Syafii Maarif Nilai Puisi Munajat Neno Warisman Sadis dan Biadab
Merdeka.com - Mantan Ketum PP Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif mengatakan, pihak yang sengaja melontarkan ujaran kebencian hingga fitnah hanya untuk membela salah satu tokoh politik adalah hal tidak terpuji.
"Yang masif adalah jalan kebencian fitnah dan itu menyeret Tuhan. Masa Tuhan dibawa pemilu. Kan itu tidak benar, tapi itu terjadi," kata Buya Syafii di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (28/2).
Budayawan itu mencontohkan kasus Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Neno Warisman pada acara Munajat 212. Ia menilai pembacaan puisi yang dilakukan adalah tindakan sadis dan bodoh.
-
Siapa yang diduga menghina Prabowo? Media sosial digemparkan dengan akun bernama Fufufafa yang diduga milik Gibran Rakabuming Raka, dan disebut-sebut menghina Presiden Terpilih Prabowo Subianto dan anaknya beberapa tahun yang lalu.
-
Siapa yang bisa dianggap menyinggung? Apa yang dianggap 'bahasa yang tidak pantas' oleh seorang kolega bisa jadi tampak tidak berbahaya bagi kolega lain, kata Brandon Smith, seorang terapis dan pelatih karier yang dikenal sebagai The Workplace Therapist.
-
Siapa yang pantas disindir? Mantan yang berusaha balikan adalah seperti burung gagak yang datang hanya untuk menganggu kehidupan.
-
Siapa yang dihujat oleh netizen? Anak Sarwendah, Betrand Putra Onsu, merasa sedih mengetahui bahwa ibunya sedang dihujat di media sosial oleh netizen.
-
Siapa yang cocok disindir dengan kata-kata? Jika Ia tak kunjung memperbaiki diri, maka bicaralah dengannya baik-baik bahwa kamu tak nyaman dengan sikapnya yang belagu.
-
Siapa yang mengkritik Jokowi? Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengkritik kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Apalagi pakai puisi yang sebut kalau kalah, Tuhan tidak ada yang sembah. Menurut saya itu (pembacaan) puisi yang sadis, bodoh sekali dan biadab," katanya
Menurutnya, Pilpres atau Pemilu adalah hal bisa yang tidak perlu saling menghujat. "Padahal pemilu biasa saja. Kalau kita tidak suka lima tahun bisa ganti," katanya
Selain itu, dia menilai politisi saat ini tidak ada yang bercita-cita menjadi negarawan.
"Yang parah kontestasi politik yang tidak sehat. Politisi kita ini sebagian besar tidak mau naik kelas jadi negarawan," katanya
Buya juga menyindir banyaknya politisi yang rabun ayam alias tidak memperhatikan nasib rakyat kecil yang jauh dari jangkauan.
"Kita benar prihatin, banyak politisi rabun ayam, (lihat) yang internal saja, yang jauh tidak kelihatan. Seperti nasib bangsa kurang terpikirkan," tandasnya.
Reporter: Delvira Hutabarat
Sumber: Liputan6.com (mdk/bal)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Butet dinilai menghina Presiden Jokowi saat membacakan pantun di kampanye Ganjar Pranowo.
Baca SelengkapnyaSBY mengatakan seluruh kader Demokrat wajib bersyukur dikhianati NasDem dan Anies.
Baca SelengkapnyaKetua Umum Ormas Betawi Bangkit, David Darmawan mengatakan telah mengadukan Suswono ke Polda Metro Jaya.
Baca SelengkapnyaBelakangan, muncul isu Muktamar Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tandingan.
Baca SelengkapnyaButet dilaporkan relawan Jokowi ke Polda DIY pada Selasa (30/1).
Baca SelengkapnyaKetua Umum Dewan Adat Bamus Betawi, Muhammad Rifqi atau akrab disapa Ek Pitung, merespons polemik Suswono soal janda kaya nikahi pemuda pengangguran.
Baca SelengkapnyaDia melihat, tidak ada pelanggaran hukum yang dilakukan Suswono terkait ucapan tersebut.
Baca SelengkapnyaFuad menjelaskan, Nusron Wahid telah menarasikan secara ekstrem Kiai Munif sebagai Ketua Dewan Syuro bertemu dengan kandidat dari paslon lain untuk Pilpres.
Baca SelengkapnyaMenurut Rahmat, ucapan dan tindakan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu tidak layak. Karena menjadikan tahiyatul akhir dalam salat sebagai candaan.
Baca SelengkapnyaGus Falah malah menilai yang dilakukan Nusron justru cenderung bermuatan dendam pribadi.
Baca SelengkapnyaPernyataan Rocky Gerung, kata Hasto, sangat tidak dipantas diucapkan. Sehingga wajar direspons oleh kader PDIP.
Baca SelengkapnyaKetum MUI Kiai Haji Anwar Iskandar meminta calon Presiden dan Wakil Presiden hingga pimpinan partai politik hati-hati dalam bercanda soal agama.
Baca Selengkapnya