Sumur bor di Purworejo semburkan gas setinggi 1 meter
Merdeka.com - Gas menyembur dari sumur bor yang terletak di Desa Binangun, Butuh, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, Sabtu (2/12). Hingga Selasa ini, tekanan gas mulai mengecil.
Dikutip dari Antara, Staf Pengkajian Balai Pengkajian Pengawasan dan Pengendalian ESDM Wilayah Serayu Selatan, Adia Nur mengatakan mengecilnya tekanan gas tersebut bisa diketahui dari ketinggian api yang menyala di sumur bor tersebut.
Ia menyebutkan pada awalnya ketinggian api dari semburan gas itu mencapai satu meter, kini berkurang tinggal 0,5 meter.
-
Dimana semburan gas terjadi? Beredar di media sosial semburan gas bercampur air di lahan belakang bangunan kontrakan, Kampung Leuwi Kotok, Desa Sukaraja, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (11/10).
-
Bagaimana semburan gas terjadi? Ditambahkan Birman, semburan tersebut muncul setelah para pekerja hendak menghentikan pencarian sumber air baru. Saat itu mereka merasa putus asa, dan hendak membereskan alat.Di tengah suasana itu, tiba-tiba semburan kencang dengan suara gemuruh muncul di lokasi hingga menghebohkan orang di sana.
-
Mengapa sumur tersebut kering? 'Sumur air dia yang model timbaan pakai katrol, kurang lebih 25 meter dalamnya,' katanya.
-
Apa yang terjadi pada sumur di Demak? 'Sumur kebak, ini kok bisa kebak. (Sumur penuh air, kok bisa penuh ini). Di Demak ini,' ujar salah seorang warga seperti dalam video yang diunggah akun Instagram @demakhariini pada Jumat (15/9).
-
Kenapa sumur di Desa Ronggo kering? Pasalnya sudah sebulan sumur-sumur di Desa Ronggo, Kecamatan Jaten, Pati, mulai mengering akibat kemarau panjang.
-
Kapan semburan gas terjadi? Disampaikan jika kejadian tersebut berlangsung pada Rabu (11/10) sore hari setelah aktivitas kegiatan penggalian dihentikan.
Semula semburan api sudah dipadamkan dengan menutup karung di ujung pipa sumur bor, namun kemarin oleh warga karung itu dibuka dan disulut lagi sehingga api menyala.
Sebenarnya bisa saja semburan gas itu dimanfaatkan untuk bahan bakar warga, namun karena tekanannya relatif kecil nanti saat akan digunakan gas sudah habis.
"Untuk digunakan sebagai bahan bakar rumah tangga sangat kecil, karena tekanan gas tidak begitu besar," katanya.
Gas yang timbul dari endapan fosil tersebut sudah beberapa kali terjadi di wilayah Kecamatan Butuh, Kabupaten Purworejo, karena daerah tersebut merupakan cekungan.
Ia mengatakan dari beberapa kejadian yang sama, semburan gas tersebut tidak bertahan lama dan kemudian hilang.
"Kalau ketinggian api bisa bertahan terus bisa dikaji lebih lanjut, namun baru beberapa hari saja semburan gas mulai surut, jadi percuma kalau mau dimanfaatkan karena gas akan hilang dalam jangka waktu tidak terlalu lama," katanya.
Ia menuturkan gas tersebut tidak membahayakan asal jangan terlalu dekat. Bahayanya kalau menghirup metannya bisa sesak napas.
Ia mengimbau masyarakat tidak terlalu resah, hal itu merupakan fenomena alam yang biasa terjadi di daerah cekungan.
Semburan gas tersebut muncul saat warga membuat sumur bor untuk mengairi palawija di ladang tersebut.
Sebenarnya munculnya gas tersebut sudah diketahui saat pengeboran mencapai kedalaman 12 meter keluar buih dan pengeboran dihentikan pada kedalaman 18 meter.
Saat itu, ada warga yang mencoba menyulut gas dengan korek api sehingga muncul semburan api.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Di tengah keputusasaan, tiba-tiba sesuatu menyembur dari dalam tanah
Baca SelengkapnyaLokasi kebakaran sumur minyak ilegal ini masuk dalam wilayah wilayah hukum Kepolisian Resor Langsa.
Baca SelengkapnyaKorban telah dievakuasi dari Puskesmas Jangga Baru ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Hamba Muara Bulian.
Baca SelengkapnyaAir sumur warga diduga tercemar BBM itu sudah berlangsung selama 7 tahun.
Baca SelengkapnyaKini semua jalur pendakian Gunung Sumbing ditutup hingga batas yang belum ditentukan.
Baca SelengkapnyaSumur minyak itu sebelumnya ditutup karena terjadi ledakan yang menyebabkan empat orang tewas dan empat lainnya mengalami luka bakar pada 21 Juni 2024.
Baca SelengkapnyaKasudin Gulkarmat Kota Jakarta Selatan, Syamsul Huda menyebut saat ini petugas damkar sudah datang ke lokasi untuk membantu pengamanan area sekitar.
Baca SelengkapnyaApi mulai muncul sekitar pukul 14.10 WIB, saat masuk rangkaian pekerjaan untuk membersihkan tubing produksi setelah pencabutan pompa ESP.
Baca SelengkapnyaRamai di media sosial, air di pemukiman warga diduga tercemar bensin.
Baca SelengkapnyaPolda Jambi akan terus mengawal sudah sejauh mana pemeriksaan yang dilakukan oleh Polres Batanghari.
Baca SelengkapnyaApi berkobar sejak 1 September 2023 lalu hingga kini upaya pemadaman masih dilakukan.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan video yang diterima, api tampak memerah seperti lava pijar yang mengalir dari puncak Gunung Telomoyo.
Baca Selengkapnya