Survei Kinerja Merosot, Jokowi akan Perhatikan Kebijakan Rakyat yang Belum Ideal
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menghargai penilaian masyarakat terkait kinerjanya dalam survei Indikator Politik Indonesia. Dalam survei tersebut terlihat bahwa tingkat kepuasan kinerja Presiden Jokowi pada Mei 2020 mencapai 66,5 persen.
Meski terjadi penurunan pada dari Februari 2020 yang berada di angka 69,5 persen. Survei Indikator Politik Indonesia ini dilaksanakan pada 16-18 Mei 2020. Survei dilakukan melalui kontak telepon kepada responden.
Survei ini mengambil 1.200 responden yang terdistribusi secara acak dari seluruh Indonesia. Survei memiliki metode simple random sampling dengan margin of error sekitar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
-
Bagaimana survei ini dilakukan? Survei dilakukan di seluruh Indonesia melibatkan 1.262 responden secara nasional, dan 4.000 responden di Jawa.
-
Bagaimana cara survei dilakukan? Survei dilakukan dengan wawancara responden menggunakan telepon pada 23-24 Desember 2023.
-
Bagaimana Indikator Politik melakukan survei ini? Metode pengambilan data dilakukan melalui wawancara tatap muka kepada 1.200 sampel responden yang dipilih menggunakan multistage random sampling.
-
Bagaimana metode survei Litbang Kompas? Survei dilakukan Litbang Kompas pada 29 November hingga 4 Desember 2023 terhadap 1.364 responden yang dipilih secara acak. Metode penelitian yaitu dengan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi di Indonesia. Sementara tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error penelitian +-2,65 persen.
-
Apa yang diukur dalam survei indikator? Lembaga Survei Indikator Politik merilisi hasil survei elektabilitas pasangan calon (paslon) pada Pilpres 2024.
-
Siapa yang unggul dalam survei Pilkada Jabar? 'Ini nama nama yang muncul di kalangan elite, Dedi Mulyadi muncul dari internal Gerindra, Ilham Akbar Habibie dari Nasdem, Ridwan Kamil dari Golkar,' kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi dalam paparan surveinya pada 4 Juli 2024 lalu.
Juru Bicara Presiden M. Fadjroel Rachman menjelaskan penilaian tersebut adalah sebagai modal untuk membangun sistem yang responsif dan transparan.
"Presiden Joko Widodo sangat menghargai 66,5% kepuasan atau kepercayaan masyarakat terhadap kinerjanya," kata Fadjroel dalam pesan singkat, Senin (8/6).
Dia menjelaskan hal tersebut sebagai modal untuk meningkatkan akuntabilitas, transparansi hingga kecepatan bertindak dalam penanganan Covid-19 untuk memasuki kenormalan baru (Adaptasi Kebiasaan Baru). Mantan Gubernur DKI Jakarta kata Fadjroel juga mencatat semua perhatian dari masyarakat.
"Catatan-catatan dari masyarakat terkait kebijakan yang belum ideal menjadi perhatian sangat serius Presiden," kata Fadjroel.
Bansos Belum Distribusi dengan Baik
Fadjroel juga menjelaskan saat ini bantuan sosial belum terdistribusi dengan cepat. Sebab itu, Jokowi kata dia saat ini sedang berupaya melakukan reformasi birokrasi sejak awal periode pemerintahan.
"Kesuksesan membangun dan menguatkan sistem responsif ini juga dipengaruhi oleh partisipasi publik. Sehingga Presiden Joko Widodo mendorong partisipasi publik untuk reformasi birokrasi yang konstruktif dan berprinsip," jelas Fadjroel.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Burhanuddin Muhtadi menyampaikan bahwa bantuan sosial (bansos) berefek kepada approval rating Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaHasilnya, masyarakat menilai pemberantasan korupsi di ukuran sedang, buruk dan sangat buruk
Baca Selengkapnyamargin of error yang diterapkan sebesar ±2,9%, pada tingkat kepercayaan 95%
Baca Selengkapnya