Survei Poltracking: Rakyat kecewa kebijakan Jokowi di bidang ekonomi
Merdeka.com - Lembaga survei Poltracking Indonesia mengeluarkan hasil sigi nasional yang dilaksanakan pada 23-31 April 2015. Penelitian itu terkait kinerja Pemerintahan Jokowi-Jusuf Kala kurun enam bulan setelah dilantik menjadi presiden dan wakil presiden pada 20 Oktober 2014.
Menurut Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda evaluasi publik ini menilai tiga aspek dasar, yaitu kinerja kabinet, kinerja Presiden Joko Widodo, dan kinerja Wapres Jusuf Kalla.
"Pertama untuk kinerja kabinet, 48,5 persen publik mengaku tidak puas, 44 persen mengaku puas dan 7,5 persen mengaku tidak tahu atau tidak jawab. Kedua, terkait kinerja Presiden Jokowi, 47 persen publik mengaku puas dengan kinerja Presiden Jokowi. Ketiga, untuk kinerja Wapres Jusuf Kalla, 44,8 persen mengaku puas," terang Hanta Yudha di hotel Sofyan Betawi, Jalan Cut Meutya, Menteng, Jakarta, Minggu (19/4).
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Siapa yang mengkritik Jokowi? Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengkritik kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
-
Siapa yang mengapresiasi kebijakan Jokowi? Kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di bidang pangan dan pertanian mendapatkan apresiasi dari Dekan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Mangku Purnomo.
-
Bagaimana Jokowi ekspresikan kemarahan saat parlemen? Di kesempatan sama, Jokowi juga mengekspresikan kemarahan sambil kepalkan tangan.
-
Kenapa Jokowi sedih saat sidang parlemen? Presiden Jokowi memperlihatkan ekspresi kesedihan saat berbicara resesi dan krisis di Sidang Parlemen tahun 2021
-
Bagaimana tanggapan Jokowi soal Kabinet Prabowo? Jokowi mengaku tak memberi masukan kepada Prabowo soal penambahan kementerian. 'Kabinet yang akan datang ditanyakan dong kepada presiden terpilih. Tanyakan kepada presiden terpilih. Tanyakan pada presiden terpilih,' kata Jokowi kepada wartawan di Balai Besar Pengujian Perangkat Telekomunikasi, Depok, Jawa Barat, Selasa (7/5).
Lanjut dia, kekecewaan publik yang paling tinggi dalam kebijakan ekonomi, hukum dan keamanan yaitu masing-masing 66 persen, 55,6 persen, dan 50,7 persen. Tingginya kekecewaan publik dalam bidang ekonomi ini, disebabkan oleh melambungnya harga bahan pokok, gas, listrik, serta naik-turunnya BBM.
Sedangkan ketidakpuasan di bidang hukum disebabkan oleh praktik korupsi yang masih marak dan ketidakharmonisan antara KPK dan Polri terkait kasus Komjen Budi Gunawan. Ketidakpuasan di bidang keamanan disebabkan oleh maraknya aksi begal dan perampokan akhir-akhir ini.
Dibanding ketiga hal ini, tambah Yuda, hanya kesehatan dan pendidikan yang di atas 50 persen.
"Mayoritas publik menganggap sama saja, belum ada perbaikan. Ekonomi paling atas 66 persen disusul hukum 55 persen dan keamanan 50 persen. Hanya pendidikan dan kesehatan yang masih di atas 50 persen atau bisa dikatakan masih stabil," terang dia.
Oleh karena itu, dari survei yang dilakukan oleh lembaganya, dia berharap agar pemerintah perlu meningkatkan kinerja. Perlu adanya terobosan-terobosan kebijakan yang mengena pada rakyat.
"Kami harap agar kinerja pemerintah ke depannya lebih baik lagi. Pemerintah mesti punya letupan atau program baru yang langsung mengena kepada masyarakat," pungkas dia.
Diketahui, penelitian ini dilakukan pada tanggal 23-31 Maret 2015. Jumlah sampel 1200 responden dan margin of error kurang lebih 2,9 persen.
Sementara metode pengumpulan data dengan wawancara secara tatap muka. Wawancara dikontrol secara sistematis oleh supervisor pusat dan koordinator wilayah dengan melakukan cek ulang di lapangan (spot check) sekitar 20 persen dari total data masuk.
(mdk/efd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurut survei ini, mayoritas warga cukup puas atas kinerja Jokowi sebagai Presiden sebesar 76.2%.
Baca SelengkapnyaKepuasan publik pada sektor hukum paling rendah, dibandingkan dengan bidang politik keamanan, kesejahteraan sosial dan ekonomi.
Baca SelengkapnyaMasyarakat yang mengaku puas itu adalah karena Presiden Jokowi banyak memberikan bantuan sosial kepada rakyat kecil
Baca Selengkapnyamargin of error yang diterapkan sebesar ±2,9%, pada tingkat kepercayaan 95%
Baca SelengkapnyaHasil survei menjelaskan 76,5 persen masyarakat mengaku puas dengan kinerja Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaMeski tingkat kepuasan terhadap kinerja Jokowi cukup tinggi, ada lima kondisi masyarakat di era Jokowi yang menjadi perhatian.
Baca SelengkapnyaHasil survei Poltracking Indonesia mengungkap 17,6 persen publik tidak puas dengan kinerja Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaSurvei Litbang Kompas menunjukkan tingkat kepuasan publik terhadap pemerintahan Jokowi mencapai 75,6 persen pada Juni 2024.
Baca SelengkapnyaDalam catatan Menteri Keuangan (Menkeu) posisi utang pemerintah mencapai Rp8.353,02 triliun pada Mei 2024.
Baca SelengkapnyaKinerja pemerintah di sejumlah sektor juga tidak luput dari penilaian publik.
Baca SelengkapnyaBurhanuddin Muhtadi menyampaikan bahwa bantuan sosial (bansos) berefek kepada approval rating Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaMoeldoko menilai kepuasan kepada Presiden Jokowi karena pelayanan yang diberikan pada publik.
Baca Selengkapnya