Sumbang APD ke IDI, Ibas Ibaratkan Perang Tanpa Senjata Lawan Covid-19
Merdeka.com - Ketua Fraksi Partai Demokrat di DPR, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) mengapresiasi peran dokter, tenaga medis, dan relawan dalam penanganan pandemi Covid-19. Ibas berharap, agar pemerintah segera mempercepat serapan anggaran kesehatan.
Ibas juga meminta distribusi peralatan kesehatan terus dimaksimalkan.
“Saya menaruh hormat yang luar biasa kepada para dokter 'pahlawan tanpa tanda jasa' yang berada di garis terdepan, dibantu oleh para perawat dan tim medis atas upaya-upaya untuk memastikan sukses penanganan kesehatan dan keselamatan masyarakat,” kata Ibas, Senin (13/7).
-
Apa yang dirasakan Bintara TNI? Saat dihampiri sang perekam video, dia lantas nampak berkaca-kaca. Dia mengungkap rasa bangga terhadap sang putra yang kini bakal menjadi calon abdi negara berpangkat lebih tinggi dari ayahnya sendiri.
-
Siapa yang membutuhkan kata-kata perjuangan? Tak melulu dari orang terdekat, dukungan dan semangat bisa muncul darimana saja.
-
Mengapa Hadi Tjahjanto mengetes prajurit? Ketika bertemu Prajurit, saya suka menyapa mereka. Kemarin saya berjumpa dengan Prajurit Marinir, tentunya tak lupa saya menyapa dan cek apakah ini Prajurit Marinir betul,' tulis Hadi Tjahjanto dalam keterangan videonya.
-
Siapa yang mengucapkan kata-kata tentara? 'Jangan pernah kau merasa lelah untuk bangsamu ini. Berikanlah yang terbaik dengan kemampuan dan kerja kerasmu. Jagalah kami dan negara tercinta ini. Indonesia milik kita, jangan pernah sampai dimiliki oleh lainnya.'
-
Siapa yang mengalaminya di Indonesia? Riskesdas 2018, menunjukkan lebih dari 19 juta penduduk berusia di atas 15 tahun mengalami gangguan mental emosional.
-
Siapa yang berjuang untuk Indonesia? Kata-kata ini membangkitkan semangat juang dan patriotisme dalam diri setiap pemuda Indonesia.
Menurut Ibas, distribusi peralatan kesehatan perlu menjadi perhatian serius. Ibas juga menyatakan, Demokrat berkomitmen mengawal setiap kebijakan penanganan Covid-19 dari pemerintah.
"Kami merasakan keprihatinan tenaga medis. Bagaikan tentara di garis perbatasan yang hendak berperang, tetapi tidak dibekali dengan senjata," ucap wakil rakyat dari daerah pemilihan Jawa Timur (Jatim) VII tersebut.
Sebelumnya, Fraksi Demokrat telah memberikan 600 paket alat pelindung diri (APD) untuk Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Ibas menyerahkan secara simbolis bantuan itu kepada Ketua Umum Pengurus Besar IDI, Daeng M Faqih di Ruang FPD, Gedung Nusantara I DPR, Jakarta, Jumat (10/7). Ibas didampingi Marwan Cik Hasan, Dede Yusuf dan Aliyah Mustika.
"Alhamdulillah walaupun sedikit, tidak sebesar pertolongan yang memang dibutuhkan Tanah Air. Kami menggalang support (dukungan) dari internal kader, anggota Fraksi Demokrat dan dari jejaring lainnya yang kemudian kita menyerahkan bantuan-bantuan secara langsung dan secara nasional," ungkap Ibas saat audiensi dengan IDI.
Pada kesempatan itu, Ibas menjelaskan, bantuan dalam rangka penanganan Covid-19 bukan pertama kali dilakukan Fraksi Demokrat. Ibas menuturkan fraksi dan jajaran Demokrat di pusat dan daerah, sudah bergerak sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia.
Ibas mengungkap, Demokrat telah melakukan Gerakan Nasional Demokrat Lawan Corona serta Gerakan Nasional Demokrat Peduli dan Berbagi.
Bantuan yang sudah diberikan antara lain seperti APD, masker medis, masker kain, mikro ventilator, sarung tangan, wastafel portable, vitamin, penyemprotan disinfektan, hand sanitizer, sabun cuci tangan, hingga uang tunai dan paket sembako. Menurut Ibas apabila dikonversi, nilainya mencapai sekitar di atas Rp220 miliar.
“Prinsip kami, orang yang kuat membela dirinya sendiri, tetapi orang kuat yang lebih kuat membela orang lain,” tegas Ibas.
Sementara itu, Daeng menuturkan, terdapat beberapa faktor yang mendorong kenaikan jumlah positif Covid-19 di Indonesia. Misalnya peningkatan pemeriksaan orang yang datang ke rumah sakit. Demikian halnya pelacakan dari kasus positif meningkat di lokasi tertentu.
Daeng mengatakan, proses diagnostik kasus Covid-19 memang cukup lamban.
“Kemampuan laboratorium masih sangat terbatas, sehingga antrean sampel yang sangat banyak membutuhkan waktu kisaran 1-2 minggu hingga sampel atau diagnosanya bisa diketahui. Persoalan ini mesti segera ada solusinya dalam menghadapi kondisi yang penuh keterbatasan,” ungkap Daeng.
Sementara itu, Ketua Satgas PB IDI, Zubairi mengatakan, ketika pemerintah mulai melonggarkan pembatasan di berbagai wilayah, jumlah tenaga medis yang meninggal bertambah. IDI mencatat, 48 dokter tutup usia di tengah wabah hingga 8 Juli 2020.
“Sebagian dokter meninggal setelah kontak dengan pasien tanpa gejala yang berobat ke klinik mereka. Selain dokter, 41 perawat tutup usia setelah terinfeksi virus corona,’’ kata Zubairi.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Selama bekerja, mereka didampingi 1.000 anggota medis Polri Biddokkes Polda Jatim.
Baca SelengkapnyaSudirman Said mengakui, kucuran dana ke AMIN tak sebesar ke pasangan capres-cawapres lain.
Baca SelengkapnyaPerjuangan para prajurit TNI yang harus bersiaga menjaga perbatasan
Baca SelengkapnyaMenurutnya, para relawan membuat atribut dengan biaya sendiri. Sudirman mengatakan, jika dijumlah nilainya begitu besar.
Baca SelengkapnyaPara purnawirawan Brimob kenang masa lalu saat menjalankan tugas di daerah operasi Timor Timur, penuh kenangan dan ancaman yang mencekam.
Baca SelengkapnyaPrabowo menegaskan, beli alutsista hanya untuk memperkokoh pertahanan Indonesia.
Baca SelengkapnyaHal itu disampaikan Agus saat memaparkan visi dan misi dalam menjalani uji kelayakan dan uji kepatutan (fit and proper test) di hadapan anggota Komisi I DPR.
Baca Selengkapnya