Supardi si pemakan hati ibunya jalani tes kejiwaan
Merdeka.com - Polisi masih terus menyelidiki kasus pembunuhan ibu kandung oleh anaknya di Karangploso 14, Bangkingan Wetan, Surabaya, Jawa Timur yang terjadi Selasa kemarin (14/5). Sore ini, tersangka Supardi menjalani psikotes di RS Bhayangkara Polda Jawa Timur.
Sekitar pukul 16.15 WIB, Rabu (15/5), pria 26 tahun itu datang ke Mapolda Jawa Timur bersama petugas dari Polrestabes Surabaya. Tersangka langsung dibawa menuju ruang Poli Psikiatri dr Roni Subagyo.
Belum ada keterangan resmi soal pemeriksaan tersangka. Hanya saja, menurut Kanit Resmob Polrestabes Surabaya, AKP Agung Pribadi, pihaknya merasa ada keanehan dalam diri tersangka. Sebab, selain memenggal kepala ibunya sendiri, tersangka juga mengambil dan memakan hati ibunya.
-
Di mana pembunuhan keluarga itu terjadi? Arkeolog menemukan situs pemakaman massal ini di Desa Koszyce, Polandia. Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada sampel DNA kerangka tersebut mengungkap sebuah keluarga besar tewas secara brutal di lokasi ini.
-
Dimana kejadian pembunuhan terjadi? Tindak penganiayaan itu terjadi di tepi Jalan Talang Sekuang Desa Muara Panco Timur, Kecamatan Renah Pembarap, Kabupaten Merangin, Jambi, Jumat (15/12) sekitar pukul 10.30 WIB.
-
Di mana kejadian pembunuhan terjadi? Warga Taroada, Kecamatan Turikale, Kabupaten Maros Sulawesi Selatan digegerkan dengan penemuan mayat bapak dan anak dalam kondisi bersimbah darah, Kamis (6/12).
-
Bagaimana cara ibu korban membunuh kedua anaknya? Luka-luka yang ditemukan menunjukkan kekerasan yang ekstrem. MB ditemukan dengan delapan luka bacok di tubuhnya, sementara BN mengalami enam luka bacok.
-
Dimana pembunuhan terjadi? Polisi telah mengamankan sejumlah barang bukti dari tempat kejadian, termasuk parang yang diduga digunakan dalam pembunuhan, serta baju, sprei, dan bantal yang masih berlumuran darah.
-
Siapa yang menemukan makam ibu dan anak? Sumber: Arkeonews Makam ini ditemukan 2004 selama proyek pembangunan di daerah yang dikenal sebagai pemakaman Romawi kuno di timur kota Ovilava (kini Wels di Austria Hulu).
"Dari keterangan para tetangga korban dan tersangka, Supardi mengikuti ritual aliran sesat. Nah, kita juga akan menyelidiki apakah Supardi mengikuti aliran tertentu atau tidak. Kalaupun mengikuti, apakah aliran tersebut mengajarkan ilmu sesat atau tidak," ucap Agung.
Sementara untuk mengetahui kejiwaan tersangka, lanjut Agung, hari ini juga pihaknya memeriksakan Supardi ke psikiater RS Bhayangkara Polda Jawa Timur.
Diberitakan sebelumnya, Selasa sekitar pukul 10.00 WIB, warga Bangkingan digegerkan dengan teriakan histeris Muntholib, suami Akhiyah. "Bojoku matek nggak onok ndase (istriku meninggal tak ada kepalanya)," kata Sutadi, salah satu warga menirukan teriakan Munthalib.
Dari hasil penyelidikan polisi, Akhiyah dibunuh oleh anak ketiganya sendiri, Supardi. Tersangka tidak hanya memenggal kepala ibunya, tapi juga menyayat dada sang ibu dan mengambil serta memakan hatinya. Supardi juga menyisahkan sebagian hati Akhiyah yang ditaruhnya dalam rantang plastik.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ibu pembunuh bocah lima tahun AAMS, SNF (26) di Bekasi menjalani pemeriksaan psikologi di RS Polri Kramat Jati dua hari lalu.
Baca SelengkapnyaAyah Pegi Setiawan diminta menggambar hingga menjawab sejumlah pertanyaan
Baca SelengkapnyaPolisi mengungkapkan kondisi tersangka SNF (26), ibu muda membunuh anak kandungnya, AAMS (5) dengan 20 tusukan di perumahan elite Kota Bekasi.
Baca SelengkapnyaPolisi tidak menjelaskan secara rinci alasan penolakan ibu Pegi Setiawan diperiksa psikolog forensik.
Baca SelengkapnyaR (22), ibu pelaku tindak pidana asusila terhadap anak balitanya masih terus menjalani pemeriksaan psikologis.
Baca SelengkapnyaTerduga pelaku pun kini dibawa ke Rumah Sakit Polri, Kramat Jati.
Baca SelengkapnyaPolisi menyebut selama pemeriksaan Pegi Setiawan kerap menggaruk kepala, cenderung menghindari kontak mata dan gelisah.
Baca SelengkapnyaRa tega menghabisi nyawa ibunda yang sedang tidur jelang Magrib.
Baca SelengkapnyaTes kejiwaan itu dilakukan atas permintaan dari penyidik Polres Metro Jakarta Selatan.
Baca SelengkapnyaPemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui kondisi psikologis tersangka serta menggali motif melakukan tindakan keji tersebut.
Baca SelengkapnyaSaat diperiksa polisi, pelaku alias ibu kandung korban kerap tertawa sendiri
Baca SelengkapnyaPetugas penjagaan di Rumah Dinas (Rumdin) Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Jakarta Selatan diserang seorang pria.
Baca Selengkapnya