Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Sultan HB X dilaporkan ke Presiden karena gerakan separatis

Sultan HB X dilaporkan ke Presiden karena gerakan separatis Sri Sultan HB X. ©2012 Merdeka.com

Merdeka.com - Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X yang juga merupakan Raja Keraton Yogyakarta dilaporkan ke Presiden Joko Widodo karena dugaan separatisme. Laporan tersebut ditulis oleh Willie Sebastian ketua Granad (Gerakan Anak Negeri Anti Diskriminasi) dalam bentuk surat yang dikirim ke Presiden Joko Widodo tertanggal 12 September 2015.

Dalam surat tersebut Sultan dituding telah menyelewengkan Undang-undang No 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan DIY sehingga menimbulkan ketidakpastian hukum, terutama di bidang pertanahan dan indikasi separatis dengan menghidupkan aturan hukum Kolonial (Rijksblad) dan mengesampingkan UUPA No.5/1960.

"Tujuannya itu ingin menguasai tanah milik negara. Dan Sultan juga pernah bilang kalau di Yogyakarta itu tidak ada tanah negara," katanya saat ditemui merdeka.com, Selasa (15/9) malam.

Setidaknya ada empat poin indikasi separatisme yang dilakukan oleh Sultan yang ditulis oleh Willie. Pertama, pengambilalihan hak menguasai negara terhadap tanah negara dengan cara sertifikasi tanah-tanah negara menjadi tanah Keraton.

Kedua, pengambilalihan hak milik masyarakat atas tanah desa sebagai aset publik dengan cara penerbitan Peraturan Gubernur DIY No 112 Tahun 2014 tentang Pemanfaatan Tanah Desa.

"Aturan itu bertentangan dengan UU No 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok Agraria Diktum IV, UU No 6 Tahun 2014 tentang Desa Pasal 76 dan UUK DIY Pasal 16. Desa jadi kehilangan milik tanah Desa," terangnya.

Ketiga, penerbitan Raperdais bidang Pertanahan yang isinya adalah upaya menghidupkan kembali Rijksblad sebagai dasar Sultan Grond. Padahal Sultan Ground sudah dihapus dengan Perda DIY No 3 Tahun 1984.

"Ini jelas bertentangan dengan UUPA, kita itu sering ditipu karena tidak tahu. UUPA itu sudah berlakukan di Yogyakarta, tapi pemerintah tidak mau menggunakannya," tegasnya.

Keempat perlakuan diskriminatif terhadap warga negara Indonesia non pribumi. Seperti diketahui, warga non pribumi tidak diperbolehkan memiliki hak milik tanah di Yogyakarta.

"Saya mau tanya, apa ada WNI non pribumi? WNI yang WNI. Ini diskriminasi, padahal kita sudah punya UU No 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis," tandasnya. (mdk/hhw)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kata Sultan HB X Soal Kritikan Dinasti Politik di DIY oleh Ade Armando
Kata Sultan HB X Soal Kritikan Dinasti Politik di DIY oleh Ade Armando

Hanya saja, Sultan menerangkan bahwa DIY diakui sebagai daerah istimewa karena asal-usul, sejarah dan budayanya.

Baca Selengkapnya
Kronologi Kericuhan di Tengah Prosesi Tabuh Gamelan Sekaten Keraton Surakarta
Kronologi Kericuhan di Tengah Prosesi Tabuh Gamelan Sekaten Keraton Surakarta

Seseorang berambut panjang yang mengenakan kaos hitam juga memukul pesilat Pagar Nusa yang mengawal rombongan Rizki.

Baca Selengkapnya
Masalah Ade Armando, Sekjen PSI Sebut Ngarso Dalem Anggap Masalah Sudah Selesai dan Jangan Diperbesar
Masalah Ade Armando, Sekjen PSI Sebut Ngarso Dalem Anggap Masalah Sudah Selesai dan Jangan Diperbesar

Sri Sultan Hamengkubuwono X meminta masalah Ade Armando tidak diperbesar karena telah selesai.

