Sumarti Ningsih, WNI yang dimutilasi di Hong Kong bukan PSK
Merdeka.com - Meninggalnya Sumarti Ningsih, warga negara Indonesia (WNI) yang dimutilasi Rurik Jutting, warga negara Inggris di Hongkong, meninggalkan luka mendalam bagi orangtua dan anaknya.
Ayahanda Sumarti, Ahmad Kaliman, bahkan sangat geram dengan pembunuhan keji yang dilakukan Rurik. Dia mengaku tak habis pikir anak nomor tiganya harus mengalami nasib tragis.
"Kalau saya melihatnya (Rurik Jutting) langsung, saya bisa membalas kekejaman yang dilakukannya kepada anak saya," ujarnya kepada merdeka.com, Jumat (7/11)
-
Bagaimana anak-anak dikorbankan? 76 anak-anak itu dibelah dadanya dan dalam keadaan telanjang dengan pakaian berada di sampingnya. Dada mereka telah dipotong terbuka dari tulang selangka hingga ke tulang dada. Tulang rusuk mereka dipaksa terbuka, yang kemungkinan untuk mendapatkan akses ke jantung mereka.
-
Siapa korban mutilasi? Identitas Korban Mutilasi Dirreskrimum Polda DIY Kombes Pol FX Endriadi mengatakan bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan, korban mutilasi adalah seorang mahasiswa berinisial R.
-
Siapa yang mengorbankan anak-anak? Gundukan berukuran 60 x 20 meter itu berisi 76 anak-anak dan dua orang dewasa yang dikorbankan itu berkaitan dengan peradaban Suku Chimu, peradaban yang dikenal karena karya seni dan tekstilnya dari abad ke-12 hingga abad ke 15.
-
Apa yang dilakukan Maruli Simanjuntak ke anak perempuan itu? Diajak tos dan dirangkul, seorang bocah perempuan bereaksi dengan begitu menggemaskan.
-
Siapa yang menjadi pelaku mutilasi? Korban berinisial R yang merupakan warga Pangkalpinang, Bangka Belitung, dibunuh dan dimutilasi dua terduga pelaku di rumah indekos tersebut.
Kaliman mengemukakan, anaknya yang menjadi tulang punggung keluarga ini merupakan anak yang berbakti kepada orangtua. Selain itu, Sumarti juga dikenal sebagai orang yang ingin selalu membahagiakan orangtua dan anaknya.
Ahmad Kaliman juga membantah bila darah dagingnya itu seorang PSK. Berikut ini cerita Sumarti, anak yang berbakti kepada orangtuanya, seperti dirangkum merdeka.com:
Cuma ingin bikin senang anak dan orangtua, Sumarti anak berbakti
Ahmad Kaliman, orang tua Sumarti Ningsih, warga negara Indonesia (WNI) yang dimutilasi orang Inggris di Hongkong, mengatakan putrinya itu merupakan anak berbakti kepada orangtua. Dia juga menjadi tulang punggung bagi keluarga.Sejak kecil, Sumarti kerap mempunyai keinginan agar keluarganya bisa terlepas dari persoalan kemiskinan yang didera keluarganya. Bagi Kaliman, Sumarti kerap berusaha mengangkat derajat ekonomi keluarga dengan cara menjadi tenaga kerja di luar negeri. Maka wajar bila Kaliman geram dengan orang Inggris yang membunuh anaknya itu. "Kalau saya melihatnya (Rurik Jutting) langsung, saya bisa membalas kekejaman yang dilakukannya kepada anak saya," ujarnya, Jumat (07/11).
