Susi Susanti Soal Polemik PB Djarum-KPAI: Apa yang Dieksploitasi? Ini Cari Bakat
Merdeka.com - Pemain bulu tangkis senior Indonesia, Susi Susanti mengaku prihatin atas polemik PB Djarum Foundation dengan KPAI terkait audisi pemain bulutangkis yang disebut ada unsur eksploitasi anak. Padahal audisi beasiswa yang diberikan Djarum Foundation telah melahirkan atlet-atlet berprestasi di bidang bulutangkis.
Susi mengatakan jika memang ada unsur eksploitasi, dia mempersilakan masyarakat dan para orang tua yang menilai. Banyak orang tua yang tertarik mengarahkan anak-anaknya menjadi pemain bulutangkis dengan pembinaan dari Djarum Foundation. Dia pun mempertanyakan di bagian mana ada eksploitasi anak dalam pembinaan tersebut.
"Sekarang orang tua-orang tua ini kan sangat tertarik dan berharap sekali, punya impian anak-anaknya bisa jadi seperti Kevin (Sanjaya). Lalu ada dari pihak-pihak yang sedikit keberatan ya dengan adanya audisi ini, alasannya eksploitasi. Apa yang dieksploitasi? Ini cari bakat untuk prestasi lho. Kegiatan positif lho, bukan yang jelekin negara atau mungkin ngerugiin negara, ini malah menyalurkan bakat, mencari prestasi, yang nantinya mengharumkan nama Indonesia," jelasnya dihubungi merdeka.com, Minggu (8/9).
-
Bagaimana anak-anak dikorbankan? 76 anak-anak itu dibelah dadanya dan dalam keadaan telanjang dengan pakaian berada di sampingnya. Dada mereka telah dipotong terbuka dari tulang selangka hingga ke tulang dada. Tulang rusuk mereka dipaksa terbuka, yang kemungkinan untuk mendapatkan akses ke jantung mereka.
-
Kenapa anak-anak dikorbankan? Arkeolog Ungkap 1000 Tahun Lalu Ratusan Anak Jadi Tumbal Pengorbanan untuk Dewa Hujan, Ternyata Ini Tujuannya atau dikorbankan untuk mendukung siklus pertanian jagung dan sebagai korban persembahan kepada dewa hujan oleh penduduk pada masa kejayaan Chichén Itza .
-
Mengapa anak-anak dikorbankan? Pemakaman anak-anak di gundukan ini mungkin merupakan persembahan untuk memberi energi pada ladang,' kata Prieto, seperti dikutip Live Science.
-
Siapa yang mengorbankan anak-anak? Gundukan berukuran 60 x 20 meter itu berisi 76 anak-anak dan dua orang dewasa yang dikorbankan itu berkaitan dengan peradaban Suku Chimu, peradaban yang dikenal karena karya seni dan tekstilnya dari abad ke-12 hingga abad ke 15.
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
Peraih emas pada Olimpiade Barcelona 1992 ini mengatakan, banyak bibit atlet potensial yang dibina oleh Djarum Foundation dan mereka kebanyakan berasal dari keluarga kurang mampu. Jika tak ada perhatian dari klub atau pihak swasta untuk memberikan beasiswa kepada bibit atlet potensial, maka pembinaan atlet di bidang bulutangkis cukup sulit. Sementara di satu sisi selalu dituntut untuk meraih juara.
"Kalau sekarang enggak ada perhatian dari klub-klub yang punya perhatian, memberikan beasiswa, siapa lagi? Sedangkan masyarakat tahunya badminton harus juara, target harus juara, juara SEA Games, Asian Games, juara dunia All England, lah terus pembinaannya seperti apa? Siapa yang membina?" ujarnya.
"Lalu pemerintah sendiri apakah membina dari kecil? Menjaring? Tidak," imbuhnya.
PBSI, lanjutnya, hanya menjaring dan mencari pemain yang telah juara di tingkat nasional. Karena kalau dibina sejak awal, PBSI tak memiliki anggaran. Anggaran dari pemerintah hanya turun saat ada turnamen atau event olahraga. Dana itu pun akan cari sembilan bulan sebelum event. Jika audisi dihentikan, maka akan sulit untuk mencari bibit atlet potensial.
"Sekarang untuk penjaringan bibit aja enggak boleh terus dibilang eksploitasi, terus kita mencari bibit kemana? Memangnya sim salabim langsung juara atletnya?" jelas Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI ini.
Susi mengatakan PB Djarum telah ada sejak 50 tahun lalu. Dia pun heran kenapa baru sekarang muncul tudingan eksploitasi. Padahal banyak atlet bulutangkis berprestasi yang lahir dari hasil audisi Djarum Foundation.
