Surat penuh haru siswi SMP di pelosok Cilacap untuk Jokowi
Merdeka.com - Kondisi pendidikan di tanah air memang sangat memprihatinkan khususnya yang terjadi di pedesaan. Siswi SMP Miftahul Falah Gandrungmangu Cilacap kelas IX, Laela Mutmainah bercerita lokasi sekolahnya berada di pelosok desa dan jauh dari keramaian. Tiap hari ia harus menempuh perjalanan kaki sejauh 5 km dari rumahnya ke sekolah. Laela juga berkata harus melewati jalan yang becek dan berlubang.
"Harapan kami adalah semoga sekolahanku menjadi lebih maju layaknya seperti sekolahan yang berada di keramaian," tulisnya dalam sepucuk surat buat Presiden Joko Widodo dalam kegiatan menulis kreatif di sekolahnya, Sabtu (15/10).
SMP Miftahul Falah sendiri merupakan sekolah rintisan di ujung utara-barat kecamatan Gandrungmangu. Infrastruktur sekolah jauh dari kata ideal, lapangan berbagi dengan rumpun bambu. Berdekatan dengan jembatan Karanganyar yang rawan ambrol dan kerap alami banjir saat sungai yang berlokasi 5 meter dari sekolah meluap karena hujan.
-
Dimana sekolah itu berada? Peristiwa itu terjadi di Sekolah Al-Awda di Abasan al-kabira, bagian selatan Jalur Gaza dekat Khan Younis.
-
Bagaimana Jokowi membantu siswa SMK 1 Rangas? 'Tadi Pak kepala sekolah menyampaikan ke saya, 'Pak ini masih kurang. Anak-anak butuh asrama'. Karena banyak yang tinggal jauh dari sekolah sehingga harus banyak yang tersebar ngekos di sekitar sekolah,' jelasnya.'Ya nanti, entar lagi akan kita bangun asramanya. Atas permintaan kepala sekolah, ibu bupati, dan juga pak gubernur,' sambung Jokowi.
-
Kenapa SDN Margamulya II rusak? Kondisi dinding serta kayunya banyak yang mengalami pelapukan, karena tidak pernah tersentuh pembangunan sejak pertama kali didirikan pada 1993.
-
Di mana SMP Sukamenak berada? Dulunya posisi sekolah berada di atas ketinggian tebing, dan menghadap ke Jalan Raya Sumedang-Wado.
-
Dimana lokasi tanggul yang jebol? Dalam video melalui drone, tampak cukup luasnya lahan yang terkena terjangan banjir bandang tersebut. Tampak jembatan Sungai Tuntang sudah tidak tampak seutuhnya.
-
Apa yang muncul di halaman sekolah setelah gempa? Lebih dari satu sumber mata air tampak muncul dari sela-sela lantai paving.
Kondisi sekolah, masih di dalam surat Laela, sempit dan atap bocor sehingga membuatnya agak terganggu. Ia juga menulis sekolah tidak memiliki lapangan yang luas sehingga saat upacara dilakukan ala kadarnya. Ia berharap sekolahnya menjadi lebih maju layaknya sekolahan yang berada di keramaian.
"Selalu mendapat omongan yang tidak enak dari warga membuatku agak minder," tulisnya.
Siswi SMP Miftahul Falah Gandrungmangu Cilacap kelas IX, Reni Triyana juga mengungkapkan kesedihan yang sama dalam surat yang ia tulis buat Presiden Joko Widowo. Reni bercerita ia harus berjalan kurang lebih 6 km dari tempat tinggalnya di Dusun Sindeh, Desa Wringinharjo, Kecamatan Gandrungmangu ke sekolahnya. Ia juga bercerita keadaan di desanya becek apalagi saat musin penghujan tiba.
"Saya anak ke 10 dari 10 bersaudara. Kecuali hari libur, saya harus menempuh perjalanan 6 km dengan berjalan kaki dari rumah ke sekolah dan sebaliknya," curhat Reni dalam sepucuk suratnya.
Ia juga menulis harapan sekolahnya punya fasilitas yang lengkap. Reni merinci ia berharap sekolahnya memiliki lapangan, kamar mandi, kelasnya diperlebar dan punya papan tulis putih.
"Gitu aja ya. Bye," tulis Reni menutup suratnya.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Muttaqin Subroto mengatakan kegiatan menulis surat ditujukan agar siswa bisa memaknai lingkungan sekitarnya dan perasaan-perasaan mereka lewat tulis menulis. Kegiatan ini diikuti oleh 5 sekolah di wilayah Cilacap Barat mulai dari kecamatan Gangdrungmangu, Karang Pucung, Sidareja, Cipari dan Kedungreja.
"Ini bagian dari kegiatan bulan bahasa yang jatuh di bulan Oktober ini. Saya juga tak menyangka siswa banyak bercerita tentang keadaan jalanan di sebagian wilayah cilacap yang becek dan fasilitas sekolah yang apa adanya. Setidaknya kegiatan ini melatih siswa agar bersikap kritis sejak dini dan tak takut mengutarakan pendapat," ujarnya pada merdeka.com.
(mdk/rzk)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bahkan dikabarkan pernah ada warga yang meninggal dunia usai terjatuh dari atas jembatan saat menyeberangi sungai tersebut.
Baca SelengkapnyaSetiap hari anak-anak di kampung ini harus bertaruh nyawa untuk menuju sekolah menggunakan rakit, lantaran tak ada akses jembatan.
Baca SelengkapnyaSetiap hari mereka menyeberang sungai itu tanpa didampingi orang tua
Baca SelengkapnyaPerjalanan bertaruh nyawa itu terpaksa ditempuh para pelajar SD di dua desa karena akses menuju sekolah hanya melalui jembatan rusak tersebut.
Baca Selengkapnyakondisi bangunan ruang kelas sekolah Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al Ikhlas Gunung Halu, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaSebanyak 18 siswa kelas 1 di SDN 02 Desa Tanjung, Kecamatan Koto Kampar Hulu, Kabupaten Kampar, Riau belajar di ruangan bekas water closet (WC).
Baca SelengkapnyaBantuan pembangunan jembatan yang diberikan merupakan wujud nyata kepedulian BRI dalam membantu masyarakat.
Baca SelengkapnyaBegini penampakan bangunan SMA di Alor yang sangat menyedihkan dan penuh keterbatasan.
Baca SelengkapnyaKondisi masyarakat setempat masih belum sejahtera karena belum teraliri listrik dengan baik. Kondisi ini diperparah dengan jalan yang berbatu dan berlumpur.
Baca SelengkapnyaAnak-anak terpaksa digendong warga agar sepatu dan baju mereka tidak basah saat melintasi sungai Regoyo.
Baca SelengkapnyaBangunan lapuk, dindingnya terkelupas dimana-mana, atapnya bocor
Baca SelengkapnyaKarena kekurangan ruangan kelas sehingga harus digunakan bangunan yang tidak layak tersebut
Baca Selengkapnya