Sultan HB X sedih ada orang tega menyerang umat sedang beribadah
Merdeka.com - Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X mengaku prihatin dan sedih atas peristiwa penyerangan dan pembacokan di Gereja Santa Lidwina, Sleman yang terjadi pada Minggu (11/2) pagi. Hal ini disampaikan oleh Sultan HB X usai mengunjungi tiga orang korban pembacokan yang saat ini masih menjalani perawatan intensif di RS Panti Rapih, Kota Yogyakarta.
"Saya sedih dan prihatin. Kenapa sedih karena saya kebetulan di Jakarta enggak bisa pulang," ujar Sultan HB X, Minggu (11/2) malam.
Menanggapi aksi kekerasan itu, Sultan mengaku tak bisa memahami maksud pelaku menyerang umat yang tengah beribadah Misa Minggu. Sultan menerangkan bahwa kekerasan sebenarnya bukanlah karakter dari masyarakat Yogyakarta.
-
Kenapa Sri Sultan HB X nyoblos? Sri Sultan HB X pun menjadi pemilih pertama di TPS itu.
-
Sri Sultan HB X nyoblos apa? Sri Sultan HB X pun menjadi pemilih pertama di TPS itu.
-
Apa yang dilakukan Hamengku Buwono I untuk menjaga keamanan Yogyakarta? Dalam menentukan posisi Keraton Yogyakarta, menurut catatan itu, beliau mempertimbangkan letak dan keadaan lahan agar berpotensi menyejahterakan dan memberi keamanan untuk penduduk Yogyakarta.
-
Kenapa bangunan pabrik gula di Sleman dihancurkan? Lalu pada tahun 1949 banyak bangunan pabrik gula yang dihancurkan agar tidak menjadi basis pertahanan tentara Belanda.
-
Sri Sultan HB X kapan nyoblos? Baru pagi-pagi hari, Gubernur DIY Sri Sultan HB X sudah hadir di TPS 12 Panembahan, Kecamatan Kraton, Kota Yogyakarta. Ia hadir bersama sejumlah anggota keluarga pukul 07.10 pagi.
-
Bagaimana kerusuhan terjadi di Banyumas? Para suporter menyalakan flare dan kemudian merangsek masuk ke dalam stadion.
"Kedua sedihnya kenapa di Jogja bisa begini sedangkan masyarakat kita ini kebersamaan sebagai budaya. Dari kondisi itu saya ingin menyampaikan saya tidak memahami tidak mengerti kenapa ada perbuatan yang keji tanpa ada kemanusiaan. Ada umat yang sedang melaksanakan ibadah kenapa ada kekerasan, yang dilakukan seseorang tanpa perikemanusiaan. Jelas itu bukan karakter kita masyarakat Jogja. Saya sangat sedih dan menyesali," tutur Sultan.
Sultan berharap agar peristiwa penyerangan dan pembacokan di Gereja Santa Lidwina tak lagi terjadi. Sultan juga berharap agar peristiwa tersebut tak akan terulang lagi ke depannya.
"Bagi saya ini peristiwa yang tidak boleh terjadi lagi orang ibadah dilakukan tindakan tidak semestinya dan terlalu keji tanpa peri kemanusiaan itu bukan masyarakat Jogja," pungkas Sultan. (mdk/bal)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Informasi yang beredar, terjadi kesalahpahaman atas tudingan korban diduga merendahkan kehormatan istri warga setempat dan keluarganya dan membuat tersinggung.
Baca SelengkapnyaKali ini pemicunya adalah tradisi tahunan saat prosesi tabuh gamelan Sekaten dalam rangka perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, Senin (9/9) lalu.
Baca SelengkapnyaSeseorang berambut panjang yang mengenakan kaos hitam juga memukul pesilat Pagar Nusa yang mengawal rombongan Rizki.
Baca SelengkapnyaHasto sangat menyesalkan intimidasi yang dilakukan oknum aparat terhadap kader PDIP, pada tingkatan yang paling bawah.
Baca SelengkapnyaKini pelaku diburu polisi untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Baca SelengkapnyaRatusan massa yang marah merusak seluruh kobong, membakar dua gazebo dan mencari Pimpinan Ponpes dan Padepokan berinisial KH.
Baca SelengkapnyaHanya saja, Sultan menerangkan bahwa DIY diakui sebagai daerah istimewa karena asal-usul, sejarah dan budayanya.
Baca SelengkapnyaSekelompok TNI masuk ke perkampungan Desa Selamat pada Jumat (8/11) malam sekitar pukul 21.30 WIB.
Baca SelengkapnyaKasus penganiayaan terhadap sejumlah orang simpatisan capres-cawapres03 Ganjar-Mahfud viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaAksi penganiayaan berujung penusukan tersebut diketahui terjadi saat kedua santri berinisial SF, 19, warga Rembang
Baca SelengkapnyaAhmad Basarah PDIP mengecam penganiayaan anggota TNI terhadap relawan Ganjar-Mahfud di Boyolali.
Baca SelengkapnyaAnggota Komisi I DPR, TB Hasanuddin mengecam penyerangan puluhan prajurit TNI ke sebuah desa di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara
Baca Selengkapnya