarga tersangka (yang menyerang). Ditangkap di rumah, kemudian dibawa, diborgol teriak-teriak dia. Begitu ceritanya,' kata dia.
-
Siapa yang bakar polisi? Dalam kasus ini, Briptu FN sendiri telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Penyidik Reknata Ditreskrimum Polda Jatim. Ia pun dijerat dengan pasal tentang Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).
-
Siapa yang terkena dampak terorisme di Indonesia? Di Indonesia, aksi terorisme telah menyebabkan banyak kerugian dan korban. Mereka menjadi korban terorisme mengalami disabilitas seumur hidupnya, bahkan tak sedikit juga yang harus meregang nyawa.
-
Siapa yang diincar TNI? Satu sosok yang diincar para prajurit TNI itu adalah Kapolres Tuban, AKBP Suryono.
-
Kenapa Polisi diserang? Polisi diserang karena tersangkameronta dan berteriak sehingga mengundang perhatian orang-orang di sekelilingnya. 'Itu bukan orang tidak dikenal itu, keluarga tersangka (yang menyerang). Ditangkap di rumah, kemudian dibawa, diborgol teriak-teriak dia. Begitu ceritanya,' kata dia.
Satu persatu data kelompok Santoso dikumpulkan. Strategi serta langkah teknis terus didiskusikan oleh pihak-pihak yang tergabung dalam operasi tersebut.
Namun, Santoso cs tak tinggal diam. Mengetahui dia dan anggota lainnya jadi target utama TNI-Polri, Santoso justru mengambil tindakan yang cukup mengejutkan. Melalui media sosial Facebook, Santoso mengancam akan meledakkan markas Polda Metro Jaya.
Mendapat ancaman itu, tim gabungan tidak gentar. Badrodin menantang Santoso untuk melakukan hal tersebut. Jenderal bintang empat ini, menegaskan sudah mempersiapkan segala sesuatunya untuk menghadapi gertakan kelompok Santoso.
"Yah silakan saja, kita sudah siapkan langkah-langkah antisipasi dengan meningkatkan keamanan," tegas Badrodin.
Seiring operasi Camar Maleo berjalan, akhirnya tim gabungan sudah mengendus keberadaan Santoso cs. Di dalam hutan dengan medan yang sulit, gembong teroris itu bersembunyi.
Hanya saja, Badrodin tidak mau menyebutkan secara gamblang di mana tempat persembunyian Santoso dan anggotanya. Mantan Wakapolri itu, hanya menyatakan kelompok teroris Santoso sedang dikejar.
"Sudah (terdeteksi) keberadaan Santoso. Sedang dikejar," ujar dia.
Selain tidak mau membeberkan lokasi persembunyian Santoso secara detail, Badrodin pun belum bisa memastikan kapan operasi penangkapan teroris Indonesia itu selesai. Dia beralasan, lamanya waktu penangkapan tidak bisa diprediksi.
"Sedang kita kejar. Namanya orang mau ditangkap kan menghindar lah," ungkap Badrodin.
Bukan hanya mengejar dan bersembunyi, operasi Camar Maleo memakan korban. Tepat pada 29 November, di Dusun Gayatri, Desa Meranda kecamatan Poso pesisir utara Kabupaten Poso di KM 6-7 salah satu anggota TNI, Serka Sainudin tewas tertembak saat terjadi kontak senjata dengan Santoso cs.
Sebelum terjadi baku tembak, Serka Sainudin tengah melakukan patroli di wilayah Poso. Dia mengembuskan napas terakhir setelah mengalami luka tembak di bagian kepala.
Atas insiden itu, TNI-Polri bergerak cepat, menyusul tim gabungan sudah mengetahui total dari anggota kelompok teroris Santoso. Dari keterangan Badrodin, total anggota Santoso 40 orang.
"(Jumlah kelompok Santoso) 40 orang," tegas Badrodin.
Meski sampai sejauh ini, baik TNI atau Polri belum mau mengungkap letak persembunyian Santoso yang sebenarnya, dipastikan Badrodin keberadaan mereka sudah terdeteksi. Ada beberapa alasan, pucuk pimpinan korps bhayangkara itu tidak mau menyebutkan lokasi persembunyian Santoso cs.
Dikatakan Badrodin, hal itu bukan konsumsi publik. Sebab, dia menilai, informasi tersebut dapat mempengaruhi operasi Camar Maleo terganggu.
Oleh karenanya, Badrodin meminta masyarakat untuk lebih tenang dan tidak perlu mengkhawatirkan situasi Poso. Dia berjanji kelompok teroris yang masuk dalam daftar buronan nomor satu TNI-Polri itu akan ditangkap secepatnya. (mdk/dan)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tim Alfa 29, pasukan pencabut nyawa pemimpin kelompok teroris MIT bernama Santoso dalam Operasi Tinombala.
Baca SelengkapnyaPolisi menembak mati seorang maling spesialis pencurian kendaraan bermotor (curanmor) yang biasa membekali diri dengan bom ikan.
Baca SelengkapnyaDua jenderal TNI Polri rela terjun langsung ke medan pertempuran sambil bawa senjata demi dapat mengamankan DPO teroris di Poso.
Baca SelengkapnyaMeski begitu, ia memastikan hingga kini belum ada peningkatan eskalasi ancaman teroris di Indonesia.
Baca SelengkapnyaKapolda mengatakan untuk pengambilan Deoxyribo Nucleic Acid (DNA), maka dapat dilihat atau dipastikan dengan mendalami struktur gigi jenazah.
Baca SelengkapnyaSatu dari tiga orang yang masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) kasus pembunuhan Vina ditangkap.
Baca SelengkapnyaDua Terduga Teroris Perakit Bom Bunuh Diri di Polsek Astana Anyar Ditangkap
Baca SelengkapnyaPelaku harus ditindak tegas karena kasus tersebut telah mencederai institusi Korps Bhayangkara.
Baca SelengkapnyaDalam pertempuran jarak dekat itu, Presiden Fretilin Nicolao Lobato tewas tertembak oleh Sersan Satu Jacobus Maradebo, seorang prajurit asal Timor Timur.
Baca SelengkapnyaKata Susno masyarakat pasti bertanya-tanya dengan kasus Vina ini, bagaimana polisi bisa menangani kasus-kasus besar, sedang kasus Vina tidak terungkap.
Baca SelengkapnyaKapolri Listyo meminta jajarannya jangan ragu menindak pelaku yang merupakan perwira polisi.
Baca SelengkapnyaBarang-barang milik S yang ada kaitan dengan tindakan dilakukannya disita polisi
Baca Selengkapnya