Tabung Oksigen Diisi Angin Kompresor, Polda Jatim Sebut Tidak Sesuai Standar Medis
Merdeka.com - Heboh kasus tabung berisi oksigen palsu yang beredar di Tulungagung, membuat polisi bergerak cepat melakukan penyelidikan. Hasilnya, polisi menemukan tabung yang diisi angin kompresor dengan kadar oksigen dibawah standar.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jatim Komisaris Besar Polisi Gatot Repli Handoko mengatakan, pihaknya melalui Satuan Tugas Penegakan Hukum Aman Nusa II Kepolisian Daerah Jawa Timur dan Polres Tulungagung telah menguji kandungan isi tabung oksigen yang disebut-sebut palsu itu.
Hasilnya, tabung tersebut diketahui memang berisi oksigen namun kadarnya hanya 22,68 persen. Sedangkan oksigen untuk keperluan medis kadarnya harus 99,5 persen.
-
Bagaimana modus dugaan korupsi gas air mata? 'Dugaan persekongkolan tender yang mengarah kepada merk tertentu. Itu satu hal,' ucap Agus juga mendesak agar KPK mengusut dugaan kasus korupsi pada pelontar gas air mata tersebut.
-
Apa yang ditemukan di TKP? Bukannya membawa korban ke Rumah Sakit, pelaku malah meninggalkannya di ruko TKP ditemukan jasad RN tewas bersimbah darah.
-
Bagaimana polisi menemukan Airpods palsu? Operasi ini melibatkan berbagai unit kepolisian yang menangani kejahatan di Mayo, Roscommon, dan Longford.
-
Siapa yang diduga korupsi timah? Dirumorkan bahwa Harvey telah merugikan negara hingga Rp 271 triliun karena dugaan korupsi di sektor timah.
-
Apa yang dilakukan polisi tersebut? Penyidik menetapkan Bripka ED, pengemudi mobil Toyota Alphard putih yang viral, sebagai tersangka karena melakukan pengancaman dengan pisau terhadap warga.
"Kami tegaskan di sini bahwa oksigen yang viral di Tulungagung itu oksigennya asli, hanya kadarnya yang kurang," katanya, Jumat (23/7).
Hal senada disampaikan oleh Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Jatim Kombes Pol Farman. Ia menjelaskan, pihaknya telah melakukan penyelidikan atas kabar yang sempat menghebohkan daerah Tulungagung itu. Tim Satgas Gakkum yang dipimpinnya bersama dengan Polres Tulungagung, sudah melakukan pengujian terhadap sampel atau contoh oksigen dalam tabung yang sempat dipermasalahkan tersebut.
"Setelah dilakukan pengujian, ditemukan adanya perbedaan kadar oksigen. Pada tabung yang dipersoalkan kadarnya hanya 22,68 persen. Sedangkan oksigen untuk keperluan medis kadarnya harus 99,5 persen," tukasnya.
Ia menambahkan, saat itu munculnya persoalan berawal dari oksigen yang dipakai peternak ikan Koi Tulungagung. Ikan-ikan para peternak yang diberi oksigen itu, rupanya justru mati. Saat ditelusuri, oksigen itu rupanya berasal dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan.
BPBD memproduksi oksigen dari mesin kompresor yang biasa dipakai untuk kepentingan penyelaman. Pada tanggal 17 Juli itu, BPBD mengisi oksigen ke dalam 32 tabung ukuran 1 meter kubik dan enam tabung ukuran 6 meter kubik.
"Setelah itu BPBD tidak melakukan pengisian lagi karena kompresornya rusak," ujar Farman.
Satu tabung di antaranya yang berukuran 6 meter kubik dibawa pembudidaya bibit gurami asal Tulungagung berinisial MR. Dari dia, peternak ikan Koi lantas meminta oksigen yang diisikan ke tabung ukuran 1 meter kubik.
"Karena kadar oksigennya kurang dari standar, maka ikannya kemudian cepat mati," tandas Farman.
Pemberian oksigen-oksigen tersebut pun, tidak dilakukan dengan akad jual beli. Sehingga, dalam kasus ini polisi tidak menemukan adanya tindak pidana baik itu pemalsuan maupun penipuan.
"Karena saat ini kan sedang darurat oksigen, dan BPBD sempat memproduksi itu untuk penyelaman bukan medis. Jadi di sini kita belum temukan mens rea (niat jahat) nya. Oksigennya juga tidak diperjualbelikan," tambahnya.
Dalam kasus ini, ia menyebut semua pihak yang telah dimintai keterangannya masih berstatus saksi.
Sebelumnya, kehebohan oksigen yang disebut-sebut palsu ini bermula dari informasi yang disampaikan kelompok peternak ikan Koi dalam kemasan plastik di Tulungagung. Beberapa ekor ikan Koi yang ada di dalam plastik yang hendak dikirim mati setelah diisi oksigen. Dari situlah tersiar kabar adanya peredaran oksigen palsu. Namun polisi menegaskan bahwa oksigennya asli, cuma kadarnya yang jauh kurang dari standar.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pengacara menduga ada kelalaian yang dilakukan petugas jaga saat itu.
Baca SelengkapnyaLedakan diduga bersumber dari sisa temuan bahan ledakan yang akan dimusnahkan.
Baca SelengkapnyaKonsumen berhak menimbang tabung gas di tempat pembelian jika ragu takarannya berkurang.
Baca SelengkapnyaTabung yang sudah berkarat harus segera dibersihkan dan diperbaiki, sehingga, apabila tabungnya ditimbang maka berat kotornya (bruto) sebesar 5 kilogram.
Baca SelengkapnyaPetugas di lapangan masih fokus terhadap penanganan para korban serta warga terdampak.
Baca SelengkapnyaGudang Produksi BBM Oplosan di UKU Digerebek Polisi, Pelaku Bikin Bensin Pakai Zat Pewarna
Baca SelengkapnyaLedakan diduga berasal dari sisa-sisa temuan bahan peledak yang akan dimusnahkan atau didisposal.
Baca SelengkapnyaSebanyak 18 orang menjadi korban di mana 12 di antaranya meninggal dunia setelah sempat dirawat karena luka bakar serius.
Baca SelengkapnyaHal ini menjawab kekhawatiran masyarakat terkait kasus BBM tercampur air di wilayah Bekasi beberapa waktu lalu.
Baca SelengkapnyaUsaha pengoplosan bahan bakar minyak (BBM) dari sumur ilegal tak habis-habisnya di Sumatera Selatan. Teranyar, satu lokasi diungkap dan ditutup di Ogan Ilir.
Baca SelengkapnyaPertamina bersama aparat penegak hukum akan terus bersinergi mengungkap dan menindak upaya penyalahgunaan BBM bersubsidi.
Baca SelengkapnyaWayan Setiawan telah menyampaikan alasannya membuat video tersebut
Baca Selengkapnya