Sumarti bukan PSK
Kasus pembunuhan Sumarti Ningsih ini sempat menjadi headline media asing. Sejumlah media asing, bahkan menyebut kedua korban tersebut bekerja sebagai pekerja seks, namun Ahmad Kaliman, orangtua Sumarti Ningsih menepis anggapan tersebut.Saat ditemui di rumahnya yang berada di Desa Gandrungmangu RT 02/RW 05 Cilacap Jawa Tengah, Ahmad menegaskan anaknya bekerja di Hong Kong sebagai pelayan restoran. "Sempat saya bertanya sama dia (Sumarti) waktu sudah bekerja di Hong Kong, 'kamu di sana kerja apa?' Lantas dia menjawab kerjanya di restoran," ucap Ahmad, Jumat (7/11).Ahmad menjelaskan, Sumarti bilang pekerjaannya dalam restoran tersebut biasanya menawarkan makan dan minum yang diminta pelanggannya. "Kerjanya di restoran bagian depan. Misalkan ada tamu, kata Sumarti, dia mendekati tamunya dan menawarkan mau makan apa? Atau mau minum apa?" tuturnya.Dia sendiri mengemukakan, selama ini pemberitaan media yang menyebut anaknya bekerja sebagai pekerja seks membuat keluarganya tersudut. "Saya bantah itu, kalau memang benar anak saya jadi PSK saya minta buktinya dan saya minta siapa yang ngomong. Saya berani jamin, kalau anak saya seperti itu (PSK), saya bertanggung jawab," jelasnya.Selain itu, dia mengemukakan, sehari-hari saat berada di rumah sebelum berangkat ke Hongkong pada 2 Agustus silam, Sumarti selalu sehat. "Saya berani bantah berita itu, anak saya di rumah enggak pernah bilang seperti itu. Saya melihat jasmani dan kesehatan enggak berubah. Saya enggak percaya dengan omongan seperti itu," ucapnya.
Sumarti berpakaian seksi untuk hormati teman
Ahmad Kaliman, ayahanda Sumarti Ningsih, warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban mutilasi di Hongkong mencoba mengklarifikasi foto-foto anaknya yang kerap berpakaian seksi. Sebab banyak asumsi mengalir tentang pekerjaan anaknya yang jadi korban pembunuhan dan mutilasi Rurik Jutting, pria asal Inggris itu.Saat ditemui di rumahnya, Ahmad mengemukakan foto yang menunjukkan Sumarti Ningsih menggunakan pakaian seksi saat di Hongkong sebenarnya sudah diketahuinya. "Dia (Sumarti) bilang, cara berpakaian teman-temannya di Hongkong memang tidak sesuai dengan cara Indonesia," ucapnya, Jumat (07/11).Ahmad mengemukakan, pengakuan Sumarti kepadanya sudah dikemukakan jauh hari sebelumnya. Menurut Ahmad, Sumarti sendiri memang terbawa mengenakan pakaian seksi."Dia bilang kepada saya, saya hanya ingin menghormati teman-teman. Selain itu, dia juga bilang memang gaya pakaian di Hongkong berbeda dengan di Indonesia," ucapnya.Meski begitu, Sumarti pernah bercerita kepada Ahmad, jika dirinya tidak ingin kebablasan seperti yang terjadi pada beberapa temannya. "Dia bilang kepada saya, tidak ingin seperti teman-temannya yang sering minum dan merokok," terang Ahmad.
(mdk/mtf)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dia mendapatkan kuota prioritas lansia dan pendamping lansia, sehingga tidak menunggu antrian terlalu lama.
Baca SelengkapnyaSeorang remaja di Garut, Jawa Barat, rela memilih putus sekolah demi merawat ibunya yang mengalami gangguan jiwa.
Baca SelengkapnyaMS merupakan tante korban atau adik kandung dari Bintang Situmorang, ibu korban.
Baca SelengkapnyaDi mata teman-temannya, korban dikenal sebagai sosok yang ceria, periang dan suka membantu.
Baca SelengkapnyaLama tak ketemu sang ayah yang bertugas di luar negeri, seorang bayi menangis lantaran tak mengenali ayahnya yang merupakan seorang prajurit TNI.
Baca SelengkapnyaUngkap perjuangannya buat konten hingga sempat diremehkan, wanita ini sukses angkat derajat keluarga.
Baca SelengkapnyaDi usianya yang masih kecil, dia harus merawat sang adik lantaran ibu telah wafat.
Baca SelengkapnyaKartika Putri mengungkap misteri penyakitnya. Dari wajah melepuh hingga keputusan berobat ke Singapura.
Baca SelengkapnyaEkspresi sedih dan bingung terlihat jelas di wajah perempuan berjilbab kuning itu.
Baca SelengkapnyaSeorang gadis asal pelosok Sukabumi, Jawa Barat sempat mencuri perhatian warganet di media sosial.
Baca SelengkapnyaCerita korban TPPO Disekap Berbulan-Bulan dan Kerja Tanpa Digaji
Baca SelengkapnyaKisah siswi SD yang merawat adiknya usai ibunya meninggal begitu menyentuh hati. Dia bahkan sampai membawanya ke sekolah.
Baca Selengkapnya