Sumsel Ditetapkan PPKM Mikro, Epidemiolog Nilai Seharusnya Sejak Dulu
Merdeka.com - Provinsi Sumatera Selatan menjadi salah satu dari lima daerah yang ditetapkan pemerintah pusat untuk melaksanakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro pada 6-19 April 2021. Penerapan ini dilatarbelakangi tingginya angka penambahan kasus dan kematian Covid-19 di provinsi itu.
Menanggapi hal tersebut, epidemiolog dari Universitas Sriwijaya Palembang Iche Andriyani Liberty menilai kebijakan tersebut sudah sangat tepat. Bahkan, mestinya dilakukan sejak lama melihat kondisi penyebaran virus di Bumi Sriwijaya.
"Seharusnya sejak lama. Tapi karena kebijakan ini diambil hari ini, maka kita akan melakukan sosialisasi terkait teknisnya," ungkap Iche, Senin (5/4).
-
Mengapa klaim tersebut diragukan? Dalam artikel juga tidak ditemukan adanya narasi yang menyebut Jokowi dan Listyo SIgit mencopot Polda Jabar karena membatalkan sidang tersangka Pegi.
-
Apa yang menyebabkan beberapa orang tidak terinfeksi Covid-19? Berdasarkan analisis aktivitas genetik dalam jaringan hidung dan darah orang yang tidak berhasil terinfeksi SARS-CoV-2, tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Mengapa fakta kuantitatif memiliki kekurangan? Data kuantitatif mungkin tidak memberikan pemahaman mendalam tentang konteks atau alasan di balik fenomena yang diamati.
-
Kenapa opini sulit dibuktikan? Opini merupakan hasil dari pemikiran seseorang yang belum tentu kebenarannya.
-
Bagaimana pseudoscience menghindari pembuktian yang bertentangan dengan klaimnya? Lebih lanjut, pendukung pseudoscience cenderung mengabaikan bukti yang bertentangan dengan klaim mereka. Mereka sering kali mengemukakan alasan-alasan palsu untuk menolak bukti tersebut, seperti mengklaim bahwa ilmu pengetahuan 'terlalu kasar' untuk mengukur efek yang ada, atau bahwa kondisi pengujian yang dilakukan tidak sesuai.
-
Mengapa beberapa orang kebal terhadap Covid-19? Meskipun vaksin dan booster secara radikal mengurangi risiko kematian dan komplikasi berat dari COVID-19, mereka tidak banyak membantu menghentikan virus dari memasuki lapisan hidung dan sistem pernapasan.
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian sudah mengisyaratkan pemerintah setempat untuk bersiap PPKM saat berkunjung ke Palembang belum lama ini. Namun, penerapan teknisnya belum diketahui dan paling tidak meniru Jawa dan Bali yang lebih dulu menerapkan PPKM Mikro.
"Jika tidak ada perubahan seperti PPKM yang sudah ada, maka pembatasan akan mulai dilakukan per zona tergantung kondisi sebaran kasus yang tinggi. Kalau aturannya tidak berubah," ujarnya.
Menurut dia, klaim penurunan kasus Covid-19 tidak bisa mengaburkan fakta di lapangan. Sebab, bisa jadi penurunan kasus akibat testing yang tidak masif dilakukan.
"Di minggu sebelumnya kasus aktif turun dan kasus sembuh juga turun. Lalu di minggu ini ada kenaikan angka positivity rate, menandakan testing kita turun," ujarnya.
Hingga saat ini, angka kematian Covid-19 di Sumsel di angka 4,74 persen yang berada di atas nasional sekitar 2,7 persen. Angka sebaran kasus positif juga tinggi, mencapai 28,58 persen atau di atas nasional dengan persentase 17,82 persen.
"Angka saat ini meningkat dari bulan lalu yang mencapai 27 persen," kata dia.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaKepala Dinkes Sumsel Trisnawarman menegaskan, pihaknya telah memeriksa sampel swab pasien J. Hasilnya diketahui negatif cacar monyet.
Baca SelengkapnyaTjandra Yoga Aditama mengatakan, tren peningkatan laju kasus Covid-19 di Indonesia dan sejumlah negara lain masih perlu diwaspadai.
Baca SelengkapnyaJangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan.
Baca SelengkapnyaHinky mengatakan, vaksin AstraZeneca sudah melewati tahap uji klinis tahap 1 hingga 4.
Baca SelengkapnyaAdapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaHamdan Zoelva meminta semua pihak menghormati rekapitulasi hasil penghitungan suara KPU.
Baca SelengkapnyaBeredar Surat Edaran (SE) Kementerian Kesehatan mewajibkan masyarakat pakai masker, benarkah?
Baca SelengkapnyaPenyiraman air untuk mengurangi polusi dinilai tidak efektif jika areanya besar.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca Selengkapnya