"Kalau gitu yah seperti Aksan, saya, Tantowi, Lilyana itu berarti hasil eksploitasi anak dong yang udah mengibarkan merah putih ya. Karena kita sendiri lahir dari audisi-audisi ini," ujarnya.
Dia pun mempersilakan masyarakat yang menilai pernyataan KPAI jika memang ada unsur negatifnya dalam audisi tersebut. Jika memang audisi disebut bentuk eksploitasi, dia pun meminta agar pemerintah jangan meminta target atau prestasi dari bidang bulutangkis.
"Jangan minta target atau prestasi juga dari bulutangkis karena membina itu bukan dalam hitungan bulan, tapi puluhan tahun. Siapa yang mau membiayai? Siapa yang punya perhatian? Lalu orang tua apakah mampu juga? Banyak sekali kan anak-anak ini lahir dari keluarga kurang mampu. Yang punya cita-cita bisa tercapai karena dukungan dari klub-klub yang punya kepedulian seperti ini. Harusnya kan kita untuk menjadikan prestasi itu harus bergandengan tangan. Pemerintah saat ini juga tidak ada dalam membina dari kecil, itu enggak ada," jelasnya.
Keberhasilan para atlet bulutangkis menorehkan prestasi di tingkat nasional maupun dunia karena ada pembinaan berkesinambungan selama puluhan tahun. Pembinaan, jelasnya, ada jangka pendek dan jangka panjang. Pembinaan jangka pendek dilakukan untuk atlet yang akan menuju Olimpiade. Sementara pembinaan jangka panjang dimulai dari audisi tersebut.
"Ini seperti mata rantai. Kalau enggak ada pembinaan ya tidak ada bakat, tidak ada prestasi. Jadi berkesinambungan," ujarnya.
Jika Djarum Foundation menghentikan audisi karena polemik ini, maka bisa hilang generasi atlet bulutangkis berprestasi. Kehilangan satu generasi bisa berlangsung 10 sampai 20 tahun.
"Kalau sekarang dimatiin lagi di bawahnya ya bulutangkis kan satu-satunya olahraga prestasi dunia yang kibarkan merah putih. Sekarang dari bawah mau di-cut, enggak boleh ya udah mau jadi apa?" kata dia.
"Ini kegiatan positif atau negatif? Atau mau yang kayak ikutan demo aja, kemarin demo-demo, geng motor. Apakah itu positif? Ini membanggakan Indonesia lho. Bukan bikin jelek negara lho. Jadi sebagai insan bulutangkis, sebagai Kabid Pembinaan dan Prestasi saya prihatin. Harus dilihat dong ini positif atau negatif untuk Indonesia," tutupnya.
Jangan Lewatkan:
Ikuti Polling Adakah Unsur Eksploitasi Anak dalam Audisi Bulutangkis PB Djarum? Klik disini
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
24 indikator KLA antara lain tentang eksploitasi anak, termasuk cara menurunkan atau menanggulangi situasi pekerja anak.
Baca SelengkapnyaKPAI mencatat terdapat 15 pelanggaran hak anak pada pemilu-pemilu sebelum 2024.
Baca Selengkapnya4 Anak asal Sumsel diperbudak jadi pekerja seks komersial (PSK) dan dipaksa melayani tamu 10 sampai 20 orang per hari.
Baca SelengkapnyaAda indikasi mobilisasi anak-anak sekolah ini dilakukan pada sore hari di batas waktu pelarangan demo dengan pola yang mirip.
Baca SelengkapnyaBisnis konten 'Video Gay Kids' yang dibongkar Polda Metro Jaya menjadi bukti rentannya anak-anak Indonesia menjadi korban eksploitasi pornografi.
Baca SelengkapnyaHasil jualan anak jalanan itu masuk ke kantong si raja tega.
Baca SelengkapnyaPolisi menangkap lima tersangka kasus prostitusi di Kabupaten Aceh Utara. Mereka yang ditangkap yakni muncikari, penyedia tempat, dan tiga pria hidung belang.
Baca SelengkapnyaSosoknya menginspirasi karena mampu merangkul anak-anak untuk mengasah bakat dan melihat peluang.
Baca SelengkapnyaSambil menahan tangis, Aya menjelaskan anak didiknya putus sekolah dan memilih menjadi kenek sopir truk.
Baca SelengkapnyaKPAI sentil tim kampanye Capres yang melibatkan anak dalam kegiatan politik
Baca Selengkapnya