Survei: 46,8 Persen Pelecehan Seksual Terjadi di Transportasi Umum
Merdeka.com - Pelecehan seksual masih kerap terjadi di berbagai ruang publik. Baik di transportasi publik, maupun jalan umum, wanita masih sering menjadi korban pelecehan.
Komnas Perempuan dan Koalisi Ruang Publik Aman (KRPA) mengklaim transportasi publik di Indonesia masih sangat rentan menjadi ruang untuk terjadi pelecehan.
Hal ini tampak dari hasil survei yang dilakukan Koalisi Ruang Publik Aman (KRPA) pada 2018. Survei menemukan 3 dari 5 perempuan dan 1 dari 10 laki-laki pernah mengalami pelecehan di ruang publik.
-
Siapa yang sering jadi korban pemerasan? Siapa yang selalu jadi korban pemerasan? Sapi perah.
-
Kapan pelecehan seksual terjadi? 'Korban penyandang disabilitas sudah dewasa, keluarga mengecek korban ke rumah sakit dan ternyata betul hamil,' kata Tri di Cimahi, Selasa (3/9).
-
Siapa yang selalu jadi korban pemerasan? Siapa yang selalu jadi korban pemerasan? Jawab: Sapi perah.
-
Apa bentuk pelecehan yang dilakukan pelaku? Dia mengatakan korban sempat takut untuk mengaku hingga akhirnya pihak keluarga membawa korban ke fasilitas kesehatan untuk melakukan pengecekan.'Yang bersangkutan menyampaikan takut. Setelah itu keluarga korban mengecek ke rumah sakit dan ternyata betul korban hamil, dan diakui oleh korban bahwa ia mengalami kekerasan seksual oleh pamannya sendiri,' kata dia, seperti dilansir dari Antara.
Survei yang diikuti 62.224 responden ini juga mengungkap fakta bahwa perempuan 13 kali lebih rentan mengalami pelecehan di ruang publik dibandingkan laki-laki.
"Dari analisis data survei, KRPA menemukan sebanyak 46,80 persen responden mengaku pernah mengalami pelecehan seksual di transportasi umum, menjadikan transportasi umum (15,77 persen) sebagai lokasi kedua tertinggi terjadinya pelecehan, setelah jalanan umum (28,22 persen)," ucap Rastra, Relawan Lentera Sintas Indonesia, di Komnas Perempuan, Jakarta, Rabu (27/11).
Pelecehan Kerap Terjadi di Jam Sibuk
Di tempat yang sama, Co-director Hollaback Jakarta Anindya Restuviani, mengatakan, ruang publik yang ramai bukan berarti seseorang bisa terhindar dari pelecehan seksual. Bahkan Vivi menambahkan, pelecehan seksual yang terjadi di transportasi umum kerap terjadi di siang hari dan pada jam sibuk.
"Karena ya namanya orang jahat, ya tetap saja jahat mau dimanapun dia berada. Kadang malah banyak orang-orang yang menyalahkan korbannya dan malah melakukan victim blaming terhadap korban," ucap Vivi.
Vivi mengajak untuk para pengguna transportasi umum untuk berani menyuarakan kekerasan seksual. Selain itu, dari data survei KRPA pelecehan yang sering terjadi di transportasi umum datang dalam bentuk verbal, fisik dan non fisik.
Jenis Pelecehan Seksual
Dari hasil survei, ada sembilan belas pelecehan seksual yang kerap terjadi di transportasi umum. Mulai dari pelecehan verbal seperti siulan/suitan, suara kecupan, komentar atas tubuh, komentar seksual yang gamblang, komentar seksis, komentar rasis, main mata.
Termasuk foto secara diam-diam, diintip, diklakson, gestur vulgar, dipertontonkan masturbasi publik, diperlihatkan kelamin, didekati dengan agresif secara terus menerus diikuti/dikuntit, hingga disentuh, diraba, dan digesek dengan alat kelamin.
"Penting untuk masyarakat tahu beragam bentuk pelecehan ini agar lebih dapat mengidentifikasi sehingga kemudian dapat membantu mengintervensi ketika pelecehan terjadi," tambah Rastra.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
KemenPPPA mencatat korban kekerasan didominasi oleh anak perempuan
Baca SelengkapnyaPerempuan juga mengalami bentuk kekerasan non-kontak seperti pelecehan daring atau verbal.
Baca SelengkapnyaPaling tinggi yang dilaporkan adalah KDRT. Kemudian di posisi kedua kasus pelecehan seksual.
Baca SelengkapnyaKetua Dewan Pers, Ninik Rahayu, mengatakan, angka kekerasan seksual di masyarakat cukup tinggi berdasarkan hasil penelitian.
Baca SelengkapnyaAnak yang menjadi korban sebanyak 163 dan perempuan sebanyak 104 orang.
Baca SelengkapnyaPerekam video meyakini keduanya tidak ada ikatan keluarga atau pasangan.
Baca SelengkapnyaTingginya angka pekerja yang mengaku mendapat perlakuan tidak menyenangkan di dunia kerja, diperburuk dengan penanganan kasus yang cenderung tak maksimal.
Baca SelengkapnyaMuncul stigma di kalangan pengguna KRL terkait ganasnya gerbong khusus wanita.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan seorang perempuan yang dilecehkan di KRL melawan pelakunya, ia sampai berani menantang pelaku.
Baca SelengkapnyaAnggota DPR RI dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Luluk Nur Hamidah yang juga menjadi pembicara webinar ini meminta semua pihak meningkatkan waspada.
Baca SelengkapnyaBystander effect atau efek pengamat merupakan fenomena sosial yang jamak terjadi di sekitar.
Baca SelengkapnyaKAI Commuter berkomitmen untuk menindak tegas dan tidak mentolerir pelaku tindak kriminal dan tindak asusila.
Baca Selengkapnya