Sungai Kapuas tercemar limbah, warga Piasak gatal-gatal 2 bulan
Merdeka.com - Sejumlah warga Dusun Piasak, Tayan Hilir, Kabupaten Sanggau, yang tinggal di bantaran Sungai Kapuas, tepat di bagian hilir pabrik PT Indonesia Chemical Alumina (PT ICA) mengaku sejak dua bulan terakhir terserang penyakit gatal-gatal.
Mereka menduga penyakit itu berasal dari air Sungai Kapuas yang rutin digunakan untuk mandi dan mencuci sedangkan konsumsi warga membeli air kemasan dalam galon.
"Sudah dua bulan inilah bang, kami di RT 12/05 ini kena gatal-gatal. Saya saja sekeluarga ada enam orang kena gatal-gatal ini, kasihan anak saya yang kecil ini kalau malam tidak bisa tidur garuk-garuk terus," kata Syamsudin, salah seorang warga, seperti dikutip dari Antara, Rabu (14/1).
-
Mengapa warga khawatir menggunakan air tercemar? Warga tak berani menggunakannya air karena khawatir berpengaruh terhadap kesehatan.
-
Mengapa warga Majalengka mencuci pakaian di sungai? Tak ada pilihan lain dari warga, karena ini cara tercepat agar kebutuhan mencucinya bisa terpenuhi.
-
Virus apa yang paling banyak ditemukan di pancuran? Para peneliti mencatat bahwa mikobakteriofag adalah yang paling banyak ditemukan. Virus ini menyerang mikobakteri, sejenis bakteri penyebab penyakit seperti tuberkulosis, kusta, dan infeksi paru-paru kronis tertentu.
-
Apa saja penyebab kerak kamar mandi? Kerak di kamar mandi umumnya disebabkan oleh penumpukan mineral, kelembapan, dan penggunaan produk-produk perawatan pribadi. Beberapa penyebab umum kerak adalah:Air Keras - Air dengan kandungan mineral yang tinggi, seperti kalsium dan magnesium, dapat meninggalkan residu ketika menguap dan menyebabkan penumpukan kerak mineral di permukaan kamar mandi. Sabun dan Produk Perawatan Pribadi - Beberapa produk mandi, sabun, sampo, dan pembersih tubuh mengandung bahan kimia dan minyak yang dapat meninggalkan residu pada permukaan kamar mandi.Kelembapan Tinggi - Kamar mandi seringkali memiliki kelembaban tinggi karena penggunaan air mandi dan kegiatan lainnya. Kelembaban yang tinggi dapat memicu pertumbuhan jamur dan bakteri, serta menyebabkan kerak pada dinding dan lantai. Pengendapan Air - Tetesan air yang mengandung mineral dapat menguap dan meninggalkan jejak kerak ketika terjadi pengendapan. Ini sering terjadi pada area yang basah dan jarang dibersihkan.Kurangnya Ventilasi - Kamar mandi yang kurang memiliki ventilasi yang baik tidak dapat mengeluarkan uap air dengan efisien. Hal ini dapat menyebabkan penumpukan kelembaban yang mendukung pertumbuhan kerak. Tingginya Kandungan Zat Besi - Air dengan kandungan zat besi yang tinggi dapat menyebabkan munculnya bercak-bercak oranye atau cokelat pada permukaan kamar mandi.Kondisi Geografis - Di beberapa daerah, kondisi geografis dan sumber air tanah dapat memengaruhi tingkat kekerasan air, yang kemudian berkontribusi pada pembentukan kerak.Ketidakseimbangan pH - Ketidakseimbangan pH air dapat memengaruhi kemampuan air untuk melarutkan mineral. Air dengan pH yang tinggi atau rendah dapat meninggalkan residu mineral di permukaan kamar mandi.
-
Bagaimana cara warga Majalengka mencuci pakaian di sungai? Terpantau di lokasi, sejumlah ibu rumah tangga bergantian mencuci pakaian keluarga mereka karena air di rumahnya sudah tidak bisa mengalir.
-
Apa saja akibat kekurangan air bersih? Sehingga berpotensi menimbulkan penyakit kulit, infeksi pencernaan, dan lainnya.
Menurut Syamsudin, dia dan keluarga hampir dua kali seminggu berobat ke mantri kesehatan di Pulau Tayan. "Saya sekeluarga ini, rata-rata seminggu dua kali ke mantri Ilham, bang. Anak saya yang SMA itu, pernah saya kasih obat gatal sampai tiga butir, kalau tidak demikian besoknya tak bisa sekolah," papar dia.