Baca Selengkapnya
Istana Buka Suara soal Jokowi Minta Sultan HB X Jembatani Pertemuan dengan Megawati
Istana Buka Suara soal Jokowi Minta Sultan HB X Jembatani Pertemuan dengan Megawati

Pertemuan antara Presiden Jokowi dan Gubernur DIY Sri Sultan HB X dilakukan di Keraton Kilen, Keraton Yogyakarta beberapa waktu lalu.

Baca Selengkapnya
Ganjar: Biasanya Jokowi dengan Megawati Bisa Komunikasi Langsung Tanpa Perantara
Ganjar: Biasanya Jokowi dengan Megawati Bisa Komunikasi Langsung Tanpa Perantara

Sri Sultan Hamengku Buwono X mengonfirmasi bahwa Presiden Joko Widodo memintanya untuk menjembatani pertemuan dengan Megawati.

Baca Selengkapnya
Jokowi Bertemu Sultan HB X, Ganjar: Jangan-Jangan Beliau Datang untuk Menguatkan Saya
Jokowi Bertemu Sultan HB X, Ganjar: Jangan-Jangan Beliau Datang untuk Menguatkan Saya

Ganjar menyebut dirinya menjadi orang pertama yang diterima oleh Sultan HB X ketimbang orang lain.

Baca Selengkapnya
Sultan SB X Diminta Jembatani Pertemuan Jokowi dan Megawati, Begini Kata PDIP
Sultan SB X Diminta Jembatani Pertemuan Jokowi dan Megawati, Begini Kata PDIP

Antara Megawati dan Sri Sultan memiliki persamaan sikap kenegarawanan.

Baca Selengkapnya
Kisah Perjalanan Akbar Sunan Pakubuwono X di Masa Penjajahan, Bentuk Perlawanan pada Pemerintahan Belanda
Kisah Perjalanan Akbar Sunan Pakubuwono X di Masa Penjajahan, Bentuk Perlawanan pada Pemerintahan Belanda

Pada saat berkuasa di Kasunanan Surakarta, Pakubuwono X kerap melakukan kunjungan ke berbagai daerah.

Baca Selengkapnya
Konflik Lagi, Keraton Surakarta Laporkan Dugaan Pengeroyokan Saat Pembukaan Sekaten
Konflik Lagi, Keraton Surakarta Laporkan Dugaan Pengeroyokan Saat Pembukaan Sekaten

Kali ini pemicunya adalah tradisi tahunan saat prosesi tabuh gamelan Sekaten dalam rangka perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, Senin (9/9) lalu.

Baca Selengkapnya
Dikabarkan Minta Sultan HB X Jembatani Pertemuan dengan Megawati, Begini Jawaban Jokowi
Dikabarkan Minta Sultan HB X Jembatani Pertemuan dengan Megawati, Begini Jawaban Jokowi

Pertemuan antara Presiden Jokowi dan Gubernur DIY Sri Sultan HB X dilakukan di Keraton Kilen, Keraton Yogyakarta beberapa waktu lalu

Baca Selengkapnya
VIDEO: Sultan HB X Blak-blakan Permintaan Jokowi Jembatani Pertemuan Dengan Megawati
VIDEO: Sultan HB X Blak-blakan Permintaan Jokowi Jembatani Pertemuan Dengan Megawati

Sri Sultan Hamengkubuwono X mengaku adanya permintaan Presiden Jokowi, untuk mengatur pertemuan dengan Ketua Umum PDIP Megawati

Baca Selengkapnya
OPINI: Indonesia Untuk Bangsa Indonesia
OPINI: Indonesia Untuk Bangsa Indonesia

Mewakili para orang tua pribumi Indonesia, kami ingin mengingatkan agar para putera puteri bangsa Indonesia dapat hidup aman, tenteram dan sejahtera.

Baca Selengkapnya