Surya Paloh: Hapus hukuman mati hanya demi HAM itu sakit!
Merdeka.com - Hukuman mati yang dijatuhkan Pemerintah Indonesia pada sejumlah pelaku kejahatan narkoba akhir-akhir ini, menuai pro-kontra di kalangan masyarakat. Sebagian masyarakat menuding Pemerintah tak menghargai Hak Asasi Manusia (HAM).
Namun, beda halnya dengan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh. Bagi Paloh keputusan eksekusi mati itu, merupakan keputusan yang tepat. Dirinya menegaskan mendukung keputusan Pemerintah tersebut.
Bagi Paloh, justru penegakan hukuman mati bagi para penjahat zat berbahaya itu, merupakan wujud penegakan kedaulatan Indonesia.
-
Mengapa DPR RI minta pelaku dihukum berat? 'Setelah ini, saya minta polisi langsung berikan pendampingan psikologis terhadap korban serta ibu korban. Juga pastikan agar pelaku menerima hukuman berat yang setimpal. Lihat pelaku murni sebagai seorang pelaku kejahatan, bukan sebagai seorang ayah korban. Karena tidak ada ayah yang tega melakukan itu kepada anaknya,' ujar Sahroni dalam keterangan, Kamis (4/4).
-
Kenapa keluarga korban minta pelaku dipenjara? 'Kalau misal ada undang-undangnya saya minta untuk dipenjarakan saja. Biar ada efek jera. Karena itu anak telah melakukan kejadian yang sangat brutal,'
-
Apa yang dilakukan orang jahat? 'Manusia yang sibuk dengan kesalahan dan aib orang lain akan sulit untuk dapat memperbaiki dirinya.'
-
Apa tindakan Bareskrim Polri terhadap caleg narkoba? Bareskrim Polri menangkap calon anggota legislatif (Caleg) Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Tamiang berinisial S, terkait perkara tindak pidana narkoba.
-
Siapa yang dituduh pakai narkoba? Viral di media sosial yang mengeklaim Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka, tertangkap polisi karena pakai narkoba di Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara.
-
Siapa yang dituduh sebagai pelakor? Dituding Jadi Pelakor Momen tersebut bermula ketika Dinar Candy dituduh sebagai pelakor oleh Ayu Soraya, istri sah Ko Apex.
"Oh bagus sekali. NasDem mendukung untuk tetap dilaksanakan. Jelas itu kedaulatan kita, itu upaya hukum yang telah dilakukan habis. Selesai toh. Dari meminta PK, dan grasi habis, kan kita biarkan. Negara apa kita ini kalau tidak melaksanakan? Kan sakit benar itu," kata Paloh usai memberi sambutan dalam Rapat Pleno Diperbesar di kantor DPP Partai Nasdem, Jakarta, Selasa (21/1).
Lebih jauh, Paloh mengkritik sejumlah elemen yang menolak eksekusi mati dengan dalih penegakan HAM.
"Berdalih untuk kemanusiaan itu sakit lagi. Enggak runtuh negara ini. Rakyat juga enggak ada urusan gembong narkoba atau penjahat dihukum mati. Kalau bisa dieksekusi mati semuanya, secepatnya kalau upaya-upaya hukum sudah selesai. Itu NasDem," tambahnya.
Dia mengatakan, para penegak HAM di Indonesia terasa sumir lantaran tidak menyuarakan persoalaan lain yang juga membelit kehidupan rakyat.
"Ini kita upaya hukum kita persoalkan yang grasi narkoba segala macam. Tapi masalah yang lain enggak disentuh. Enggak ada penegakan HAM, kita dengar teriak ketika banyak bus hancur kecelakaan pesawat menewaskan banyak orang," pungkasnya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sumatera Utara menuntut pidana mati untuk 49 terdakwa kasus narkoba sejak Januari hingga Juli 2024.
Baca SelengkapnyaAhok lebih memilih koruptor dimiskinkan dan dihukum penjara seumur hidup
Baca SelengkapnyaJaksa berharap hukuman mati bisa membuat efek jera para pengedar narkoba
Baca SelengkapnyaBasuki Tjahaja Purnama, atau biasa disapa Ahok tak setuju jika koruptor dihukum mati. Alasannya, hukuman mati para koruptor tidak akan menyelesaikan masalah.
Baca SelengkapnyaPara hakim dinilai sudah berpengalaman, memiliki kematangan dan kearifan dalam memutuskan perkara.
Baca SelengkapnyaPakar PBB telah meminta pihak berwenang Singapura untuk menyelamatkan terdakwa penyelundupan narkoba tersebut.
Baca SelengkapnyaDia juga menginstruksikan anak buahnya untuk menembak mati pengedar narkoba sesuai mekanisme
Baca SelengkapnyaPengadilan Militer II-08 Jakarta memvonis tiga terdakwa pembunuhan Imam Masykur Praka RM, Praka HS dan Praka J seumur hidup.
Baca SelengkapnyaKepala Badan Narkotika Nasional (BNN) RI Komjen Pol Marthinus Hukom menyatakan narkotika lebih dahsyat dan berbahaya dari terorisme.
Baca SelengkapnyaAndi Rian menyebut peredaran narkoba saat ini cukup meresahkan. Kondisi itu akibat banyaknya permintaan.
Baca Selengkapnya