Ditambahkan Syamsudin, penyakit gatal-gatal ini menyerang bagian tubuh warga yang sering terkena air.
Warga lain, Siman menambahkan, istrinya pun sempat terkena gatal-gatal kala menggunakan air Sungai Kapuas. Namun, sekarang ini dia sudah menggunakan air Sungai Piasak atau anak Sungai Kapuas.
"Sekarang kami menyedot air Sungai Piasak. Sebelumnya, kami menggunakan air Sungai Kapuas, istri saya pun terkena gatal-gatal," ungkap dia.
Tokoh setempat, Endang Supriyatna mengungkapkan, warga setempat menyedot air Sungai Kapuas ketika malam hari, karena listrik baru nyala ketika malam. Ia sempat mengaitkan limbah PT ICA yang tumpah malam hari.
"Kita tidak menuduh, kami kan nyedot air malam hari, karena listrik baru nyala malam. Nah, kalau kita cermati, limbah PT ICA itu meluap juga malam hari," ungkapnya.
Menurut Endang, sebelum perusahaan tersebut beroperasional tidak ada warga yang gatal-gatal. Penyebabnya bisa saja, ketika proses bongkar-muat ada bahan kimia yang tumpah ke Sungai Kapuas atau apa. "Jadi banyak faktor lah penyebab warga ini gatal-gatal. Tapi setelah PT ICA ini beroperasional, baru ada warga kena gatal-gatal ini," ujar Endang.
Ditambahkan, sudah lama warga setempat meminta sarana air bersih. Namun, hingga sekarang belum juga terealisasi. "Dari dulu dibicarakan untuk pengadaan sarana air bersih itu. Tapi sampai sekarang, mana ada realisasi dari perusahaan," ungkap dia.
Terpisah Kepala Desa Pedalaman, Sunarto menuturkan, kompensasi lima galon air untuk warga tetap diberikan hingga perusahaan mengeluarkan rilis terkait dengan kondisi air buangan limbah mereka.
"Selasa, ada perwakilan perusahaan ke kantor. Saya bisa membantu menjelaskan ke warga, terkait dengan hasil penelitian tim dari Untan. Tapi saya minta rilisnya, ada bahan saya untuk membuat pengumuman atau pemberitahuan kepada warga. Karena rilis itu sampai sekarang tidak ada, maka kompensasi air galon itu harus jalan dulu," ungkap dia.
Selain itu kata Narto, pihak perusahaan juga berencana mendatangkan tenaga kesehatan berupa dokter-dokter yang berada di beberapa Puskesmas, untuk pemeriksaan kesehatan warga.
"Saya mintanya dokter spesialis penyakit kulit dan bukan dokter umum. Kan warga banyak keluhan terkena penyakit kulit," beber Narto. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Air berubah warna dan bau menyengat. Kondisi ini membuat banyak ikan mati dan warga mengalami penyakit gatal.
Baca SelengkapnyaBendungan ini menjadi tumpuan utama warga Jatisari dan sekitarnya. Sehari-hari, air dimanfaatkan untuk keperluan mandi, mencuci bahkan memasak
Baca SelengkapnyaRatusan warga Kabupaten Bogor terdampak kekeringan
Baca SelengkapnyaKrisis air bersih menyebabkan warga Desa Karangasih kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti memasak, mandi, hingga mencuci baju.
Baca SelengkapnyaKondisi ini sudah dialami warga selama sebulan terakhir.
Baca SelengkapnyaSumur-sumur milik warga Desa Pabuaran mulai mengalami kekeringan. Warga pun terpaksa memanfaatkan aliran kali untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Baca SelengkapnyaFakta di Balik Tercemarnya Sungai Bengawan Solo, Bencana Rutin Tiap Tahun.
Baca SelengkapnyaSudah dua bulan, ratusan kepala keluarga di wilayah Desa Sukagalih, Jonggol mengalami krisis air bersih.
Baca SelengkapnyaPemerintah diminta tegas terhadap pabrik yang mencemari Sungai Cileungsi.
Baca SelengkapnyaKondisi kali Ciliwung di musim kemarau saat ini sedang surut dan menghitam dengan banyak tumpukan sampah.
Baca SelengkapnyaSetiap harinya puluhan ibu-ibu di Kecamatan Cikulur, harus berjalan berkilo-kilo meter untuk mendapatkan sumber air.
Baca SelengkapnyaWarga Desa Sumberkare terpaksa menggunakan air sungai untuk berbagai kebutuhan.
Baca Selengkapnya