Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Survei SMRC: 50 Persen Warga Tak Bersedia Disuntik Vaksin AstraZeneca

Survei SMRC: 50 Persen Warga Tak Bersedia Disuntik Vaksin AstraZeneca Ilustrasi Vaksin AstraZeneca/Oxford. ©Reuters

Merdeka.com - Mayoritas warga Indonesia bersedia disuntik vaksin Covid-19 AstraZeneca dari Oxford, Inggris. Hal ini berdasarkan hasil survei nasional yang dilakukan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC).

"Mayoritas warga yang mengetahui vaksin AstraZeneca-Oxford dan pernah mendengar Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan vaksin itu haram namun boleh digunakan, menyatakan bersedia menggunakan vaksin tersebut," kata Direktur Riset SMRC Deni Irvani dikutip dari siaran persnya, Senin (29/3).

Dia menyampaikan terdapat 38 persen warga secara nasional yang mengetahui vaksin AstraZeneca. Dari jumlah itu, sebanyak 55 persen responden pernah mendengar MUI menyatakan vaksin itu haram namun boleh digunakan.

"Dari yang pernah mendengar pernyataan MUI tersebut, sekitar 53 persen bersedia disuntik vaksin dengan AstraZeneca-Oxford, 34 persen tidak bersedia, dan 14 persen tidak menjawab," jelasnya.

Adapun survei berskala nasional ini dilakukan pada 23-26 Maret 2021 dengan melibatkan 1.401 responden yang dipilih secara acak. Margin of error survei diperkirakan +/-2,7 persen.

Kendati begitu, Deni mengakui minat warga untuk melakukan vaksinasi dengan AstraZeneca-Oxford ini relatif rendah yakni 53 persen. Angka ini di bawah target minimal 70 persen.

Sementara itu, survei menunjukkan bahwa mayoritas warga muslim bersedia disuntik vaksin dengan AstraZeneca, meski mengetahui bahwa MUI telah menyatakan haram. Setidaknya, ada sekitar 36 persen dari warga muslim yang tahu vaksin AstraZeneca-Oxford.

Deni menyebut sebanyak 53 persen pernah mendengar MUI menyatakan vaksin itu haram namun boleh digunakan. Dari angka itu, 52 persen bersedia disuntik vaksin dengan AstraZeneca-Oxford.

"40 persen tidak bersedia, dan 8 persen tidak menjawab," ucap Deni.

Sebelumnya, Ketua MUI Bidang Fatwa Asrorun Ni'am Sholeh menjelaskan, vaksin yang diproduksi di Korea Selatan memang hukumnya haram. Ini karena proses produksinya memanfaatkan tripsin yang berasal dari babi. Walau begitu, vaksin AstraZeneca tetap boleh digunakan dengan pertimbangan lima alasan.

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur telah menyatakan bahwa vaksin Covid-19, AstraZeneca halal dan thayyib. Dengan begitu, vaksin asal Inggris tersebut dapat disuntikkan kepada masyarakat.

"Tadi pagi juga saya bertemu dengan para Kyai sepuh, para Kyai dari MUI Jawa Timur yang menyampaikan bahwa vaksin AstraZeneca bisa digunakan, halal dan thayyib," jelas Jokowi seperti yang ditayangkan di Youtube Sekretariat Presiden, Senin (22/3).

Reporter: Lizsa EgehamSumber: Liputan6.com

(mdk/gil)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
SMRC: 75 Persen Responden Tak Suka Jokowi Bangun Politik Dinasti
SMRC: 75 Persen Responden Tak Suka Jokowi Bangun Politik Dinasti

Data-data survei opini publik digunakan dengan populasi seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum.

Baca Selengkapnya
Survei Charta Politika: 63% Masyarakat Tak Setuju Praktik Dinasti Politik
Survei Charta Politika: 63% Masyarakat Tak Setuju Praktik Dinasti Politik

Survei dilakukan pada 4-11 Januari 2024 terhadap 1.220 responden. Survei dilakukan melalui teknik wawancara tatap muka

Baca Selengkapnya
Survei Litbang Kompas: 63,7 Persen Publik Setuju Politik Dinasti Dibatasi
Survei Litbang Kompas: 63,7 Persen Publik Setuju Politik Dinasti Dibatasi

Hasil Survei Litbang Kompas menyatakan, sebanyak 63,7 persen responden menyetujui agar praktik politik dinasti dibatasi.

Baca Selengkapnya
Survei Indikator: 44,1 Persen Responden Nilai Jokowi Tak Khianati PDIP Usai Gibran Cawapres
Survei Indikator: 44,1 Persen Responden Nilai Jokowi Tak Khianati PDIP Usai Gibran Cawapres

Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau s

Baca Selengkapnya
Survei Terbaru Litbang Kompas: 60,7 % Responden Sebut Gibran Cawapres Hasil Dinasti Politik
Survei Terbaru Litbang Kompas: 60,7 % Responden Sebut Gibran Cawapres Hasil Dinasti Politik

Survei ini dilakukan secara tatap muka pada 29 November-4 Desember 2023 terhadap 1.364 responden

Baca Selengkapnya
Survei Indikator: Publik Tak Yakini Ada Arahan Jokowi terkait Golkar-PAN Dukung Prabowo
Survei Indikator: Publik Tak Yakini Ada Arahan Jokowi terkait Golkar-PAN Dukung Prabowo

survei dilakukan Indikator Politik Indonesia dalam rentang 25 Agustus – 3 September 2023, menempatkan 1.200 responden.

Baca Selengkapnya